Category Archives: Kebun

Bertanam Anggur

Tanaman anggur dalam pot di rumah sudah mulai menampakkan buah-buahnya. Senang? Tentu donk. Sebelumnya saya beberapa kali menanam anggur tapi semuanya tak ada yang bertahan hidup. Nah, anggur yang berbuah ini saya beli di pameran flona setahun yang lalu. Awalnya maju mundur mau beli tapi mumpung murah 15 ribu akhirnya dibeli juga. Apalagi saat itu ada pembeli lain yang berkomentar kalau anggur yang saya taksir itu mudah dan cepat berbuah, karena dia sudah membeli di pameran yang sama tahun sebelumnya. Kata Beliau sih, kurang lebih 6 bulan tanaman anggurnya sudah berbuah. Ah, baiklah, kenapa tidak mencoba? 🙂

Ada 2 jenis anggur, entah apa namanya yang akhirnya saya beli, anggur hijau dan merah. Jenis yang merah ini kata Bapak penjualnya lebih manis dibandingkan yang hijau. Sesampai di rumah keduanya saya pindah ke pot.

Tepat setahun, tanaman anggur ini berhasil tumbuh besar. Dan secara tak sengaja pula saya melihat dompolan calon buah anggur di satu sisi cabang pohon. Ini foto tanaman anggur saya.
IMG_5280 IMG_5375

Perawatan untuk tanaman anggur ini sama dengan tanaman saya lainnya. Agar tanaman anggur bisa berbuah sebaiknya cabang sekunder dipangkas dan semua daun dirompes. Setelah pemangkasan dan perompesan nantinya akan tumbuh ranting baru yang berdaun dan bersulur. Sulur itu umumnya tumbuh dekat mata tangkai daun yang ketiga, keempat dan kelima. Pelihara satu sulur yang paling besar dan sehat pertumbuhannya. Dari ranting yang bersulur ini akan tumbuh calon bunga yang akan berkembang menjadi buah.
wpid-gbrpemangkasanbentuk
gambar dari sini.

Sayangnya, pohon anggur satunya mati. Tampaknya kekeringan.
Semoga pohon anggur yang sedang berbuah ini sehat dan buahnya pun lebat. Semoga. Amin yra.

Membuat Kompos dari Model Keranjang Takakura

Keranjang sampah yang diberi nama keranjang pintar ini dirancang oleh Mr Koji Takakura dari Jepang. Alat dan bahan yang digunakan cukup sederhana. Saya sendiri belum pernah mencobanya tetapi dari membaca beberapa artikel mengenai kerajang takakura sepertinya layak dicoba suatu hari nanti 🙂

Oke, langsung saja.

Bahan dan Cara Kerja:
1. Keranjang pakain bekas dari plastik.
2. bantalan sekam 4 buah (untuk dasar keranjang dan penutup keranjang)
3. garpu pengaduk
4. kain penutup keranjang
5. kompos matang sebagai aktivator
6. kardu bekas masukkan ke dalam keranjang untuk melapisi keranjang
7. Masukkan bantalan sekam ke dalam kardus yang sudah diletakkan ke dalam keranjang
8. Masukkan kompos matang satu bungkus -/+ 4 kg sebagai starter/aktivator.

catatan:
Ciri-ciri kompos matang yang dapat dijadikan aktivator adalah warna hitam sudah berbau tanah/tidak berbau busuk, kalau ditekan hancur.

Potong kecil-kecil limbah sampah dapur. Sayur berminyak atau bersantan dibersihkan terlebih dahulu sebelum dimasukkan ke dalam keranjang. Hindari sampah hewani seperti ayam, ikan, dan lain-lain.
Setelah semua sampah dimasukkan ke dalam keranjang lalu diaduk merata. Pengadukan berfungsi agar fermentasi berjalan baik. Kemudian tutup keranjang dengan bantalan sekam. Guna bantalan sekam adalah untuk meredam bau. Boleh juga memasukkan kulit jeruk ke dalam keranjang agar komposnya berbau harum.

Letakkan keranjang di tempat yang mendapatkan sirkulasi udara penuh namun tidak boleh terkena matahari langsung dan tidak boleh terkena hujan.

