Category Archives: Uncategorized

Bolu Jadul

Satu hal yang aku nggak percaya diri banget itu adalah urusan masak-memasak. Entah kenapa aktivitas satu ini bikin putus asa deh. Tapi, namanya kan perempuan ya tetap harus bisa masak donk. Masak aja yang sederhana, soal rasa jangan dibandingkan lah ya. Biasanya menu masakanku nggak bergeser dari sop, rawon, pindang bandeng, soto ayam. Semua bumbu racikan sendiri eh kecuali rawon :), susah itu. Nah, sejak awal pandemi covid aku terpaksa belajar masak. Pertama, karena WFH, jadi nggak makan di luar tentu. Kedua, mau beli makanan takut. Prokesnya banyak dan ribet. Lalu, berkenalanlah daku dengan aplikasi cookpad. Thanks cookpad. Ini aplikasi yang benar-benar membantu buat orang yang nggak bisa masak seperti diriku ini.

Awalnya, masak menu masakan sehari-hari. Lumayanlah lebih bisa variasi lauknya dibanding dahulu. Eh, kok lama-lama enak juga ya bisa bikin lauk macam-macam. Tapi, tetap cari yang simple donk ya :). Terus, lihat kue. Hmm, pengin sih bisa bikin kue. Antara ragu dan penasaran. Karena bikin lauk udah mulai bisa, tentunya bikin kue merupakan tantangan yang menggoda.

Lihat-lihat resep kue di cookpad, yang nggak pakai mixer dan oven. Kenapa? Ya karena nggak punya … wkwkwkw. Keterlaluan nggak sih, udah setua ini dua alat masak yang umum dipunyai keluarga malah nggak ada. Lalu, mulai mencoba. Dan, karena daku tipikalnya praktis dan suka yang alami, maka cari resepnya tentu yang alami, cepat, dan nggak ribet. Lumayan bisa bikin bubur sumsum :). Bikin bolu kukus tapi gagal :(. Lihat resep kue enak-anak tapi kok banyak yang pakai oven ya? Wkwkwk. Kemudian niatlah berburu mencari oven. Oven yang dipilih tentu aja yang cara pakainya juga mudah (nggak mau susah banget deh kalau urusan masak. Soalnya yang mudah aja persentase gagalnya gede. Entah gagal kue nya atau gagal nggak jadi bikin kue).

Alhamdulillah, akhirnya punya oven. Kembali lagi deh serius searching resep kue yang simple. Beli bahan-bahan. Hehehe, siap banget, kan? Dan, inilah kue bolu pertama yang aku bikin dan takjubnya langsung berhasil. Wow, nggak sih? ;-). Resepnya ada di cookpad. Nama resepnya tepung almond.

Bahan: telur, tepung almond, gula, almond slice. Caranya, telur dan gula dikocok. Setelah halus, tambahkan tepung almond. Kemudian adonan diaduk. Dan tuang ke dalam cetakan dan siap dimasukkan ke dalam oven.

Dan, sungguh, rasanya baru pertama kali aku merasa takjub dan merhatiin si oven untuk melihat adonan itu perlahan-lahan mengembang. Mungkin lebay tapi buat seseorang yang nggak pernah bikin kue pakai oven, ini rasanya sesuatu yang wow banget. Jadi nggak sabar, apakah rasanya sepadan dengan tampilannya? 🙂

Penasaran sama rasanya? Ternyata, enakk beneran.

Ini penampakan bolu tepung almond

Kemudian, aku mengambil kesimpulan seenaknya, bikin kue mudah ya? Dan ternyata itu salah besar. Karena kue bolu berikutnya yang aku bikin seringkali bantet dan akhirnya terbuang. Sungguh menyebalkan. Sampai akhirnya, aku tau bahwa ternyata proses mengocok telur dan gula itu ada caranya.

Jadi, karena kue yang aku bikin memang nggak pakai segala yang namanya pengembang, maka kocokan telur dan gula itu harus sampai kaku. Terus, setelah ditambahkan tepung diaduk biasa aja nggak perlu menggunakan mixer. Oya, lupa, sebelum bikin adonan oven dipanaskan dulu kurang lebih 10 menit. Setelah adonan halus, tuang ke cetakan.

