Beberapa kali bertanam tomat seringkali berhenti di tahap berbunga untuk kemudian rontok. Dari hasil browsing dan membaca komentar teman-teman di grup FB Sayur Mayur saya kemudian memutuskan untuk mencari benih tomat. Dan secara tak sengaja saya menemukan bibit tomat tymothi F1. Dari hasil pencarian di Internet, varietas tomat ini tahan terhadap serangan virus Barnecia Tabaci dan layu bakteri yang kerap menerpa tanaman tomat. Baiklah, mari kita buktikan 🙂
Saya mulai menyemai benih tomat tymoti F1 dan benih tomat yang saya ambil dari sisa bahan di dapur. Dari semai sampai sprut kedua benih tomat tidak terlalu lama waktunya. Pertumbuhan tymoti cukup cepat dengan daun-daun yang lebih besar sementara tomat dapur begitu lambat pertumbuhannya dengan daun-daun yang lebih kecil. Wajar sih karena varietasnya pun berbeda.. hehe.
Ketika tymothi memunculkan bunga-bunga maka tomat dapur pun tak mau ketinggalan. Tapi, nah ini dia, bunga-bunga tomat F1 kemudian berganti menjadi buah tomat hijau kecil-kecil sebaliknya si tomat dapur bunga-bunganya menguncup lalu rontok. Bakal bunga tomat dapur lumayan banyak tapi tidak berkembang normal, cenderung kuncup dan berguguran.
Untuk perawatan pupuk sesekali saya tambahkan nutrisi hidroponik walau tidak optimal. Oya, saya juga menambahkan cangkang telur yang saya remukkan dan sebar di atas metan. Cangkang telur berguna untuk menguatkan bakal buah sehingga dapat mencegah kerontokan pada bunga.
Untuk mencegah hama kutu putih saya semprotkan dengan pestisida alami. Pestisida alami ini terdiri dari campuran air bekas beras yang diendapkan selama 2 malam untuk kemudian dicampur daun sereh yang telah diremukkan atau diblender dan dicampur dengan air.
Untuk tomat tymothi tampaknya tak ada serangan hama kutu putih. Sebaliknya dengan tomat dapur, ada namun masih terkendali.
Tomat tymothi akhirnya berhasil tumbuh sampai saatnya dipanen. Senang, karena ini kali pertama saya berhasil menanam tomat. Hasil buahnya pun bagus. Mau tahu rasanya? Manis asam segar gitu deh. Buat saya sih pasti lebih enak dibanding beli.. hehe.
Bentuk buah tomat tymoti ini agak kecil dibanding tomat sayur di pasar. Namun lebih besar dari tomat cherry. Mungkin jenis tomat buah ya? Karena rasanya yang segar bahkan jika hanya untuk dijadikan camilan.
Dari pengalaman di atas, menanam tomat tymoti F1 memang lebih mudah dibanding dengan tanaman varietas tomat lainnya yang membutuhkan kesabaran dan pemeliharaan ekstra :). Untuk pemula, menanam tomat tymoti F1 ini layak dicoba loh.
Nah, saat ini saya sedang bertanam tomat ranti dan tomat cherry. Untuk tomat cherry ini yang ke 3 kali setelah 2 kali menanam dan gagal. Entah kenapa setelah pohonnya lumayan besar tiba-tiba saja daunnya layu dan mati. Atau mungkin ini jenis tomat cherry yang belum tahan terhadap serangan virus dan hama layu bakteri seperti jenis tomat pada umumnya ya?
Beberapa kawan menyarankan untuk menyemprotkan obat anti jamur ke dalam media tanah. Sayangnya saya belum sempat membeli obatnya. Saya juga agak malas mencampur obat-obat kimia. Sebisa mungkin saya menggunakan bahan-bahan alami. Kira-kira apa ya bahan-bahan alami untuk mencegah jamur pada tanaman?
Untuk tomat ranti, masih kecil tanamannya, kita lihat nanti ya 🙂