Pengisian sampah dapat dilakukan setiap hari. Jangan lupa untuk selalu mengaduk rata selesai mengisi sampah. Proses fermentasi akan ditandai dengan suhu sampah yang terasa panas. Reaksi itu membuktikan kalau mikroba bekerja aktif mengurai sampah. Kompos sudag dpaat dipanen kurang lebih 2-3 bulan.

Cara memanen kompos
Ambil bagian paling atas, sisihkan. Ambil bagian selanjutnya lalu ayak. Sisa ayakan ini dapat dijadikan aktivator kembali atau sebagai pupuk tanaman. Kembalikan kompos dan masukkan ke dalam keranjang bersama bagian awal tadi. Kardus yang sudah hancur atau lapuk dapat diganti kembali.

Bertanam Mint

Daun mint dikenal memiliki berbagai manfaat selain wanginya yang segar. Daun mint dapat digunakan untuk meringankan mual dan gangguan pencernaan serta meredakan stres.
Daun mint biasanya disajikan bersama minuman. Tetapi bisa juga untuk penghias dan pengharum makanan.

Menanam daun mint tidak sulit. Kalau pergi ke pasar atau swalayan beli daun mint yang dijual beserta batangnya. Kemudian cari batang daun mint yang segar. Ambil beberapa batang mint (tanpa daun) dan tancapkan ke media tanah. Selesai 🙂

Semudah itu? Yup. Perbanyakan daun mint cukup melalui stek. Untuk tumbuh dan munculnya daun juga tidak membutuhkan waktu yang lama. Jadi, kenapa tidak memulai saat ini untuk menanam mint?

IMG_3720
batang mint tancapkan langsung ke media tanam

IMG_3798
Daun mint mulai bermunculan

Nah, ini tanaman mint saya beserta infus water lemon dan mint di dalamnya. Seger, bukan? 🙂
IMG_4028 IMG_4052

Bikin Kompos tanpa Lahan

Mengolah sampah menjadi kompos tidak hanya bisa dilakukan bagi mereka yang memiliki lahan kosong. Bagi mereka yang memiliki lahan sempit atau bahkan tidak ada lahan sama sekali bisa kok bikin kompos sendiri.

Cara yang sudah beberapa kali saya praktikkan adalah dengan menggunakan pot. Dasar pot saya lapisi dengan batu bata. Bisa juga dengan styrofoam atau gabus. Kemudian masukkan daun-daun kering. Daun-daun ini saya peroleh dari hasil pemangkasan koleksi tanaman saya. Selanjutnya masukkan sampah-sampah dapur berupa sayur atau buah-buah yang tak lagi layak konsumsi. Kulit buah atau tangkai sayur dan lain-lainnya bisa juga dimasukkan. Setelah itu taburi dengan sedikit tanah, atau bisa juga serbuk gergaji dan kapur secara berkala. Fungsi tanah, serbuk gergaji atau kapus ini salah satunya untuk mengurangi bau. Letakkan pot atau drum di tempat yang teduh (jangan terkena hujan). Kalau sudah penuh tutup dengan tanah dan diamkan selama dua bulan. Nah, pot siap ditanami dengan tanaman. Biasanya kalau sudah ada bibit yang mau ditanam tanpa menunggu dua bulan langsung saya sebar saja bibitnya atau langsung ditanami tanaman :).

Cara ini ternyata membantu untuk kesuburan tanaman-tanaman saya loh :). Tanaman jadi rajin berbuah dan tumbuh subur. Dan …menghemat juga karena tidak perlu sering-sering membeli pupuk ;-).

Saya berharap apa yang saya lakukan dapat meringankan beban permasalahan yang disebabkan oleh sampah dan walau sedikit dapat berturut serta menjaga lingkungan hidup.