Setelah berhasil bikin bolu tepung almond, aku coba ganti tepungnya pakai tepung beras. Dan kasi topping macam-macam. Kadang almond. Ada kalanya kurma, kayu manis, atau kacang, atau sering juga polos aja. Apapun toppingnya rasanya tetap enak kok. Bisa buat camilan di kala lapar mendera :).

Kalau ini tampilan bolu tepung beras

Setelah sekian kali kegagalan, bahkan sekarang pun adakalanya gagal karena iseng campur2 bahan.. hehe. Tapi, secara keseluruhan bolehlah dibilang kalau aku bisa bikin kue loh … wkwkwk 😀

Musik Klasik

Dikutip dari Wikipedia, musik klasik merupakan istilah luas yang biasanya mengarah pada musik yang dibuat di atau berakar dari tradisi kesenian Barat, musik kristiani, dan musik orkestra, mencakup periode dari sekitar abad ke-9 hingga abad ke-21.

Musik klasik Eropa dibedakan dari bentuk musik non-Eropa dan musik populer terutama oleh sistem notasi musiknya, yang sudah digunakan sejak sekitar abad ke-16. Notasi musik barat digunakan oleh komponis untuk memberi petunjuk kepada pembawa musik mengenai tinggi nada, kecepatan, metrum, ritme individual, dan pembawaan tepat suatu karya musik. Hal ini membatasi adanya praktik-praktik seperti improvisasi dan ornamentasi ad libitum yang sering didengar pada musik non-Eropa (bandingkan dengan musik klasik India dan musik tradisional Jepang) maupun musik populer.

Saya seringnya mendengarkan musik klasik ketika sedang menulis. Entah kenapa ya tapi enak aja. Rasanya tulisan dan ide berlarian dan mengalir lancar mengikuti setiap irama dari musik tersebut.

Selain ketika menulis, mendengarkan musik klasik adalah cara saya menenangkan hati. Musik ini memang paling pas buat penyendiri seperti saya. Tutup pintu kamar, pilih Beethevon, Vivaldi, Bach atau Mozart. Pasang yang kencang (lebih asyik kalau ruangannya kedap suara, jadi nggak khawatir bikin bising tetangga), dan biarkan tubuh kita mengikuti alunan musik klasik yang kadang lembut, melambat, cepat kemudian menghentak, bergantian, berirama dan membuat tubuh dan pikiran kita melayang ke dunia imajinasi yang entah dimana.

Rasanya kemarahan, kekecewaan, kesedihan bisa larut dalam alunan musik klasik yang akhirnya memberikan rasa damai dan tenang. Daripada banting-banting pintu, misalnya… hahaha.

Pun kalau saya lagi merasa jenuh dan suntuk sesuntuk-suntuknya, mendengarkan musik klasik atau menonton orkestra bisa menjadi mood booster buat saya.

Nah, ini musik klasik yang sedang saya dengarkan saat ini. Pasang headset dan ambil buku. Mari kita nikmati libur weekend ini dengan damai.

John Atanasof

Inilah satu tokoh inovator yang nyaris terlupakan dalam sejarah perkembangan komputer. John Atanasof lahir pada 1903 dari pasangan imigran Bulgaria dan wanita keturunan yang paling lama tinggal di England. Ayahnya bekerja sebagai insinyur di pembangkit listrik New Jersey yang dikelola oleh Thomas Edison. Ibunya pernah menjadi guru matematika. Sejak kanak-kanak dia sudah belajar algoritma dengan serius dan ketekunan yang terkesan sinting. John Atanasof tertarik dengan jangka sorong yang diberikan ayahnya ketika ia membantu sang ayah menyambungkan listrik. Menamatkan SMA dengan meraih semua nilai A.

