Bikin Cincau Yuk

1394471_10202578009001398_1529232678_n

Pohon cincau di rumah kami ini saya beli beberapa tahun yang lalu di pameran flona. Daunnya cukup besar dan rimbun sekali. Perawatannya pun tidak sulit, cukup disiram air dan letakkan di tempat yang cukup mendapatkan sinar matahari.

Daun cincau yang saya gunakan adalah daun cincau rambat. Cincau ini jenis daunnya berbulu, baik di bagian atas dan bawah daun. Menurut beberapa kawan di komunitas berkebun, cincau berbulu dan merambat ini termasuk cincau yang kualitasnya bagus. Saya ingat ketika membeli pohon cincau ini, ada 2 jenis pohon cincau yang dijual. Saat itu ketika saya ingin membeli cincau yang sama dengan kakak, kakak dan si Bapak penjual menyarankan membeli jenis yang berbeda biar bisa tukeran nanti :). Oh, ok, baiklah. Akhinya kakak membeli pohon cincau yang daunnya lebih mengkilap dan saya beli yang daunnya berbulu ini. Dan, ternyata saya tidak menyesal karena pohon cincau yang ini memang lebih indah walaupun sulurnya sering melincir kemana-mana.

Berbekal ilmu dari blog mbak Evyta, kawan di komunitas penggemar tanaman, saya niatkan hati untuk membuat cincau dari hasil kebun sendiri. ini dia cincau bikinan saya :).
1. Pilih daun cincau yang cukup tua. Cuci bersih.
487643_10202578009561412_176061338_n
2. Robek-robek daun cincau.
1458618_10202578010521436_5469822_n
3. Siapkan air hangat. Tuang air hangat sedikit-sedikit sambil remas-remas daun cincau. Oya, jangan meremas daun cincau terlalu kuat untuk menghindari keluar banyak buih. Cukup remas daun cincau secara perlahan.
1441363_10202578010841444_213306445_n
4. Jika air sudah terasa banyak dan warnanya pekat, saring hasil remasan.
1456805_10202578011921471_918591416_n
5. Diamkan untuk memperoleh cincau yang kenyal. Lebih baik kalau cincau disimpan di dalam kulkas.

Sudah selesai deh cincau bikinan sendiri. Mau bikin es cincau? Gampang, ambil cincau dari kulkas dan tambahkan sirup serta es. Cincau siap disantap di hari yang terik. Segar dan alami, tentunya πŸ™‚

Negara-negara Asia Tengah dari pecahan Uni Soviet

Mikhail Gorbachev, presiden Uni Soviet periode 1985-1991, melakukan perubahan besar-besaran dalam sistem perekonomian dan politik yang secara langsung dan tidak langsung memicu bubarnya Uni Soviet. Kebijakan glasnots (keterbukaan) dan perestroika (restrukturisasi ekonomi) yang ia usung selain memberikan kesempatan yang lebih luas pada kebebasan dan demokrasi di dalam negeri juga mengancam keberadaan partai komunis.

Maka, kemudian lahirlah 15 negara pecahan baru dari Uni Soviet ini, yang dibagi menjadi beberapa kelompok, salah satunya

kelompok Asia Tengah, yaitu:

  • Tajikistan
  • Kirgizstan
  • Uzbekistan
  • Kazakhstan
  • Turkmenistan
  • Kelompok wilayah lainnya dapat dilihat di sini.

    Tajikistan adalah negara paling miskin dan menempati jajaran nomor sepuluh di dunia. Walaupun miskin ternyata rakyatnya pantang mengemis dan menggelandang. Paska perang sipil, kondisi negara ini semakin mengenaskan. Korupsi, kolusi, dan nepotisme pun tumbuh subur di kalangan pemerintah.

    Konon, dibanding negara stan asia tengah lainnya, Tajikistan termasuk yang paling religius. Namun demikian perlu diingat karena pengaruh komunisme yang membelenggu ratusan tahun membuat mereka tidak terlalu ketat beribadah.

    Rakyat Tajikistan beragama islam. Umat islam syiah sekte Ismaili Tajikistan tidak naik haji, dan nyaris tidak puasa. Haji mereka adalah menyediakan tumpangan dan makanan bagi musafir. Mereka meyakini bahwa menolong musafir itu wajib hukumnya. Mereka bersikap hormat dalam melayani tamu. Kendati miskin, mereka murah hati.

    Vodka atau minuman keras adalah minuman wajib mereka sebagai jalan keluar dari tekanan dan kesuraman hidup sehingga tingkat kriminalitas pun sangat tinggi.

