Apa Kabar Tontonan TV Kita?

Sudah lama saya puasa menonton TV. Berhenti menonton televisi tanpa sebuah niat khusus, terjadi begitu saja. Barangkali karena bekerja di kota besar seperti Jakarta, dimana lalu lintas begitu padat dan jarak tempuh yang tidak singkat, memang menghabiskan energi. Sampai di rumah badan sudah letih. Kalau harus ditambahi dengan tontonan sinetron yang isinya orang teriak-teriak itu bukan menghibur hati malah sebaliknya, pengin melempar sandal ke televisi :).

Maka, hubungan saya dengan televisi pun berakhir perlahan. Menonton televisi hanya di tempat-tempat tertentu, seperti stasiun kereta api, bandara, rumah saudara, dan lain-lain. Selintas lewat :). Sekarang, untuk berita-berita penting saya lebih mengandalkan TV streaming.

Maka, wajar juga kalau saya tidak update dengan kabar-kabar infotainment dan acara hiburan di TV. Sebaliknya, berita kasak kusuk tingkah laku artis malah saya peroleh dari status kawan-kawan di sosial media. Tetapi, saya hampir tidak pernah membuka link yang mereka sertakan di dalam berita itu. Pertama, keamanan. Saya belajar untuk tidak selalu ‘ingin tahu’ dengan mengeklik sembarang link. Apalagi ada masa virus dan spyware menyebar yang mengakibatkan wall sosial media milik kita ditempeli video atau gambar yang tidak pantas. Kedua, malas. Saya tak terlalu berminat mengikuti kehidupan para artis. Ini sebenarnya lebih ke arah pengereman diri pribadi saja. Saya khawatir bakal tambah nyinyir kalau membaca berita tentang mereka :). Sedangkan saya sedang belajar untuk tidak dengan mudah menghakimi orang lain. Sulit loh itu. Sungguh.

Namun ada kalanya pernyataan selintas di status kawan membuat saya gregetan juga ingin berkomentar. Halah :).

Saya tidak tahu seperti apa acara televisi saat ini. Tetapi saya percaya bahwa tontonan pun seperti halnya bacaan akan membentuk cara kita berpikir. Pembentukan karakter kita pun tidak lepas dari pengaruh keduanya, yang kita lihat dan yang kita baca.

Nah, kebetulan beberapa hari yang lalu saya melihat film televisi jaman dahulu di youtube. Mulanya saya mencari film Neraca Kasih yang dibintangi Tuti Indra Malaon. Konon ini film bagus. Dari film Neraca Kasih saya lalu menenukan tak sengaja film yang dibintangi oleh Yessy Gusman dan Rano Karno (dua artis paling top di jamannya) yang berjudul Buah Terlarang. Hm, memang agak gimana gitu judulnya ya? πŸ™‚

Filmnya tak penuh, tapi ada beberapa hal menarik yang saya amati dari film lama ini.

Dikisahkan, sepasang remaja SMA yang saling jatuh cinta. Singkat cerita, terjadi kehamilan. Bagaimana sikap orang tua, anak, dan orang-orang disekeliling mereka menyikapi peristiwa tersebut? Ini yang menarik.

Dalam sebuah adegan, ditampilkan bagaimana si Ibu perempuan berkomunikasi dengan sang putri. Bagaimana si Ibu menghargai privasi anaknya dengan meminta asisten rumah tangganya membuat bubur dan segera menutup pintu kamar agar mereka berdua bisa berkomunikasi. Walaupun kaget dan marah dengan pengakuan putrinya tetapi si Ibu tampak bisa menahan emosinya. Kalau di sinetron sekarang barangkali si Ibu sudah teriak-teriak histeris (semoga masih dengan kalimat yang santun ya? πŸ™‚ ) sambil tak lupa mata melotot dan urat wajah menegang. Lalu, sang anak pun tak kalah galak. Balik menyalahkan Ibunya dan membanting pintu, pergi. Tinggal deh si Ibu menangis sesengukan. Drama banget ya? (Jadi bertanya-tanya, apakah kepandaian masyarakat kita ber-drama di dalam dunia nyata ini diwarisi dari tontonan yang seperti ini ya?).