Kegemarannya mengotak-atik membuat Atanasof sering menghabiskan waktu di lab mesin milik universitas. Ia menerima beasiswa untuk menempuh studi dan riset magister di bidang matematika dan fisika di universitas Iowa dan diterima di Harvard, namun ia memutuskan untuk bertahan di Ames, yang merupakan kota pedalaman Amerika, yang lebih terkenal dengan produksi jagung daripada cendekiawannya.

Sama seperti para pelopor komputer lain, ia ingin mencari cara supaya perhitungan matematika yang itu-itu saja dapat dikerjakan secara lebih praktis dan cepat. Ia memutuskan untuk membuat komputer.

Mesin Atanasof dirancang dan diprogram untuk satu tujuan: menyelesaikan lebih dari satu persamaan linear secara simultan. Pembuatan mesin ini mendapat bantuan dan hampir rampung pada september 1942. Namun terdapat masalah bahwa mekanisme penghasil bunga api untuk melubangi kartu tidak kunjung berhasil diciptakan.

Komputer Atanasof yang semustinya bisa menjadi terobosan penting nyatanya ditakdirkan masuk tong sampah, baik dalam arti harfiah maupun kiasan. Mesin ini nyaris terlupakan namun sebuah peristiwa menyelamatkan Atanasof dari kuburan sejarah.

Yang menarik dari kisah Atanasof ini adalah karena ia adalah penemu tunggal. Berbeda dengan sebagian besar inovator pada era digital, Atanasof bekerja sendiri dengan hanya ditemani asistennya. Barangkali akan berbeda ceritanya jika Atanasof bekerja di Bell labs, di tengah banyak teknisi, insinyur serta mekanik atau di universitas besar dengan banyak para cendekiawannya. Kesendirian Atanasof menjadi titik kelemahnnya, karena di sekelilingnya tidak ada orang yang mampu memberikan masukan atau membantu memecahkan tantangan teoretis ataupun teknis.

Namun itu adalah daya tarik Atanasof sebagai penemu karena ia mengotak-atik kreasinya sendirian di ruang bawah tanah hanya ditemani oleh rekan mudanya, Clifford Berry. Kisahnya membuktikan bahwa amat sukar untuk menjadi penemu yang seperti itu. Sama dengan Babbage yang juga bekerja sendirian, Atanasof gagal membuat mesin yang berfungsi seutuhnya. Namun penemuan Atanasof telah mendorong perkembangan komputer ke depan.

Selain komputer Atanasof banyak menciptakan penemuan-penemuan baru.

Kisah Atanasof membuktikan bahwa kerja tim adalah penting. Itu sebabnya mengapa nilai-nilai keterampilan hidup seperti kolaborasi, komunikasi perlu dilatih dan dikembangkan.

Review dari buku The Innovators, Walter Isaacson

Ada Apa dengan Masyarakat Kita?

Kasus rusaknya kebun amaryllis banyak disorot di sosial media dan juga media. Banyak kemudian komentar baik secara langsung atau tidak langsung menghakimi perilaku anak-anak muda Indonesia saat ini. Etika anak-anak ini lalu dipertanyakan. Jauh dari kasus kebun bunga, saya seringkali menarik nafas sekaligus miris melihat perilaku beberapa anak-anak saat ini. Sekali lagi, tidak semua. Saya percaya bahwa membuat generalisasi terhadap segala hal adalah sikap yang ngawur.

Oke, balik ke kasus amaryllis, ada fenomena menarik mengenai mengapa masyarakat kita abai terhadap kepatutan. Maksud saya, coba amati hal-hal kecil di sekitar kita. Pernah memperhatikan anak muda yang cuek saja ketika ada orang tua dengan susah payah membuka pintu supermarket misalnya? Atau sekelompok anak muda yang asyik berjalan di mall beriringan tanpa menyadari menutup jalan orang lain? Atau, ah banyak deh. Coba amati. Saya pernah berdiskusi dengan partner. Saya sering merasa tak habis pikir bagaimana anak muda seringkali cuek terhadap hal-hal seperti itu. Ada apa dengan mereka?