    Berbeda dengan Kazakhstan, ini negeri yang berjaya dengan gemilang kemakmuran kapitalisme. Kazakhstan dan Kirgiztan, keduanya menggandrungi Uni Soviet. Sementara Uzbezkistan sangat anti Rusia. Kesusastraan merupakan warisan peradaban Uzbezkistan jaman antik. Sementara Turkmenistan diliputi nostalgia sosialisme utopistan.

    sumber: diadaptasi dari kisah Urbanisasi Kesadaran, buku Guru Gokil Murid Unyu.

    Jadi pengin baca buku Selimut Debu dan Garis Batas-nya Agustinus Wibowo. Kapan ke Gramedia ya? πŸ™‚

    Seminar Manfaat Buku Digital Bagi Pembaca dan Penulis

    Hari Sabtu kemarin saya menghadiri seminar dan FGD (Focus Group Discussion) dari Qbaca dengan tema Manfaat Buku Digital Bagi Pembaca dan Penulis. Datang terlambat tapi tetap semangat.. hehe. Buktinya? Dapat buku gratis donk ^-^.
    goodie
    Berhubung terlambat jadi tidak mengikuti perbincangan secara lengkap oleh nara sumber hari itu, yang terdiri dari: Moammar Emka (Penulis), Dr. Ruli Nasrullah (Doktor Budaya Cyber UGM), Intan Savitri. msi (Ketua Forum Lingkar Pena) dan Iyut Syifa Fauzia (Publisis Buku).

    Beberapa pertanyaan diajukan oleh peserta, dari masalah buku seperti apa yang best seller, pembajakan buku sampai infrastruktur yang belum merata yang menjadi kendala bagi sebagian besar masyarakat untuk mengakses buku digital.

    Mbak Sekar dari Komunitas Pondok Baca mengeluhkan mahalnya biaya transportasi dan pengiriman buku ke daerah pelosok. Beliau juga mempertanyakan pendistribusian buku dari penerbit yang tidak mencapai ke daerah-daerah tersebut.

    Menurut Moammar Emka, buku seperti apa yang bakal best seller itu tidak bisa terjawab. Laris tidaknya sebuah buku tergantung kepada banyak hal, yang terutama adalah marketing. Terkadang ada buku yang tidak terlalu bagus tapi karena pemasarannya oke maka buku itu terangkat naik.

    Untuk masalah pembajakan buku, ingat ketika buku Laskar Pelangi menjadi best seller? Tidak lama setelah itu bajakannya ada dimana-mana. Atau mungkin buku Jakarta Undercover nya Moammar Emka? Itu hanya sekedar contoh bahwa apapun bentuknya, baik buku cetak atau buku digital peluang untuk disalin selalu ada. Namun perlu diketahui jangan bayangkan bahwa buku digital selalu berformat pdf, yang biasanya dengan mudah filenya bisa disalin orang kemana-mana. Teknologi terus berkembang demikian juga tingkat pengamanan terhadap sebuah aplikasi. Demikian juga dengan buku-buku digital (ebook).

    Ada cerita menarik dari Moammar Emka. Ia mencontohkan solusi yang ia beserta tim penerbitnya lakukan ketika buku Jakarta Undercover dibajak. Mereka membudgetkan beberapa puluh (atau ratus ya? lupa) juta untuk menyalin buku itu dan mendisainnya sedemikian rupa persis buku aslinya. Kemudian mereka menjual ke pengecer sejumlah harga biaya cetak. “Yang penting biaya sejumlah itu kembali,” ujarnya. Dan memang trik yang ia gunakan berhasil.

    Saran juga datang dari peserta seminar lain, diantaranya untuk masalah mahalnya biaya transportasi ke daerah pelosok. Seorang peserta menyarankan agar komunitas bekerjasama dengan sponsor, atau lembaga-lembaga yang menyediakan dana CSR dan sebagainya. Hal itu dilakukan untuk menekan biaya.

    Sementara kenapa pendistribusian buku dari penerbit tidak mencapai ke pelosok menurut saya hal itu dikarenakan penerbit juga memiliki keterbatasan dana. Nah, hal itu barangkali bisa disiasati melalui kehadiran buku digital ini. Keberadaan buku digital justru memberi peluang besar bagi penerbitan buku untuk membentuk kekuatan pasar di kota-kota besar. Dengan demikian mereka akan mendapatkan revenue tambahan. Bahasa sederhananya subsidi silang. Dengan demikian buku-buku cetak dapat didistribusikan ke daerah pelosok.

