(foto pohon jambu dan mangga di belakang rumah)
Pohon jambu di belakang rumah di Bandung itu kami tanam sekitar tahun 1998-1999. Selain jambu saya juga menanam sayur-sayuran. Alasannya sih sederhana, karena saat itu komplek perumahan masih sepi. Lokasi rumah juga jauh dari supermarket dan tukang sayur keliling baru satu. Terkadang untuk sayuran dan bumbu tertentu cepat habis. Jadi, saya memutuskan menanam daun bawang, sereh, kunyit, daun pandan, bawang merah, bawang putih, lengkuas, dan cabe rawit. Senang juga, karena saya selalu punya persediaan daun bawang. Semuanya saya tanam di depan rumah, kecuali sereh di pot di belakang rumah.
Daun bawang yang saya tanam itu besar dan gendut-gendut. Tetangga-tetangga suka memetik juga ^-^. Kemudian saya menanam pohon mangga, karena saya penggemar buah mangga :). Mangga pertama saya tanam di depan rumah. Sempat berbuah sekali dan buahnya manis. Tapi, entahlah, rasanya saat itu saya ngawur memutuskan untuk mencabut pohon mangga itu. Mungkin juga saya sedikit kesal karena ia lama sekali baru berbuah. Saya menggantinya dengan mangga lain di tahun 2007.
Saya sedih juga ketika ternyata pohon mangga yang ini pun tak berbuah. Tapi yang paling membuat penyesalan makin bertumpuk adalah karena saya merasa menjadi orang paling jahat sedunia karena membunuh pohon mangga sebelumnya. Apalagi ada yang bilang mungkin pohon mangga ini ngambek. Duh. Karena saya juga bekerja di Jakarta saat itu, dan perhatian banyak tersita untuk hal lainnya, praktis pemeliharaan tanaman juga sedikit terabaikan.
Namun belakangan saya berupaya meluangkan waktu untuk memelihara tanaman mangga ini. Sambil menyirami atau memberi pupuk saya bercakap-cakap dan meminta maaf karena telah mencabut pohon mangga yang dulu. Saya meyakini bahwa tanaman itu bisa merasakan. Mereka dapat mendengar dan mengerti ketika kita ajak berbicara. Dan dua minggu yang lalu saya sungguh kaget, di beberapa pucuk pohon mangga muncul bunga. Awalnya saya tidak percaya. Bahagia sekali waktu minggu lalu saya melihat sendiri bakal buah bermunculan dari sela-sela rimbun dedaunan. Karena letaknya agak di atas, saya memang agak kesulitan melihat. Waktu itu saya bilang begini sama pohon mangga, “Ayo donk, saya ingin lihat bakal buah kalian, tampakkan diri donk”. Saya nggak mengada-ada loh, tapi nggak lama angin bertiup dan beberapa bakal buah menampakkan diri. Aduh, saya sampai terharu seolah-olah mereka mengerti dan menyapa saya..hihihi :).
Pohon mangga saya yang ketiga ada di belakang rumah. Saya agak lupa, kalau nggak salah sih saya beli tahun 2009. Itu jenis mangga yang lain, saya lupa namanya. Dan pohon jambu yang kami tanam tahun 1998 itu masih ada. Ada 2 pohon. Berbuah tanpa musim. Alhamdulillah, sering berbuah. Selepas panen pohon jambu itu akan tumbuh bunga-bunga baru yang jadi bakal buahnya.
Ada juga tanaman jeruk lemon, namun jarang berbuah karena ulat sering membuat daun-daun jeruk itu meranggas terlebih dahulu.
Sekian dulu cerita koleksi tanaman kami di Bandung. Semoga bakal buah di pohon mangga bisa mewujud menjadi buah mangga yang besar dan manis-manis. Amin.
(Pohon mangga di depan rumah)
bandungny dimana ?
wah..kirain saya doank yg sering ngobrol sama tanaman
klo saya lagi nanem sukun sekarang, baru 1 tahun sejak awal beli rumah 2010 lalu..
tapi sayang sukun akarny jahat dan pengen tak pindahin ke halaman di pojokan rumah (jalan buntu)
ada saran gak buat cari pohon mangga yg batangny tinggi, rata2 pendek sih..dari kecil drumah ortu banyak pohon mangga soalny
Bandungnya deket Antapani. Hehe, ternyata punya teman saya ya? 🙂
Kalau suka tanaman gabung deh di grup Facebook Penggemar Tanaman Buah. Kita bisa tanya-tanya dan jadi banyak tahu ilmu berkebun, tanaman buah utamanya.
Kalau mangga saya punya harum manis, okyong, chokanan sama khiojay. Chokanan sama khiojay itu baru beli tahun lalu. Saya taruh di pot. Kalau harum manis berbunga banyak tahun kemarin tapi rontok kena hujan dan angin.