Nah, partner bilang, anak-anak itu tidak tahu. Kita tidak bisa menyalahkan mereka 100%. Mereka melakukan itu karena tidak pernah diajarkan berpikir kritis. Jika anak dibiasakan berpikir kritis, maka setiap tindakannya akan didasarkan pada analisa. Sebelum melakukan sesuatu ia akan selalu bertanya kepada dirinya, apakah dampaknya jika ia melakukan ini? Apakah betul yang akan ia lakukan, bagaimana dampaknya kepada orang lain? dan sebagainya. Ia tumbuh menjadi anak yang tidak sekedar ikut-ikutan, ia akan meneliti setiap masalah yang dihadapinya.

Proses berpikir kritis memang harus dilatih sejak dini. Dikutip dari Parents Guide Magazine.

Berpikir kritis adalah cara berpikir logis, dimana kita memecah-belah suatu masalah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil serta menganalisanya. Bagian dari berpikir kritis adalah: kemampuan menggolongkan, memilah, membandingkan persamaan dan perbedaan (Church, 1993). Beberapa ciri anak yang berpikir kritis adalah: penuh rasa ingin tahu dan ingin menjelajah/bereksplorasi.

Berpikir kritis penting bagi setiap manusia karena itulah modal untuk pemecahan masalah, dimana masalah adalah hal yang pasti dihadapi manusia sepanjang hidupnya. Kemampuan menganalisa masalah membantu kita meneliti penyebab masalah, kemudian mencari solusinya.

Nah, jika tidak ingin generasi kita tumbuh menjadi orang yang egois, tidak punya rasa peduli, apatis terhadap lingkungan dan terhadap apapun mulailah membiasakan anak-anak untuk berpikir kritis.

Dan mengutip artikel di Parents Guide, “Mari kita bantu anak-anak kita agar berpikir kritis sejak dini, dengan juga mempraktikkan pola pikir kritis dalam diri sendiri. Bagaimanapun anak paling banyak belajar dari orang-tuanya melalui contoh!.”

Sudah kah Anda menjadi panutan bagi anak Anda sendiri? 🙂

The Little Prince

12065896_10208265668589333_1484272200727452431_n
Akhirnya film yang ditunggu-tunggu tayang juga :). Film yang diadopsi dari buku dengan berjudul sama ini mengisahkan seorang gadis muda yang kehidupannya diatur oleh sang Ibu. Suatu hari si gadis kecil berkenalan dengan tetangga barunya, seorang kakek mantan pilot yang baik hati. Melalui pertemanan dengan kakek ini si gadis muda menemukan dunia yang berbeda, dunia imajinasi penuh warna dan keindahan.

Apa menariknya film ini? Hm. Saya mengenal kisah Little Prince melalui buku yang dikenalkan partner. Tepatnya, partner adalah kolektor buku The Little Prince. Awalnya saya nggak mudeng dengan isi buku tersebut. Saya hanya menangkap sebagian makna dari buku tersebut. Tapi saya selalu penasaran dengan koleksi bacaan partner, dan Little Prince pasti lah sangat istimewa :).

Untuk saya, Little Prince mengingatkan bagaimana semustinya saya menjalani kehidupan sebagai orang dewasa yang tidak kehilangan kepekaan. Ketika manusia bertumbuh menjadi orang dewasa, kerap kehilangan imajinasi kanak-kanak, kebahagiaan dan keindahan yang begitu sederhana. Barangkali rutinitas telah melupakan orang dewasa, sehingga mereka menjalani hari dan kehidupannya tanpa memiliki makna. Orang dewasa bekerja demi sesuatu dan untuk memiliki sehingga setelahnya mereka baru bisa merasa bahagia. Anak-anak tidak begitu. Setiap hari mereka selalu penuh antusias, mereka bisa bahagia dengan melihat bunga-bunga bermekaran, burung beterbangan, dan hal-hal sederhana lainnya. Mereka berimajinasi dan penuh rasa ingin tahu. Orang dewasa kehilangan semua itu dikarenakan kesibukan. Orang dewasa beranggapan bahwa semua yang ada di sekitar mereka memang sudah sepatutnya begitu. Take it for granted. Bunga yang mekar, ikan di kolam, pohon yang menghasilkan bunga, atau kicauan burung-burung adalah hal biasa. Orang dewasa abai memperhatikan semua itu karena merasa ada yang lebih penting yang harus mereka pikirkan dan kerjakan.