IMG_4017

IMG_4018

IMG_4021

IMG_4025

Cara Menanam Jeruk Lemon

Pohon jeruk lemon ini sudah lama saya tanam. Setelah sempat sekali berbuah kemudian pohon ini lebih banyak mengeluarkan rimbun daun yang tak lama meranggas diserbu ulat. Ulat adalah musuh utama pohon jeruk. Entah berapa kali saya menanam jeruk (jeruk nipis, jeruk limau, jeruk purut, jeruk lemon dan jeruk buah) masalahnya selalu sama, ulat. Herannya, kok ya nggak bosan nanam jeruk lagi sih? Hehe.

Nah, jeruk lemon ini awalnya ditanam di tanah di halaman depan rumah di bawah atap. Beberapa bulan lalu saya pindahkan ke halaman belakang dan ditanam di pot. Bulan berlalu si jeruk lemon masih ngeyel dengan status awalnya.

Tiba-tiba, beberapa hari yang lalu saya dikejutkan dengan munculnya bunga-bunga putih yang muncul diantara daun-daun jeruk lemon. Ini calon buah bukan ya? Semoga saja 🙂
10608216_10208568771326712_1045738341789067122_o IMG_3092

Untuk perawatan pohon jeruk yang saya lakukan umumnya sama dengan pohon-pohon lainnya. Untuk memberantas hama dan penyakit pada tanaman saya memilih cara-cara alami, seperti memangkas bagian daun yang terkena hama putih. Memangkas cabang dan ranting pohon secara berkala juga saya lakukan agar cabang pohon rapi dan pohon nantinya tidak terlalu tinggi.

Untuk pupuk bisa digunakan pupuk kandang. Sebagai tambahan nutrisi lainnya saya menggunakan limbah dapur seperti air bekas cucian beras, daging, ikan dan lain-lain.

Oya, seperti tanaman lainnya, si jeruk lemon harus mendapatkan asupan sinar matahari yang cukup. Hem, jangan-jangan waktu ditanam di halaman depan itu jeruk lemon saya ini tidak mendapatkan cahaya matahari yang cukup ya karena terhalang atap rumah? Makanya dia ngambek nggak mau berbuah?

Semai benih tanaman

Koleksi benih tanaman saya lumayan banyak. Beberapa dari hasil barter dan pemberian kawan, lainnya hasil beli kalau berkunjung ke tempat-tempat tanaman. Niat awal mau disemai begitu sampai rumah tetapi ternyata kesibukan dan lahan yang terbatas seringkali menjadi penghalang (ah, ini alasan aja kan? hehe). Nah, tak terasa beberapa bibit tanaman itu kadaluwarsa. Kalau sudah seperti ini solusi satu-satunya adalah menebarkan bibit di pot. Syukur alhamdulillah kalau bisa tumbuh walaupun biasanya cukup lama.

Nah, benih yang kadaluwarsa sebenarnya masih layak disemai. Kadang ada yang masih mau tumbuh kok. Ada baiknya sebelum disemai benih direndam air hangat selama 1 jam. Tujuan direndam air hangat untuk meningkatkan tingkat kelembaban kecambah.

Jadi, kalau kawan punya benih yang sudah kadaluwarsa jangan dibuang dulu ya. Coba semai dengan merendam bibitnya di air hangat terlebih dulu.

Oya, seorang kawan pernah merekomendasikan web petanirumahan ini jika ada kawan yang ingin membeli benih dengan porsi tak banyak. Cocok buat yang mau memulai berkebun. Silakan ke sini.

Atau bisa ke sini untuk yang ingin membeli benih secara online.

Pupuk Cair (Mol) dari Tapai

Ada banyak media yang bisa digunakan untuk membuat pupuk cair organik. Yang pernah saya coba adalah membuat pupuk cair dari buah, isi perut ikan, kepala udang dan sayuran hijau. Mengenai pupuk cair dengan media yang saya sebutkan tadi dapat dibaca di sini.

Nah, kita juga bisa membuat pupuk cair dari tapai. Sepertinya ini lebih mudah tapi saya sendiri belum mencobanya.
Berbeda dengan pupuk cair dari kepala udang atau perut ikan barangkali pupuk cair dengan tape aromanya tidak terlalu memabukkan ya? Hehehe.