    Kehadiran buku digital juga sebenarnya adalah suatu cara untuk meminimalisir keasyikan masyarakat kita pada sosial media serta games. Kita tentu memahami bahwa kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh minat baca masyarakatnya, terutama kesukaan membaca buku-buku bacaan yang bergizi. Sebuah peradaban perlahan akan hilang jika masyarakatnya tidak pernah membaca.

    Dan bagi saya pribadi, selama saya bisa membaca, saya tak terlalu peduli apapun perangkat yang harus saya gunakan. Apakah itu buku cetak atau buku digital sekalipun, tak akan mengurangi minat saya untuk membaca. Saya membaca buku digital sama nyamannya dengan saya membaca buku cetak. Karena bagi saya, apa yang terkandung dalam sebuah buku itu adalah lebih penting dari wujud buku itu sendiri.

    Acara berlanjut dengan diskusi antar kelompok setelah santap siang. Kemudian ada musikalisasi puisi yang keren banget. Dan dilanjut dengan presentasi sedikit dari Qbaca dan ditutup dengan foto-foto. Oya, ada goodie bag juga dari Qbaca loh .. hehe.

    Terima kasih Qbaca dan kawan-kawan baru. Senang bertemu dengan kalian ^-^.

    qbaca2

    qbaca

    Mengenai cara mengunduh aplikasi bisa dilihat di sini.

    Menikmati Musik

    If you really want to you can seize the day
    Only if you want to will you fly away

    Sepenggal lirik di atas dikutip dari Only If nya Enya. Musik bergenre Celtic ini adalah salah satu musik andalan saya, terutama ketika saya harus berkonsentrasi menulis. Musik Enya adalah campuran dari irama yang tenang, bersemangat sekaligus berkesan heroik. Bukan karena saya penggemar Man of steel aka Superman ya, makanya tergila-gila dengan segala yang berjenis super hero ^-^.

    Menulis membutuhkan konsentrasi tinggi. Pada situasi seperti ini musik Enya adalah teman menyenangkan. Alasan saya memilih Enya, pertama, kebanyakan lirik di lagu Enya menggunakan bahasa latin, bahkan ada pula bahasa fiksi yang mereka ciptakan sendiri, yang tentunya tidak saya mengerti sehingga saya tidak akan ikut sibuk bernyanyi. Beberapa ada juga yang ditulis dalam bahasa Inggris, namun juga tidak banyak mempengaruhi disebabkan oleh iramanya yang melarutkan saya ke dalam situasi mistis dan terkadang lupa dengan sekitar, terasa dunia milik sendiri .. hehe.

    Enya adalah penyanyi dari Irlandia. Konon, musik Celtic adalah nama genre musik yang berevolusi dari musik tradisional rakyat Celtic di Eropa bagian barat. Musik tradisional asal Irlandia dan Skotlandia ini memiliki irama dan melodi yang serupa. Oya, musik Celtic ini kerap diselipkan dalam adegan film-film seperti Robin Hood, Lord of the Rings dan semacamnya.

    Selain musik Celtic saya menyukai koleksi musik Andrea Bocelli. Kalau Enya lebih tepat untuk menulis, Andrea cocok didengarkan ketika kita membutuhkan suntikan semangat. Putar lagu Con te Partiro dan rebahkan punggung di kursi sambil merem sejenak. Dalam hitungan menit, energi mengalir dan tubuh kita bersiap melakukan aktivitas.

    Selang-seling di antara itu saya menyukai musik klasik, musik di era Barok adalah pilihan saya. Canon in D, Arrival of the Queen of Sheba, dan Four Season adalah beberapa diantaranya. Musik Barok kebanyakan dinamis, cepat, dan riang namun ada juga yang lambat dan menyentuh.

    Pop? Tentu saya juga suka. Saya tidak terlalu fanatik terhadap satu label pemusik atau kelompok tertentu. Sepanjang musik itu enak dan bisa dinikmati kenapa tidak? West Life, Vina Panduwinata, Chrisye, Adele, atau lagu-lagu baru saya juga menikmatinya loh.

    Musik adalah bahasa universal di dunia.
    Pesan-pesan yang disampaikan melalui lirik lagu, melodi, dan irama musik, menyebar dan larut ke dalam jiwa manusia di belahan bumi manapun.

    selamat menikmati musik, kawan πŸ™‚

    Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba Menulis Blog yang Asyik di sini.