Adegan lainnya dalam film lama itu adalah ketika si Ibu mencari waktu yang tepat untuk bisa menceritakan kehamilan putri mereka kepada sang suami. Ada juga diceritakan bagaimana para Guru berdebat untuk menyelesaikan permasalahan yang bisa mencoreng nama sekolah. Para Guru di film ini digambarkan sebagai orang-orang pintar yang terdidik. Perhatikan bagaimana mereka berdiskusi dan sampai kepada keputusan akhir.

Beberapa kutipan dialog yang saya suka dari film ini.

“Memberikan kesempatan untuk melanjutkan sekolah juga berarti merupakan hukuman yang berat. Dia diuji untuk menghadapi kenyataan dan lingkungannya. Hukuman tidak harus berupa penistaan. Senyuman pun bisa merupakan hukuman.”

“… Pendidikan tidaklah sekedar memperoleh ijasah tetapi mempersiapkan anak didik kita menghadapi masyarakatnya kelak.”

Ibu si anak laki-laki: “… Tampaknya dia putus asa dan tidak sanggup menghadapi Guru dan teman-temannya.” (ketika si Ibu menceritakan bahwa anak laki-lakinya tidak ingin melanjutkan sekolah)

Wali kelas: “… Tetapi ini merupakan ujian bagi dia untuk menghadapi kenyataan. Dan itu memang pahit tapi ini sangat perlu untuk membuktikan bahwa perbuatannya tidak dilakukan iseng-iseng.”

Tanpa harus berteriak kasar dan melotot serta tegangan syaraf lainnya toh pesan film ini pun tetap sampai, bahwa apa yang kedua remaja itu lakukan adalah hal yang salah, yang membuat orang tua mereka marah dan kecewa. Namun, itu lah konsekuensi dari apa yang mereka perbuat. Keduanya harus berani belajar untuk menghadapi kehidupan dan bertanggungjawab terhadap pilihan mereka.

Jaman memang berubah, tapi nilai-nilai moral dan budi pekerti tak selayaknya tergerus oleh kemajuan jaman.

Yang berminat melihat trailernya silakan ke sini: https://www.youtube.com/watch?v=pmzy5ebC810

Nanas

Nanas atau ananas adalah tanaman buah tropis. Tanaman ini berasal dari Brasil. Pohon nanas dapat ditanam di ketinggian 1-1500 m dpl dan membutuhkan asupan matahari yang cukup. Pohon nanas berperawakan rendah, tidak tinggi seperti umumnya tanaman. Pohon nanas memiliki daun yang panjang dengan duri-duri tajam di tepi daunnya. Rasa buah nanas asam sampai manis. Selain dapat dikonsumsi langsung, buah nanas juga dapat dibuat menjadi selai atau sirop.

Buah nanas dipercaya dapat mengurangi jerawat dan meningkatkan pencernaan. Berbagai kelebihan buah nanas lainnya dapat ditelusuri di internet.

Nah, entah kapan tepatnya, saya membeli buah nanas. Saya membeli buah ini karena bentuknya yang unik, kecil dengan daun panjang bergerigi, langsing dan tipis. Pokoknya cantik deh :). Saya lupa nama buahnya, kalau tidak salah nanas madu hias atau nanas hias. Entahlah. Selesai mengupas nanas, mahkota nanas saya tancapkan ke dalam pot. Karena awalnya diniatkan sebagai hiasan maka pot kecil menjadi pilihan. Nyaris tanpa perawatan khusus, pohon nanas ini tumbuh dengan daun-daun yang semakin panjang dan rimbun. Durinya sangat tajam.

Sampai suatu ketika, saya terkejut dengan munculnya bunga di tampuk pohon nanas. Saya sama sekali tidak menyangka pohon nanas ini akan berbuah, apalagi di dalam pot ukuran kecil. Senang? Iya donk, tapi juga bingung bagaimana memindahkan si pohon ke dalam pot yang lebih besar agar buahnya bisa tumbuh sempurna. Pengalaman tertusuk duri membuat saya mengurungkan niat untuk memindahkan si nanas. Sementara ini, sesuai saran kawan-kawan pekebun, saya berikan nutrisi hidroponik atau air bekas cucian beras, daging dan ikan sebagai gizi tambahannya. Semoga si nanas tumbuh sehat dan bisa dipanen. Amin.

