Jambu air kancing. Tanaman ini saya beli setahun yang lalu di pameran flona di Jakarta seharga Rp 20.000. Lucunya, saya melihat pohon ini waktu kami hendak pulang. Saya tak sengaja melihatnya, diletakkan sendirian. Antara ingin mengambil dan ragu. Namun setelah kami sampai di luar, saya memutuskan kembali ke tempat pohon jambu air ini berada. Sepertinya ada magnet yang cukup kuat pada pohon ini, karena sebenarnya sepanjang jalan ke arah ke luar area pameran, saya terbayang-bayang terus pada tanaman imut yang penyendiri itu.
Sampai di rumah, saya memilih pot yang cukup besar untuk menempatkan pohon jambu air. Berbulan-bulan kemudian pohon jambu air belum juga memunculkan bunganya. Padahal waktu itu si mas penjual bilang, tanaman ini termasuk yang berbuah cepat, kira-kira 6 – 8 bulan. Delapan bulan lewat tapi si pohon jambu air belum menampakkan bunganya. Sempat putus asa juga, dan memasrahkan diri bahwa tanaman buah kali ini akan mengalami nasib yang tidak jauh berbeda dengan saudaranya yang lain.
Selang beberapa bulan, saya ngobrol sama mas-mas yang ada di trubus. Beliau menyarankan mengganti pot dengan drum, memberi tanah dan pupuk. Aku ikuti sarannya. Bulan berganti bulan (hehe, lebay dot com), tiba-tiba kurang lebih satu bulan yang lalu, pandangan saya tertumbuk pada sesuatu. Mulanya sih tak percaya, karena pernah terjadi saya sudah terlanjur berteriak kegirangan, mengira pohon jambu air keluar calon buah tapi ternyata itu biji dari tanaman bunga lain yang kebetulan letaknya tidak berjauhan.
Namun, rasanya kali ini saya tak salah melihat, apalagi tak ada tanaman lain di sekitarnya. Rasanya ada yang meluap-luap dari dalam dada. Tahu kah? Ternyata pohon jambu saya bahkan sudah berbunga. Hoho, kemana saja saya selama ini? Padahal yang mengurusi tanaman ya saya sendiri juga. Senang bukan buatan tentu. Langsung memamerkan ke semua orang di rumah kalau pohon jambu air berbunga :P.
Bisa dimaklumi, karena ini pengalaman pertama mengurusi tanaman buah dalam pot dan berbuah, setelah sekian tahun menanam berbagai pohon buah dan nggak ada yang berhasil. Disusul kemudian pohon delima, yang saya tanam di pot plastik besar, yang juga berbuah.
Pekerjaan rumah yang sangat sulit, bagaimana caranya agar pohon mangga dan jambu air (dari varietas yang berbeda dengan yang saya ceritakan di atas tadi) bisa berbuah. Pohon jambu air yang ini malah sudah bertahun-tahun dan masih juga belum menampakkan hasil apa-apa. Dan pohon mangga, yang ini belum lama saya beli, pohonnya juga masih kecil dan di dalam pot plastik. Saya harus memindahkan ke drum agar pohon mangga ini bisa tumbuh dan berkembang dengan baik. Masalahnya, saya nggak punya area untuk meletakkan drum untuk menyimpan pohon mangga ini. Di balkon udah ada 2 pot besar yang isinya delima dan jambu air. Nggak mungkin menaruh drum ketiga dan keempat. Khawatir juga membayangkan ada empat drum besar di balkon depan kamar. Bisa dipendeliin Bapak nanti. Dua drum saja sudah membuat Beliau meng-khawatirkan rumah roboh apalagi empat.
kadang saking kita disibukkannya dengan kegiatan kita, sampai-sampai yang terdekatpun seperti pohon peliharaan kita bisa terlewat.. :p hehehe..
whooo ternyata perdana pohon harganya cuma Rp.20.000! Tau gitu wkt lihat tukang yg jualan ‘pohon’ kecil aku nekat beli *nyesel mode on* thanks infonya. Keren tuh jambu airnya udah bisa di nikmati, tak sangkain kudu nunggu bertahun2 dulu..
@Majalah Masjid Kita: begitulah ๐
@Iin: Pohonnya nggak kecil banget sih, tapi memang daunnya rimbun. Mungkin karena jambu kancing ya jadi nggak harus nunggu tahunan berbuahnya. Buah dan pohonnya kecil tapi rasanya manis loh ๐