Oke, ini lah langkah untuk membuat pupuk cair dari tapai. Sumber dari sini

1. Siapkan 1 botol plastik bekas air minum kemasan berukuran 1000-1500 ml.
2. Masukkan sekitar segenggam tapai singkong yang matang ke dalam botol. Lalu tambahkan air hingga mencapai separuh botol.
3. Masukkan 5 sendok gula pasir atau 1 balok gula merah yang telah dicairkan terleih dahulu. Total air di botol maksimum 3/4 ukuran botol.
4. Kocok dengan cara mengguncangkan botol selama 2-3 menit supaya berikutnya bisa tercapai fermentasi dari larutan yang sudah tercampur merata.
5. Biarkan botol terbuka selama 4-5 hari atau ditutup, tetapi sesekali tutup dibuka untuk membuang gas hasil fermentasi. Biarkan mikroorganisme lokal (mol) berkembang.
6. Setelah 5-6 hari akan tercium bau alkohol dan berwarna agak kecoklatan, pertanda pupuk cair organik siap digunakan.

Cara pengggunaan:
Encerkan larutan pupuk cair organik dengan air (1:15) lantas siram ke tanah disekeliling pohon.

Fungsi molmembantu memaksimalkan media tanam agar mampu menyediakan unsur hara yang nantinya diserap oleh tanaman melalui akar-akar halus.

Hm, tampaknya lebih mudah dan tidak terlalu berkotor-kotor ria, nggak ada salahnya dicoba, bukan? 🙂

Membuat Pestisida Nabati

Pestisida nabati atau sering disingkat dengan pesnab adalah pestisida yang bahan dasarnya diperoleh dari tanaman atau tumbuhan dan bahan organik lain yang berkhasiat untuk mengendalikan serangan hama pada tanaman atau tumbuhan. Pestisida nabati tidak meninggalkan residu yang berbahaya baik pada tanaman dan lingkungan. Untuk membuat pesnab ini tidak sulit dan peralatan yang dibutuhkan pun sangat sederhana.

Di bawah ini adalah cara pembuatan pestisida nabati disertai kegunaannya yang saya peroleh dari hasil berbagi informasi dengan kawan-kawan di grup penggemar tanaman.

1. Pesnab sabun deterjen
Cara membuat: sabun deterjen dicampur dengan air. Untuk penggunaannya dapat disemprotkan langsung ke daun yang terkena kutu putih. Atau dapat dengan mengusapkan kapas ke daun yang terserang hama.
Jika serangan kutu sudah berat, penyemprotan dengan deterjen dapat dilakukan 2x seminggu sampai kutu bersih. Jika ringan cukup 1x seminggu.

2. Pesnab bawang putih
Cara membuat: bawang putih (1 biji atau 1/2 ons) diblender dengan menambahkan air kira-kira 2 1/2 lt. Saring ampasnya. Air hasil saringan disemprotkan ke daun.

3. Pesnab dengan daun sambiloto
Cara membuat:
15-20 lembar daun sambiloto atau 1 jari daun pepaya
sejumput tembakau
3/4 (0.75) lt air
campurkan semuanya dan diblender. Inapkan semalam lalu semprotkan.

Atau bisa juga blender daun sambiloto + bawang putih + setetes sunlight. Lalu saring dan campurkan dengan tembakau. Inapkan semalam sebelum disemprotkan ke tanaman.
(Untuk memperoleh tembakau dapat dengan mengumpulkan puntung rokok. Setelah agak banyak rendam tembakau sisa rokok dengan air selama minimal 1×24 jam. Setelah itu ambil secukupnya dan campur dengan air. Semprotkan ke tanaman yang terkena hama).

Untuk hama putih dan untuk serangan pada tanaman cabe atau tomat berupa daun keriting atau layu
4. Pesnab dengan minyak sayur
Cara membuat: 1 ml minyak bekas sayur dan 1 ml sabun cair cuci piring dicampur dengan 1 lt air. Kocok dan langsung bisa digunakan.

Atau
bawang putih dan tembakau diblender. Saring pakai kain lalu campur sabun cair cuci piring.

5. Pesnab untuk mengusir belalang
Cara membuat: air tembakau dicampur sabun cair cuci piring dan bawang putih. Semprot dua kali sehari.