Ini penampakan pohon nanas saya. Btw, ada yang tau nama jenis nanas ini?
photo 1 (2) photo 3 (1) nanas

Srikaya

Menurut Wikipedia, srikaya atau buah nona (Annona squamosa), adalah tanaman yang tergolong ke dalam genus Annona yang berasal dari daerah tropis. Buahnya berbentuk bulat atau kerucut seperi cemara dengan kulit bermata banyak serupa sirsak. Kulinya bersisik dan berbenjol. Daging buahnya berwarna putih dan memiliki rasa seperti podeng (es podeng kah maksudnya? wow, itu enak sekali πŸ™‚ ).

Tanaman ini konon bisa mencapai 8 m tingginya. Daunnya berjarang (ini kah yang menyebabkan pohon srikaya daunnya tampak tidak rimbun seperti tanaman lain?). Bunga srikaya bisa muncul dalam tandan sebanyak 3-4, tiap bunga berlebar 2-3 cm, dengan enam daun bunga atau kelopak, kuning-hijau berbintik ungu di dasarnya.

Untuk mereka yang memiliki darah rendah, srikaya adalah buah yang disarankan untuk dikonsumsi karena merupakan sumber zat besi yang baik. Selain itu srikaya juga kaya akan energi makanan.

Selain buahnya yang menyehatkan, biji srikaya dapat dimanfaatkan sebagai pestisida nabati dan juga dapat digunakan untuk membasmi kutu rambut.

Di atas adalah sekilas mengenai buah srikaya disertai manfaatnya. Nah, kali ini saya akan bercerita tentang pohon srikaya kami. Pohon srikaya ini mulanya ditanam di dalam pot. Lama tak berbuah dan beberapa kali terkena hama kutu putih. Akhirnya saya memutuskan untuk memindahkan pohon srikaya ini ke tanah. Barangkali kalau di tanam di tanah akarnya bisa lebih berkembang.

Tetapi ternyata tidak ada banyak perubahan. Saya sempat berpikir pohon ini akan mati. Lalu, saya tebarkan NPK ke sekeliling media. Entah karena NPK atau memang sudah saatnya, saya melihat beberapa bunga muncul di ranting pohon srikaya. Antara ragu dan berharap perkiraan saya tepat, maka saya menanyakan ke kawan-kawan penggiat berkebun. Tada, coba tebak apa jawaban mereka. Pasti sudah tahu deh. Yup, itu bunga srikaya πŸ™‚

Lekas besar ya buah, sehat dan semoga bisa dipanen .. hehe.
1475899_10205163216589972_1920125423369818127_n 10320370_10205163216949981_5039486315449785203_n

Bikin Kompos Sendiri

Penyumbang terbesar sampah di kota-kota besar seperti di Jakarta adalah dari sektor rumah tangga. Selain menyebarkan bau tidak sedap sampah-sampah ini juga bisa menjadi sumber penyakit.

Nah, bagaimana ya menyiasati sampah-sampah ini agar bermanfaat sekaligus juga bisa meringankan pekerjaan mang tukang sampah?

Kompos. Yup, coba bikin kompos sendiri ah. Kompos bikinan kami ini khusus untuk menampung sampah dari daun-daun kering, sayuran dan buah yang tidak layak dikonsumsi lagi.
Kata kunci pembuatan kompos sederhana saja, yaitu unsur karbon dan nitrogen harus terpenuhi.
Nah, berikut ini adalah cara pembuatan kompos yang diajarkan partner πŸ™‚

1. Siapkan ember atau drum. Lubangi bagian dasarnya, tidak perlu besar, kira-kira cukup sebagai tempat pembuangan air.
2. Isikan sebagai dasarnya dengan tumpukan daun kering. Usahakan agar lembap saja, cukup semprotkan beberapa tetes air (jangan sampai basah atau tenggelam).
3. Berikutnya, sampah yang boleh dimasukkan ke dalam drum adalah sampah daun, sayur, atau buah yang sudah busuk dan sejenisnya.

Partner juga suka menuangkan biji kopi hasil dari bikin kopinya :). Daun teh juga bisa dimasukkan. Kalau misalnya menggunakan teh celup, buka dari wadahnya dan tuang daun tehnya ke dalam drum.