Seperti dikatakan si gadis kecil kepada orang dewasa yang telah menawannya di film The Little Prince, “Aku akan tumbuh dewasa namun aku tidak mau menjadi dewasa seperti kalian.”

Setiap kanak-kanak pasti akan tumbuh dewasa. Kita bisa memilih untuk menjadi orang dewasa yang seperti apa. Kita bisa menjadi orang dewasa yang haus pujian, serakah, tak peduli, atau memilih menjadi seperti si Pangeran Kecil :).

Kalau saya menangkap isi buku The Little Prince seperti di atas tadi, maka partner ternyata memiliki banyak mata yang ia lihat dengan hati ;-).

Kata partner, Exupery mempersembahkan buku ini untuk anak-anak yang di dalamnya ia sisipi dengan metafor, juga beberapa kisah biografinya sendiri. Ia juga menceritakan kisah perang (Nazi) saat itu yang digambarkan dalam kisah pohon baobab. Baobab melukiskan benih kejahatan yang jika dibiarkan maka akan menghancurkan bumi.

Mendengar cerita partner tentang Little Prince bikin saya penasaran baca biografinya Exupery. Racun banget deh 🙂

Ada Lovelace dan Perpaduan Seni dengan Sains

MTE4MDAzNDEwODQwOTQ2MTkw
dokumentasi dari sini

Ada Lovelace adalah putri pasangan Lord Bryon, seorang penyair dan Annabella Milbanke. Annabella berasal dari keluarga kaya dengan berjibun gelar. Semenjak belia Annabella memperoleh pelajaran matematika. Byron adalah laki-laki rupawan, menggoda, galau, pemurung, dan senang berganti-ganti pasangan. Ia dipuji oleh para penggiat dan penggila sastra di London. Perkawinan antara Byron dan Annabella pada akhirnya tidak dapat dipertahankan ketika Annabella mengetahui sang suami berselingkuh dengan kakak tirinya. Ia pergi dan membawa Ada, putri satu-satunya. Demi menghindari Ada menjadi seperti ayahnya, Lady Byron menyuruh putrinya tekun belajar matematika, seolah-olah matematika merupakan obat penawar imajinasi puitis nan beracun.

Ada memiliki emosi pasang surut secara dramatis, kegembiraan yang membuncah secara tiba-tiba berubah menjadi kesedihan dalam sekejab (yang diwariskan dari ayahnya). Ia juga menderita berbagai penyakit, baik secara fisik maupun psikologis.

Ada akhirnya menerima keyakinan ibunya bahwa karakter turunan Byron dapat dijinakkan dengan menceburkan diri ke dalam matematika. Pada usia 18 tahun Ada memutuskan untuk mempelajari cabang-cabang matematika secara lebih giat ketika ia terinspirasi Mesin Selisih Babbage.

“Saya harus berhenti menginginkan kehidupan yang tujuannya semata-mata demi mencari kesenangan atau memuaskan diri sendiri. Saya merasa satu-satunya cara untuk mengendalikan imajinasi saya yang liar ialah dengan mempelajari kajian ilmiah secara seksama dan sungguh-sungguh…Yang pertama tebersit di benak saya ialah belajar matematika.” (halaman 7. The Innovators).

Matematika adalah obat mujarab yang diyakini oleh Ada dan tutornya untuk menyembuhkan siapa saja dari gairah artistik dan romantis yang berlebihan.

Minat Ada terhadap teknologi tumbuh saat ibunya mengajak berkeliling kawasan industri Britania untuk melihat berbagai pabrik dan mesin anyar. Ada sangat terkesan dengan mesin tenun otomatis yang menggunakan kartu berlubang untuk menghasilkan kain dengan motif tertentu.

