Sambil menunggu acara bedah buku “Manajemen Alhamdulillah” dimulai, yang semula dijadwalkan jam 16.30 namun kemudian diundur jam 18.30, saya berkeliling melihat buku yang dipamerkan di ajang Pameran Buku. Banyak sekali pilihan buku yang memikat hati. Namun kali ini saya harus memantapkan hati untuk tidak tergoda setelah hari Minggu kemarin saya memborong buku di satu penerbit ditambah satu dua buku di stan lainnya. Berhasil atau tidaknya, kita lihat saja nanti ya.
Suasana sedikit lengang. Mungkin karena hari kerja. Tapi, jangan salah. Kesan sunyi itu buyar ketika saya memasuki area tengah di dalam gedung. Di sana rupanya seorang Dahlan Iskan sedang mengadakan talk show untuk buku barunya. Cukup rame juga.
Sambil menunggu bedah buku Pak Indra Utoyo, saya berkenalan atau tepatnya dikenalkan oleh partner dengan Ibu Tutu, salah satu direktur di Mizan, dan Bapak Novel. Karena kebetulan saya pernah menerbitkan buku cerita bergambar di salah satu divisi Mizan, yaitu Ekuator, perbincangan kami akhirnya tidak jauh dari seputaran menulis. Sayangnya, kami tidak bisa mengobrol banyak. Namun demikian saya berharap semoga kelak saya bisa menulis buku untuk Mizan ^-^. Amin yra.
Saya juga berkenalan dengan penulis novel Jakarta, pemuda campuran Perancis Inggris yang ternyata sangat fasih berbahasa Indonesia. Saya sendiri baru tahu novel Jakarta ini. Mumpung ketemu sekalian saja foto bareng.
Akhirnya, acara yang ditunggu pun tiba. Diawali oleh penandatanganan MoU antara Qbaca dengan para publishers. Mengenai Qbaca bisa dibaca di sini. Diikuti kemudian presentasi yang diberikan oleh Pak Indra sebagai pembicara utama. Pak Indra ditemani oleh Bapak Bambang Trim perwakilan dari IKAPI, Bapak Irfan dari MUI, dan Bapak Novel dari Mizan. Sebelumnya, Pak Bambang Trim memberikan kesan mengenai buku Manajemen Alhamdulillah dari sisi editorial serta kesan Beliau terhadap isi buku tersebut. Pak Novel menceritakan visi dan misi Mizan dalam rangka menerbitkan buku Manajemen Alhamdulillah. Sementara Pak Irfan menambahi dan mengupas dari sisi religi.
Pak Indra menuturkan konsep Manajemen Alhamdulillah adalah selalu bersyukur. Hidup tidak selalu indah, namun dibalik semua itu selalu ada hikmah yang dapat dipetik. Maka, selalu berprasangka baik kepada Allah Swt. adalah sikap yang senantiasa harus kita lakukan. Dari sikap itu akan lahir dorongan dalam diri untuk mencapai kesuksesan yang seharusnya.
Penulis juga memaparkan resep untuk menjadi orang-orang besar (great people) dengan membagi atas tiga unsur penting, yaitu: self development, self-conciousness, dan self-contribution. Dengan ketiga sikap itu diharapkan dapat membawa kita menuju cahaya kearifan. Dan kitapun dapat menerapkan ketiganya tidak hanya untuk manajemen diri sendiri namun juga perusahaan.
Setelah menuntaskan presentasinya, pemandu memberikan kesempatan kepada peserta bedah buku untuk bertanya. Ternyata, cukup banyak juga yang bertanya. Di akhir acara semua peserta diberi buku Manajemen Alhamdulillah. Dan seperti acara bedah buku lainnya, segera semua peserta mengantre untuk mendapatkan tanda tangan penulis, tak terkecuali saya.. hehe. Oya, berfoto bareng juga donk.
“Al-Fatihah, rahasianya luar biasa. Mengapa pembukaannya alhamdulillahi rabbil alamin? Pada saat orang bisa membedah samudra syukur, dia bisa menemukan hal dahsyat dalam hidupnya. Apapun yang terjadi, ya alhamdulillah.” ~ Eros Djarot.
Untuk resensi bukunya dapat dibaca di blog saya di sini. Untuk sinopsisnya dapat langsung ke situs Mizan di sini.