Untuk tahap berikutnya, setelah sampah daun cukup banyak dapat dimasukkan nasi, kue-kue yang sudah basi atau cangkang telur bisa dimasukkan. Bahan makanan hewani usahakan sedikit saja untuk menghindari bau tak sedap. Oya, kami tak menggunakan bahan tambahan lainnya seperti bakteri pengurai dan lain-lain. Saat ini sedang mencoba hanya dengan mengandalkan dari sampah-sampah di atas tadi. Dan karena kami baru mencoba jadi hasilnya memang belum tampak.

Ini drum tempat meletakkan kompos. Sebagai penutup drum kami menggunakan triplex.
kompos

Pepaya

Sudah lama pengin banget menanam pepaya. Pertama, tanam di pot tapi gagal karena pohonnya kena kutu putih.
Coba semai biji pepaya di rumah Bandung. Tumbuh dan waktu balik ke Bandung ternyata si pohon udah nggak ada. Sepertinya dicabut waktu kebun dirapikan oleh mang tukang kebun. Baiklah, semai berikutnya di depan rumah. Tenyata, si akar nempel tembok rumah. Kok bisa sih? Sepertinya memang belum jodoh, maka dicabutlah si pohon pepaya itu.

Berikutnya semai lagi. Senang nih ceritanya, aku foto lah si pepaya california yang daunnya cakep itu. Lalu, upload donk. Tak disangka ada kawan yang menyarankan agar pepaya jangan ditanam di dekat tembok rumah karena akarnya bisa merusak. Duh, antara sedih dengan terpaksa akhirnya aku cabut hati-hati dengan harapan bisa tumbuh walaupun aku pindah. Namun teryata si pepaya layu dan mati. Hemm, bagaimana baiknya? Akhirnya semai lagi di belakang rumah, masih deket tembok (abis gimana lagi?) tetapi ruang di depannya masih luas untuk tumbuh si akar (begitu kira-kira perhitunganku πŸ™‚ ). Masih ragu terus tanya si mas, jawaban dia sebenarnya sudah bisa aku tebak :). Maka aku mantapkan diri untuk membiarkan si pepaya ini tumbuh dahulu.

Nah, ini pohon pepaya ku yang entah ke sekian kali. Semoga nanti pertumbuhannya bagus dan tidak merusak benda-benda di sekitarnya. Amin.
photo (1)

Tin Green Yordan

Ini pohon tin saya, buahnya sedang ramai sekali. Kata beberapa kawan, tin green yordan memang berbeda dengan jenis tin lainnya, walaupun ditanam di dalam pot namun tidak mengurangi kuantitas buahnya.

Satu lagi, rasa tin GY ini sungguh enak, manis legit. Sayang, untuk bisa menyantap buah ini sepertinya harus bersabar beberapa bulan lagi. Buah tin memang agak lama untuk sampai pada masa matangnya.
10688076_10205021594729514_99000506156694178_o gy1

Membuat Pupuk Cair

Ceritanya saya ingin mempraktikkan ilmu dari kawan-kawan berkebun, salah satunya membuat pupuk cair organik. Saya menyukai hampir segala macam buah kecuali durian dan nangka. Nah, ada kalanya buah yang kita beli ini rusak atau kemudian tidak layak dikonsumsi. Biasanya untuk kasus seperti ini buah akhirnya dibuang. Sayang juga sih tapi untuk disantap pun tidak mungkin karena akan lebih membahayakan.

Dari kawan-kawan berkebun saya belajar bahwa sampah atau limbah sampah yang ada di dapur itu bisa loh kita manfaatkan agar lebih berguna. Salah satunya dengan mengolahnya menjadi pupuk. Jadi, buah atau sayuran pun isi perut ikan dan kepala udang yang tidak terpakai lagi itu bisa diolah menjadi sesuatu yang bermanfaat.

Ada beberapa pupuk yang bisa kita hasilkan dari limbah sampah dapur, yaitu:
1. Pupuk cair dari buah
2. Pupuk cair dari sayuran hijau
3. Pupuk cair dari isi perut ikan
4. Pupuk cair dari kepala udang
5. Dan masih banyak lainnya.

Beberapa pembuatan pupuk cair yang pernah saya buat adalah pupuk cair dari sampah buah dan kepala udang. Cara pembuatan pupuk lebih lengkapnya saya baca dari blog kawan berkebun saya, mbak Evyta.