Ketertarikan Ada terhadap sains terapan semakin dalam ketika bertemu dengan Mary Sommerville, matematikawan dan ilmuwan terkemuka Britania. Sommerville menjadi teman, guru, dan mentor bagi Ada. Ada juga meminta kesediaan Babbage menjadi tutornya namun Babbage menolak. Keputusan itu ternyata justru membuka jalan bagi kolaborasi yang lebih pada masa mendatang.

Ada bukan seorang matematikawan yang hebat namun ia murid yang antusias, mampu mencerna konsep-konsep kalkulus paling mendasar, dan berkat pembawaannya yang artistik, gemar memvisualisasikan kurva naik-turun yang dijabarkan persamaan matematika. Kemampuan Ada mengapresiasi keindahan matematika merupakan anugerah yang jarang dimiliki, termasuk oleh mereka yang menganggap diri cendekiawan. Ada menyadari bahwa matematika adalah bahasa yang indah, bahasa yang dapat menggambarkan harmoni semesta dan adakalanya puitis.

Kendati ibunya sudah berusaha keras, Ada tetaplah putri ayahnya. Berkat sensibilitasnya yang puitis, Ada dapat memandang suatu persamaan sebagai sapuan kuas yang menggambarkan kemegahan alam, sebagaimana dia bisa memvisualisasikan “laut merah anggur” atau wanita yang “berjalan secantik malam”.

Bagi Ada, matematika memiliki unsur spiritual. Matematika “adalah satu-satunya bahasa yang memadai untuk mengekspresikan fakta-fakta penting mengenai alam semesta” dan matematika memungkinkan kita untuk menggambarkan “perubahan relasional” yang terjadi di jagat raya. Matematika merupakan “instrumen bagi pikiran manusia yang terbatas untuk membaca karya Penciptanya secara paling efektif”.

Dalam sebuah esainya Ada menulis, “Apa itu imajinasi? Imajinasi adalah keterampilan untuk meramu; kemampuan untuk meracik aneka hal, fakta, ide, dan konsepsi sehingga menghasilkan kombinasi anyar yang orisinal dan beragam…Imajinasi adalah teropong untuk melihat yang tak kasat mata di sekitar kita, teropong dunia sains.” (hal 11)

Dan Ada membuktikan bahwa imajinasinya yang meletup-letup melampai semua orang di jamannya. Ada mampu melihat masa depan yang diangankannya dalam Mesin Analitis Babbage. Bagi Ada, mesin tersebut tidak hanya mampu untuk menghitung angka dan menjalankan operasi matematika (seperti keinginan Babbage) namun juga berpotensi untuk memproses notasi simbol apapun, termasuk notasi musik dan artistik.

Terinspirasi penggunaan aljabar dalam logika formal yang diajarkan oleh tutornya de Morgan, Ada menegaskan bahwa pada prinsipnya Mesin Analitis bisa menyimpan, memanipulasi, memproses dan menindaklanjuti apapun yang dapat diekspresikan sebagai simbol, entah itu kata, logika, musik, ataupun yang lain-lain.

Pemahaman di atas merupakan konsep inti yang menggerakkan abad digital: konten, data, atau informasi apa saja-musik, teks, gambar, bilangan, simbol, suara, video-dapat dieskpresikan dalam format digital dan dimanipulasi oleh mesin. Konsep inilah yang luput dari pengamatan Babbage yang fokusnya tercurah semata-mata hanya pada bilangan.

Kontribusi Ada untuk era digital memang spektakuler sekaligus inspiratif, walau untuk mewujudkan itu dibutuhkan waktu seratus tahun.

Diadaptasi dari buku The Innovators.

The Martian

Jenis Film: Action | Adventure | Sci-Fi
Tanggal Rilis: 30 September 2015
Distributor: 20th Century Fox
Sutradara: Ridley Scott
Pemain Utama: Matt Damon, Kate Mara, Jessica Chastain, Kristen Wiig, Mackenzie Davis, Sean Bean, Sebastian Stan, Donald Glover, Jeff Daniels, Michael Peña, Chiwetel Ejiofor, Aksel Hennie, Naomi Scott

Sinopsis
The Martian adalah film yang diadopsi dari novel laris karya Andy Weir dengan judul yang sama. Film ini berkisah tentang seorang astronaut, Mark Watney (Matt Damon) yang diduga hilang dan tewas di Mars saat terjadinya badai besar. Bagaimana Watney bertahan hidup mempertahankan diri di planet yang tandus dan gersang dimana tumbuhan tidak bisa hidup? Bagaimana pula cara awak NASA di bumi berusaha membawa Watney kembali ke bumi?