6. Pesnab untuk mengusir hama aphid dan hama lainnya.
Cara membuat: air cucian beras diendapkan selama 2 malam. Sereh/serai 3-5 batang yang dihaluskan (bisa dicincang halus lalu diblender). Campur keduanya lalu saring. Semprotkan ke tanaman yang terkena hama.

Mudah, bukan? Ayo bertanam dengan konsep ramah lingkungan 🙂

Beach Cherry

Nama latin tanaman ini adalah Eugenia Reinwardtiana. Cantik ya namanya? Secantik buahnya yang merah merona 🙂

Beach cherry saya saat ini sedang berbunga. Ini panen yang ke sekian kali. Tanaman beach cherry termasuk mudah perawatannya. Selain memberikan NPK sesekali saya juga menambahkan pupuk kandang. Sehari-hari cukup disiram dengan air bekas cucian beras, daging, atau ikan dan larutan nutrisi hidroponik, lebih sering dengan air biasa. Ada baiknya juga dilakukan pemangkasan untuk merangsang tumbuhnya cabang baru yang nantinya memunculkan bunga dan buah.

Konon, asal tanaman beach cherry ini dari Australia dan masuk ke Indonesia pada tahun 1996 oleh Dr. Muhammad reza Tirtawinata. Tanaman buah ini tahan akan serangan penyakit. Biasanya hama yang menyerang beach cherry adalah hama kutu putih. Untuk menghilangkan hama kutu putih biasanya saya memberikan larutan berisi campuran minyak sayur (atau bawang putih diblender) dan sabun cair pencuci piring.

Biji beach cherry ini bisa ditanam loh. Buah-buah beach cherry yang tak sempat ter-panen ada kalanya jatuh dan memunculkan tanaman beach cheery baru. Perbanyakan tanaman beach cherry dengan biji ini memerlukan waktu 2.5 tahun sampai 3 tahun untuk dapat berbuah. Pertumbuhan melalui biji memang lebih lambat dibandingkan dengan sistim cangkok.

Warna buah ini merah mempesona. Walaupun daging buahnya tipis rasa buah ini manis. Enak lah 🙂
Nah, ini tanaman beach cherry saya 🙂
bc Cherry-6

Bikin Kompos dari Sampah Dapur

Nah, ini lanjutan kemajuan dari membuat kompos sendiri yang pernah saya tulis di sini. Karena saya tidak menambahkan bakteri ke dalam drum, yang artinya sampah-sampah dapur ini memang murni didiamkan saja. Bakteri hanya diperoleh dari sampah itu sendiri. Maka waktu yang diperlukan untuk sampai menjadi kompos memang terbilang lama.

Untuk mencegah bau maka sampah yang masuk ke drum hanya berupa daun, sayur, buah, telur, kue-kue. Untuk sampah hewani saya kurangi. Bukan berarti tidak ada sama sekali sih, karena seringkali sayur yang sudah tak layak dikonsumsi bercampur juga dengan lauk hewani ini.

Alhamdulillah drum sampah ini juga tidak bau. Dari literatur yang saya baca, pembuatan kompos yang benar memang mustinya tidak bau.

Sekarang saya tidak perlu merasa bersalah kalau setiap kali harus membuang sisa sayur, buah atau makanan yang tak lagi layak disantap, karena semuanya langsung saya buang ke drum penampungan sampah untuk pupuk :). Sisa-sisa makanan itu tetap bisa memberikan manfaat dan juga menghemat biaya untuk pembelian pupuk.

Ini hasil kompos buatan saya :). Lihat lapisan bawah sudah mulai menunjukkan hasil. Agar merata fermentasinya, sesekali sampah diaduk-aduk atas bawah agar oksigennya tersuplai bagus dan matangnya cepat merata.
10959712_10206140332177251_72497008930034664_n

Nah, mudah, kan membuat kompos? Tak punya lahan tanah bukan alasan tidak bisa membuat kompos sendiri. Kamu bisa memanfaatkan ember, drum, atau pot atau wadah apapun yang sudah tak terpakai lagi.

Selamat mencoba.