Begini langkah saya membuat pupuk cair buah.
1. Buah yang sudah tidak layak konsumsi saya kumpulkan. Biasanya saya memilih buah-buah yang lunak, seperti strawberry, jambu biji, pepaya, anggur, pisang. (Kebetulan saya penyuka strawberry, jadi buah ini lumayan sering ada di kulkas rumah..hehe).
2. Buah-buah tersebut saya tumbuk. Lalu saya masukkan ke dalam botol plastik aqua seukuran 1 liter dengan dicampur air.
3. Tumbuk gula merah dan larutkan bersama air. Masukkan ke dalam botol pertama yang telah berisi larutan buah.
4. Tutup dan diamkan selama kurang lebih seminggu. Pada saat itu, biasanya larutan akan menjadi jernih dan sisa buah yang tidak tertumbuk halus akan mengambang di permukaan botol.
5. Untuk menggunakan, tuang sedikit pupuk cair ke dalam ember dan tambahkan 1 liter air. Siramkan ke tanaman.

Langkah yang sama saya terapkan untuk pembuatan pupuk cair dari kepala udang yang baru saya buat beberapa minggu yang lalu.

Beberapa kali saya membuat pupuk cair dari buah dengan cara di atas. Saya baru sadar kalau ada bagian yang terlewatkan, yaitu menambahkan EMx atau MOL yang berfungsi untuk menguraikan dan membantu proses fermentasi.
Awalnya sempat ragu namun setelah berkonsultasi dengan mbak Evyta, saya mendapat pencerahan bahwa mikroorganisme yang dibutuhkan untuk membantu proses penguraian dapat muncul dari buah-buahan dan udang itu sendiri. Yang membedakan mungkin pada waktu yang diperlukan untuk proses penguraian yang sedikit lebih lama dibandingkan jika kita menggunakan mol atau EMx. Kelebihannya mikroba yang diperoleh benar-benar lokal dari bahan pupuk tersebut. Hasilnya pun tak kalah bagus kok πŸ™‚

Berikut ini adalah penampakan pupuk cair dari sisa buah dan kepala udang yang saya buat.
photo 1 photo 2

Belajar hal-hal baru itu sungguh menyenangkan. Dari awalnya belajar bertanam buah dalam pot lanjut mengolah sampah dapur menjadi sesuatu yang bermanfaat seperti pestisida nabati dan pupuk untuk tanaman kita. Mudah-mudahan langkah ini juga bisa meringankan pekerjaan mang tukang sampah juga πŸ™‚

update:
POC (Pupuk Cair Organik) dari kepala udang, atau isi perut ikan ini umumnya berbau kurang sedap. Untuk mengatasi hal tersebut dapat membuat resep untuk menghilangkan bau tadi. Bahan-bahannya adalah:
1/2 kg tempe
200 ml molases (gula putih)
10 biji ragi tapai
5 lt air minum

Cara pembuatan:
Blender tempe dan ragi lalu masukkan ke stoples atau botol bekas air minum. Tambahkan air dan gula ke dalam botol. Aduk lalu tutup rapat. Selanjutnya, siapkan slang dan botol yang diisi air sebagai filter dan jalan keluar gas metan reaksi fermentasi unaerob. Seminggu kemudian buka dan saring. Larutan sudah siap digunakan. Resep larutan ini juga dapat digunakan untuk menghilangkan bau sampah.

Untuk pemakaian: dosis dapat ditentukan sendiri. Boleh diencerkan, dioleskan atau pun langsung disemprotkan ke sumber bau.

Semoga berhasil πŸ™‚

Menanam Cabe

Nah, hari ini saya mau cerita tentang pengalaman menanam cabe. Bukan cabe rawit tapi cabe hijau dan cabe merah panjang yang gendut-gendut itu. Beberapa kali saya menanam cabe tidak pernah sampai berbunga. Kalau pun bisa berbunga biasanya rontok dan tak lama pohonnya mati. Biasanya diawali dengan daunnya yang keriting-keriting lalu layu. Tapi kegagagalan tidak meruntuhkan semangat untuk mencoba menanam cabe kembali (ehem.. :)). Maka, semai biji cabe dari dapur. Setelah pohon sedikit besar saya rajin menyemprotnya dengan pestisida nabati. Pestisida nabati yang saya buat adalah air cucian beras yang diendapkan semalam. Lalu blender sereh. Campur keduanya. Hampir setiap hari saya menyiramkan pestisida nabati ke pohon cabe. Pohon cabe bertambah besar, bunganya banyak dan mulai muncul bakal cabe… hore.