Ulasan
Menyadari bahwa dirinya sendirian dan berada di tempat yang esktrim awalnya membuat Watney putus asa. Namun kemudian ia bertekad untuk bertahan hidup. Hal pertama yang dilakukannya adalah memikirkan cara menyediakan pasokan pangan. Untungnya, Watney adalah seorang botanis (ahli tumbuh-tumbuhan). Ia pun mulai membuat pupuk tanaman dari kotoran manusia. Nah, ini adegan yang menarik. Karena saya suka berkebun dan saya penasaran bagaimana Watney bisa memperoleh air untuk menyiram benih tanamannya karena berkebun tentu saja membutuhkan air, bukan? Sementara ia harus menghemat persediaan air.

Adegan Watney menyiapkan proses pembuatan pupuk seperti membayangkan persiapan saya membuat pupuk organik, bedanya saya menggunakan sisa tanaman, buah tidak layak konsumsi, isi perut ikan atau udang sebagai media utamanya :). Nah, ini dia cara si astronaut menciptakan air, ia membakar hidrogen. Darimana Watney memperoleh hidrogen?
Bahan bakar pesawat ruang angkasa menggunakan hidrogen untuk menghindari, salah satunya polusi. Di dalam film dikisahkan hidrogen mengkristal menjadi logam disebabkan udara yang dingin. Dan karena air adalah senyawa hidogen yang teroksidasi (terbakar secara kimia) maka yang dilakukan Watney adalah membakar hidrogen tersebut. Langkah pertama hidrogen yang dibakar meledak, kesalahan itu terjadi karena Watney salah membuat perhitungan formula. Berikutnya ia berhasil menciptakan air yang bermunculan di plastik rumah kaca untuk tanamannya. Benih-benih kentang yang ditanamnya kemudian memunculkan daun dan membuahkan hasil.
The Martian
Berikutnya, bagaimana Watney bisa menemukan cara mengirim sinyal ke bumi untuk memberitahukan dirinya masih hidup? Dengan angka biner dan kode ASCII Watney berhasil menghubungi bumi. Nah, yang belajar komputer harus tahu angka biner dan kode ASCII ya 🙂

Tim NASA dan tim ilmuwan internasional lainnya kemudian bekerjasama untuk mencari jalan menyelamatkan Mark agar bisa kembali ke Bumi.

Kisah Watney bertahan hidup di Mars tentu saja tidak terus mulus dan lancar. Namun berbekal semangat berjuang hidup untuk mempertahankan diri, kerja keras dan rasa humor yang ia miliki menguatkan Watney untuk pantang menyerah.

Maka, apa pesan moral dari film ini? Ilmu pengetahuan, teknologi dan berkebun adalah satu cara manusia untuk bertahan hidup, selain kecerdikan, kerja keras, kemauan untuk hidup dan rasa humor.

Film ini rasanya tepat menggambarkan bagaimana semua ilmu yang kita pelajari di sekolah saling terintegrasi.
Ilmu sosial dilukiskan dalam interaksi manusia-manusia di dalam film The Matrian, kalau dalam ilmu sosial istilahnya manajemen komunikasi :).

