Menurut Wikipedia, srikaya atau buah nona (Annona squamosa), adalah tanaman yang tergolong ke dalam genus Annona yang berasal dari daerah tropis. Buahnya berbentuk bulat atau kerucut seperi cemara dengan kulit bermata banyak serupa sirsak. Kulinya bersisik dan berbenjol. Daging buahnya berwarna putih dan memiliki rasa seperti podeng (es podeng kah maksudnya? wow, itu enak sekali 🙂 ).
Tanaman ini konon bisa mencapai 8 m tingginya. Daunnya berjarang (ini kah yang menyebabkan pohon srikaya daunnya tampak tidak rimbun seperti tanaman lain?). Bunga srikaya bisa muncul dalam tandan sebanyak 3-4, tiap bunga berlebar 2-3 cm, dengan enam daun bunga atau kelopak, kuning-hijau berbintik ungu di dasarnya.
Untuk mereka yang memiliki darah rendah, srikaya adalah buah yang disarankan untuk dikonsumsi karena merupakan sumber zat besi yang baik. Selain itu srikaya juga kaya akan energi makanan.
Selain buahnya yang menyehatkan, biji srikaya dapat dimanfaatkan sebagai pestisida nabati dan juga dapat digunakan untuk membasmi kutu rambut.
Di atas adalah sekilas mengenai buah srikaya disertai manfaatnya. Nah, kali ini saya akan bercerita tentang pohon srikaya kami. Pohon srikaya ini mulanya ditanam di dalam pot. Lama tak berbuah dan beberapa kali terkena hama kutu putih. Akhirnya saya memutuskan untuk memindahkan pohon srikaya ini ke tanah. Barangkali kalau di tanam di tanah akarnya bisa lebih berkembang.
Tetapi ternyata tidak ada banyak perubahan. Saya sempat berpikir pohon ini akan mati. Lalu, saya tebarkan NPK ke sekeliling media. Entah karena NPK atau memang sudah saatnya, saya melihat beberapa bunga muncul di ranting pohon srikaya. Antara ragu dan berharap perkiraan saya tepat, maka saya menanyakan ke kawan-kawan penggiat berkebun. Tada, coba tebak apa jawaban mereka. Pasti sudah tahu deh. Yup, itu bunga srikaya 🙂