Tanpa terasa beberapa cabe sudah mulai gede. Sepertinya sudah layak panen, tapi saya masih menunggu apakah si cabe ini nantinya memerah atau memang jenis cabe hijau? Soalnya saya lupa yang saya tanam ini cabe merah atau hijau ya? hehe. Saat itu sih semai keduanya, hanya saja yang akhirnya tumbuh itu entah yang versi cabe hijau atau merah.

Untuk pupuk sama dengan pohon lainnya, saya berikan bekas air cucian beras, daging dan ikan. Oya, sesekali saya berikan pupuk cair buah-buahan. Pupuk ini juga saya buat sendiri. Cara membuatnya mudah. Buah-buahan yang sudah tidak layak makan saya satukan kemudian saya tumbuk. Mustinya diblender sih supaya mudah dan cepat. Berhubung blender di rumah hanya satu dan itu khusus buat makanan yang dkonsumsi maka saya memilih menumbuknya. Selanjutnya taruh di botol plastik aqua yang besar. Campur dengan gula merah yang sudah dilarutkan. Terus diamkan selama semingggu. Untuk menggunakannya cukup ambil sedikit dan campurkan dengan air lalu siramkan ke tanaman.

Oya, menurut mbak Evyta (blognya mengenai pembuatan pupuk cair bisa dilihat di sini) seharusnya sih ditambahkan semacam mikroorganisme hidup yang berfungsi untuk menguraikan dan membantu proses fermentasi. Dan, saya lupa menambahkannya selain memang belum beli juga sih. Ya, tak apa. Namanya juga belajar, kalau salah-salah masih wajar, kan? (ngeles.. hehe).

Sekarang kalau butuh cabe satu dua tinggal tengok-tengok pot di depan rumah deh. Mau lihat tanaman cabe saya? Jangan pengin ya. Kalau pengin gampang kok, semai sekarang juga biji cabe yang ada di dapur Anda πŸ™‚

20140810_104955 10516766_10204941885736839_5618673496037624731_n 10547706_10204941885776840_4341051512696315496_n 10556244_10204986637135596_8511328653838659598_n

Menulis itu Mengasyikkan

Saya mempunyai 4 blog yang kesemuanya aktif, dan beberapa blog gratisan :). Barangkali tampak seperti kurang kerjaan ya? Hehe. Entahlah, bagi saya menulis adalah kebutuhan. Sama halnya dengan membaca. Ketika kedua kebutuhan itu terlepas maka yang tersisa adalah kehampaan.

Empat blog itu berisi bermacam-macam bentuk tulisan, yaitu:
1. Blog yang berisi materi pembelajaran di sekolah. Blog ini untuk memudahkan murid-murid mengakses materi yang saya berikan. Blog ini juga berperan sebagai majalah dinding yang berisi karya kreasi murid-murid saya.
2. Blog kedua berisi seputar penerbitan dan penulisan serta tulisan perjalanan. Blog ini juga memuat tulisan job review baik produk atau jasa dari layanan blog advertising.
3. Blog resensi buku. Seperti namanya, blog ini berisi review buku-buku yang saya baca. Beberapa buku ada yang diberikan langsung oleh pengarangnya untuk di-review, atau dari penerbit buku melalui komunitas BBI (Blogger Buku Indonesia). BBI bekerjasama dengan banyak penerbit yang seringkali mengirimkan buku-buku baru dan gratis untuk diresensi oleh para blogger pecinta buku.
4. Blog curhat :). Nah, ini blog tempat saya menulis tentang kegemaran saya berkebun dan juga tulisan sehari-hari semisal yang sedang saya tulis ini.
5. Blog lainnya yang gratisan ada yang berisi puisi dan sajak, kutipan dari buku-buku dan blog untuk trial dan error :), diantaranya: http://castor05pollux.tumblr.com/ , http://enggar.tumblr.com/ , dst πŸ˜‰