Jadi, percaya deh, jangan pernah meremehkan pelajaran apapun, karena semua ilmu saling terhubung, saling terkait untuk membekali manusia agar dapat berjuang mempertahankan hidup di bumi, planet terindah dan nyaman untuk ditempati bagi semua penduduk bumi.

update:
Berbeda dengan interstellar, film The Martian menyuguhkan kondisi-kondisi yang masuk akal. Maksudnya secara logika solusi yang ditawarkan atas peristiwa di film tersebut bisa diterima namun dengan tambahan tetapi. Apa tetapinya? prediksi yang disesuaikan dengan perkembangan teknologi yang mungkin telah sampai pada masa itu.
Artinya, kalau teknologinya telah maju mengapa tidak? Begitu barangkali ya? 🙂

Kumpulan Larik

Huruf. Kata. Kalimat. Saya menyukai kata-kata. Barangkali itu sebabnya saya betah berlama-lama membaca :). Apalagi kalau penulis buku yang saya baca pandai meramu jalinan kata. Kahlil Gibran mungkin salah satu penulis yang membuat saya jatuh cinta pada puisi dan sajak. Karya penyair ini sudah saya baca sejak SMA. Saya punya banyak koleksi buku Gibran yang beberapa diantaranya masih saya simpan sampai sekarang. Mungkin juga kebiasaan membaca novel-ovel sastra berperan serta mempengaruhi kesukaan saya pada karya penulis Lebanon ini.

Bicara tentang puisi, saya juga suka corat-coret bikin puisi:). Layak tidaknya disebut puisi tidak perlu diperdebatkan ya, karena koleksi puisi yang saya buat ini sekedar melatih saya untuk meracau kata-kata :).

Enjoy 🙂

larik

Sandi

Hari ini materi kelas XI adalah Kriptografi. Setelah menayangkan film The Initation Game dan menjelaskan mengenai ilmu penyandian, salah satunya Kriptografi, saya memberikan URL games yang dapat anak-anak mainkan. Games berisi kode rahasia yang harus mereka pecahkan. Jadi, anak-anak belajar meng-enkripsi dan dekripsi sebuah pesan melalui permainan.

Awalnya, saya arahkan anak-anak sampai mereka kemudian mengambil alih permainan ;-). Saya senang memberikan murid-murid kesempatan untuk mereka tampil. Dari situasi seperti ini saya bisa mengamati beragam kecerdasan yang muncul dari setiap anak. Anak yang kemampuan analitiknya tinggi akan memimpin di permainan-permainan yang membutuhkan kemampuan bernalar. Anak dengan rasa estetika akan unggul di pelajaran seni yang membutuhkan kreatifitas dan daya imajinasi.

Saya membiarkan mereka saling berdebat, berdiskusi dan ada kalanya sedikit bersitegang. Menariknya, selalu juga ada anak-anak yang muncul sebagai penengah :). Mengasyikkan :). Lalu, saya di mana? Hehe, saya menempatkan diri sebagai teman mereka, kadang sebagai penggembira, ikutan berpikir dan mengeluarkan pendapat walau kadang salah juga.. hahaha. Tapi itu lah menariknya, saya tak harus menjadikan diri saya sebagai orang yang lebih tahu. Saya seperti mereka juga, yang belajar dari manapun, dan siapapun. Jadi, mari kita belajar bersama-sama, Nak 🙂

Umar pun Dimarahi Istri

Suatu hari, seorang pemuda datang ke rumah Umar untuk mengadukan akhlak buruk istrinya. Setibanya di rumah Umar, ia mendengar istri Umar sedang memarahi Umar, sementara Umar tidak menjawab sepatah kata pun. Akhirnya pemuda ini mengurungkan niatnya. Ketika ia hendak berbalik pulang, Umar baru saja keluar dari pintu rumahnya. Umar pun memanggil dan menanyakan keperluan pemuda tersebut.
“aku datang kepadamu hendak mengadukan keburukan akhlak istriku terhadapku. Tetapi, setelah aku mendengar sikap lancang istrimu kepadamu dan engkau diam saja, aku jadi urung melaporkan keadaanku.”

Mendengar pengakuan jujur pemuda itu, Umar tersenyum seraya berkata,”Wahai Saudaraku, istriku telah memasak makanan untukku. Dia juga telah mencuci pakaianku, mengurus urusan rumahku, dan mengasuh anak-anakku. Maka, bila ia berbuat satu-dua kesalahan, tidaklah layak kita mengenangnya, sedang kebaikan-kebaikannya kita lupakan.”
(Sumber: The Great of Two Umars, halaman 212).