Seperti pepatah Jawa, witing tresno jalaran soko kulino, begitu pula hubungan pertemanan saya dengan tomat ranti :). Mulanya sih biasa saja melihat foto tomat ranti dari kawan-kawan penggemar tanaman sayur dan buah yang berseliweran di wall facebook saya. Saya sudah terlanjur melabelkan bahwa menanam tomat itu sungguh menyebalkan, karena tidak pernah berhasil. Namun, ada juga sedikit ketertarikan untuk menanam tomat ranti yang konon kata teman-teman penggemar tanaman termasuk jenis tomat yang sudah mulai jarang ditemui.
Maka, ketika kemudian saya berhasil menanam sampai memanen tomat timothy, keinginan mencoba menanam jenis tomat lainnya mulai muncul. Kebetulan pada saat bersamaan saya dikirimi benih tomat ranti dari mbak Evyta, kawan sesama penyuka tanaman. Saya semai di gelas plastik bekas minuman. Untuk beberapa lama saya melupakan tomat ranti, sampai kemudian saya menyadari tomat ini sudah tumbuh cukup besar. Wah, senang donk.
Ada dua tomat ranti yang berhasil tumbuh. Satu saya pindahkan ke pot, satunya lagi masih di tempat yang sama. Dan, beberapa hari kemudian sudah muncul bunga-bunga tomat. Tapi, saya sempat melihat kutu putih mulai menyerang tanaman tomat saya. Duh.
Rutinitas yang cukup padat beberapa bulan ini membuat saya sedikit mengabaikan tanaman-tanaman. Dalam arti, pemberian pupuk jarang, pemangkasan juga tidak, dan belum sempat membuat pestisida nabati.
Tentu, sayang donk kalau tanaman ranti saya dikerubuti si kutu putih. Saya pun menyempatkan diri membuat pestisida nabati untuk mengusir hama tanaman tomat dengan mencampur minyak sayur (atau minyak goreng) dan deterjen, lalu mencampurnya dengan 1 liter air. Minyak dan deterjennya sedikit saja. Aduk-aduk lalu semprotkan ke daun atau media tanam.
Yah, semoga saja si tomat ranti bisa berhasil tumbuh sehat dan baik seperti tomat timothy serta berbuah lebat ya 🙂
Kirain sudah ada hasilnya