Apakah semua blog itu rutin di isi? Nggak juga sih. Namun saya berusaha untuk menulis walau sesedikitpun. Blog-blog itu ternyata sangat membantu saya loh. Contohnya, ketika saya diminta secara mendadak untuk menggantikan nara sumber yang berhalangan hadir. Saat itu saya nderedeg juga, tak terbayang mau bicara apa saya nanti di depan? Hehe. Saya kemudian ingat beberapa materi yang pernah saya tulis di blog dan kebetulan saat itu menjadi topik talk show. Nah, saya cukup mengunduh materi presentasi saya di slideshare dan membuka blog yang berisi materi serupa. Talk show berjalan lancar dan cukup memuaskan :).

Pengalaman di atas kemudian meyakinkan saya bahwa tidak ada pekerjaan yang sia-sia. Pun saya menyadari bahwa kegemaran kita membaca dan menulis bisa jadi membantu kita pada saat-saat yang krusial.

Oya, pengalaman menulis buku juga membantu saya mengatur strategi (halah, yo opo iku rek? :)).
Maksudnya begini, ada kalanya sebagai penulis, Anda dihadapkan pada situasi menulis dengan batas waktu yang ketat. Cara saya menyiasati nya adalah dengan terbiasa mengumpulkan tulisan-tulisan yang mungkin menjadi topik yang ingin saya tulis suatu saat nanti. Saya imbangi juga dengan membaca buku-buku yang berkaitan dengan topik tersebut. Sehingga jika suatu saat saya harus menulis tema tersebut dengan deadline mepet saya tidak terlalu kerepotan. Sebenarnya bagi seorang penulis, menulis dengan batas waktu ketat itu hal yang hampir kebanyakan pernah mengalaminya atau barangkali malah menjadi santapan mereka sehari-hari :). Untuk itu lah mereka harus senantiasa mengupdate diri dengan banyak membaca, baik yang berkaitan dengan ilmu nya langsung maupun tidak, karena percaya deh semua itu memberi nilai tambah kepada wawasan kita.

Nah, jangan kaget ya kalau dalam minggu-minggu ini saya ribut banget di blog, baik di sini atau di blog saya lainnya, maklum sekolah libur dan ini kesempatan saya menuangkan isi hati alias curhat sebanyak-banyaknya… haiyah, hehehe :))

Tin Green Yordan

β€œDemi tin dan zaitun” (95:1) ~ Surah At-tin.

Allah swt telah memberi petunjuk melalui ayat di atas mengenai kebermanfaatan yang diperoleh dari buah tin dan zaitun.

Buah tin termasuk golongan ficus dan memiliki banyak jenis di seluruh dunia. Tin atau bahasa latinnya ficus carica berasal dari Arab dan sudah ada semenjak 4000 tahun sebelum masehi. Saat ini pohon tin sudah banyak tumbuh dan dibudidayakan secara modern di banyak negara, termasuk di Indonesia. Di negara-negara Eropa buah tin dikenal dengan sebutan buah fig.

Buah tin dapat tumbuh di pot dengan diameter 45. Buah tin muda berwarna hijau. Buah tin muda ini bisa dikonsumsi sebagai olahan sayuran. Biasanya ditumis dengan dicampur daging. Buah yang matang dapat dikonsumsi secara langsung. Tekstur buah tin empuk. Rasanya manis dengan sedikit mengandung air dan berbiji banyak. Ada sensasi unik dari biji-biji kecil buah tin ketika mengkonsumsi buah ini.

Oya, daun buah tin juga bisa diolah menjadi teh. Dari beberapa kawan di peggemar tanaman, mereka merekomendasikan daun tin green yordan. Mereka bilang daun dari jenis buah tin ini sangat enak dikonsumsi sebagai teh. Tidak hanya daunnya, ternyata rasa buah tin green yordan ini juga lebih enak dibanding tin brown turkey (menurut saya loh :)).

Kebetulan di rumah saya memiliki beberapa jenis tin, seperti: green yordan, purple yordan, conadria dan brown turkey serta sultane. Beberapa saya beli melalui kawan di komunitas tanaman, nursery dan pameran tanaman. Yang sudah saya cicipi buahnya adalah brown turkey dan green yordan. Lainnya belum berbuah.

Buah tin favorit di rumah saya adalah green yordan :). Tidak seperti brown turkey yang manisnya sedang, rasa tin green yordan lebih manis legit. Manisnya pas. Namun pada panen kedua rasa manis itu sempat berkurang, mungkin karena saat itu sedang musim hujan. Tanda buah tin matang adalah ketika buahnya merunduk. Untuk green yordan warna buah matang adalah hijau muda.

Selain dikonsumsi langsung, buah tin juga bisa dibikin selai, jus, manisan kering atau kaleng dan lain-lain.

Beberapa literatur menyebutkan bahwa buah Tin mengandung serat yang sangat tinggi. Buah tin baik dikonsumsi secara teratur untuk membersihkan racun di dalam tubuh dan mencegah penyakit degeratif lainnya.

Kandungan asam lemak tak jenuh diantaranya omega 5 dan 6 yang ada di dalam buah tin dapat mencegah penyakit jantung koroner. Buah tin juga aman dikonsumsi bagi penderita diabetes. Dan bagi Anda penederit anemia yang tidak suka makan daging kambing, buah tin juga sangat bagus dikonsumsi. Pokoknya, banyak sekali manfaat dari buah tin ini.

Sayangnya, buah tin tidak dipasarkan dalam bentuk segar di toko-toko swalayan. Untuk merasakan buah ini Anda bisa membelinya dalam bentuk selai buah tin atau manisan tin. Dan jika ingin merasakan rasa asli buah tin maka Anda harus menanamnya terlebih dahulu.

Perawatan pohon tin tidak sulit. Sama seperti tanaman lainnya, buah tin memerlukan cahaya matahari yang cukup, pupuk dan penyiraman yang rutin. Saya biasanya menggunakan air bekas cucian beras, daging dan ikan sebagai pupuk. Sesekali NPK dan cairan nutrisi hidroponik.

Penyakit yang sering menimpa tanaman tin adalah karat daun. Karat daun jika dibiarkan akan menyebar. Sebaiknya pangkas saja daun-daun yang terkena karat sebelum menulari daun lainnya. Buahnya masih tetap aman dikonsumsi walaupun daunnya berkarat. Daun karat ini biasanya terjadi jika sering ditimpa hujan atau cuaca lembap.

Nah, ini tanaman tin gy saya yang saat ini sedang ramai keluar bakal buahnya :). Tak sabar ingin mencicipi tin green yordan lagi πŸ™‚

21 Juli 2014 21 Juli 2014
gy-a

gy-d
Panen perdana, 1 Februari 2014

2 buah tin dan 1 buah putsa
gy-c

gy-5

Untuk resep tehnya bisa dicoba langkah berikut ini: (sumber: dari kaskus)

1. Petik daun tin yang sudah cukup tua.
2. Tiriskan getah yang masih terdapat pada daun teh dengan cara senderkan daun dengan batang menghadap ke bawah kurang lebih 1 jam di tempat teduh.
3. Jangan sampai getah menetes mengenai daun.
4. Cuci daun dengan air mengalir lalu tiriskan airnya.
5. Jemur daun di tempat yang terkena matahari penuh.
6. Setelah kurang lebih 3 jam, lihat apakah sebagian besar daun sudah bisa diremas dan hancur. Potong tangkai daun sampai sebatas daun.
7. Jemur kembali sampai benar-benar kering dan dapat diremas sampai hancur.
8. Setelah kering, remas daun sampai hancur. Buang urat daun.
9. Daun teh siap dikonsumsi.

Cara konsumsi

1. Ambil 1 sendok makan teh daun Tin
2. Seduh dengan air panas, lalu tutup.
3. Jika ingin menambahkan gula, hanya gunakan gula batu jangan gula pasir.
4. Aduk teh dengan menggunakan sendok plastik atau kayu, jangan menggunakan sendok besi.
5. Minum seduhan teh selagi hangat.
6. Jangan biarkan seduhan sampai lebih dari 12 Jam, karena kadar zat di dalamnya sudah berubah dan tidak layak di konsumsi.

Oya, menurut beberapa kawan yang sudah pernah mencoba, tanpa ditambahi gula, teh tin ini sudah manis loh. Untuk membuktikannya silakan mencoba sendiri ya :).