    Putsa, si Apel India

    putsa
    Putsa atau dikenal juga dengan apel india. Menilik namanya, buah ini memang berasal dari India. Di sana, putsa dibudidayakan secara modern dan dalam skala besar.

    Apel india ini sama dengan kebanyakan apel lainnya, dengan ukuran sebesar bola pingpong atau lebih besar sedikit seperti telur bebek. Buah putsa sepenuhnya memiliki rasa manis. Buah ini paling enak dikonsumsi dengan tingkat kematangan 80%, karena akan terasa manis dan renyah.

    Saya mengenal tanaman ini dari kawan-kawan di komunitas penggemar tanaman buah di facebook. Bibit tanaman putsa saya beli di pameran flora dan fauna kira-kira dua tahun silam. Ketika itu pohonnya belum tinggi dan batangnya pun masih rapuh, namun bunga dan bakal buah di setiap ranting sangat banyak. Untuk menghindari patah pada batang utama maka saya membuang beberapa bakal buah yang tumbuh lebat.
    putsa5
    Saya meletakkan putsa di dalam pot dengan diameter 35 cm. Merawat putsa tidak sulit. Putsa menyukai media tanam yang lembap. Bukan becek atau basah, dan jangan biarkan tanahnya kering. Untuk penyiraman saya menggunakan air buangan bekas AC, atau cucian beras, daging, dan ikan. Untuk pupuk dapat menggunakan NPK. Pemberian NPK bisa dilakukan setiap 2 minggu sekali.

    Dosis penggunaan NPK untuk semua tanaman adalah 10 liter air dengan 5 sendok teh NPK. Campuran air dan pupuk diaduk merata. Selanjutnya, cukup pemberian 1 gayung untuk setiap pot tanaman yang ada.

    Seperti juga tanaman lainnya, perhatikan pasokan intensitas cahaya. Letakkan putsa di tempat yang mendapatkan sinar matahari langsung.

    Ketika bakal buah mulai bermunculan, sebaiknya lakukan penjarangan dengan membuang sebagian buah. Bakal buah putsa biasanya sangat banyak, namun tidak perlu dibesarkan semua. Pilih buah yang bagus dan lainnya bisa kita buang. Langkah ini dimaksudkan untuk mendapatkan buah yang besar dan layak untuk dikonsumsi. Sambil menyeleksi bakal buah, lakukan juga pemangkasan cabang dan ranting serta membuang daun-daun kering dan kuning.
    putsa6
    Hama yang menyerang tanaman putsa biasanya adalah kutu putih dan penggerek batang. Tanaman yang terkena hama putih adalah ketika batang, daun, dan bahkan buahnya diselimuti lapisan seperti kapas berwarna putih yang lengket. Jika dibiarkan, kutu putih bisa menulari tanaman lainnya dan lama-lama pohon akan mati.

    Ada baiknya membungkus bakal buah dengan plastik atau kertas koran untuk menghindari serangan lalat buah. Buah yang terserang hama lalat buah biasanya tidak dapat dikonsumsi, karena daging buahnya berisi ulat.

    Menyantap putsa setiap hari di pagi hari dapat menurunkan kadar gula dalam darah. Karena itu, putsa sangat baik bagi penderita diabetes dan darah tinggi.

    Oya, putsa adalah tanaman yang tidak mengenal musim berbuah, sehingga dikenal sebagai buah sepanjang masa. Pohonnya pun rajin sekali berbuah.
    Dan karena buah putsa belum dijual di pasar swalayan, maka untuk bisa mencicipi rasanya kita harus menanamnya sendiri.
    putsa7

    Hormatilah semua umat beragama, pun yang tidak beragama

    Dari catatan kecil di facebook, 9 juli 2012.

    Saya seorang muslim. Dalam pergaulan sosial saya berteman dengan siapa saja, non muslim bahkan yang mengaku tak memilih agama sekalipun. Saya belajar menghormati keyakinan dan pilihan mereka pun demikian sebaliknya.

    Seringkali kita sebagai umat yang mengaku beragama berlaku tidak adil terhadap mereka yang tidak memilih agama apapun. Dan kita kemudian memperlakukan mereka sebagai orang jahat, orang yang tak pantas kita jadikan teman dan sebagainya. Karena mungkin kita menilai terlalu tinggi diri kita sendiri.

    Saya ingat tulisan Gunawan Mohammad ketika dia bercerita tentang seorang laki-laki muda yang siang hari bekerja di kedai bunga dan malam hari acapkali mabuk-mabukan. Dalam sebuah percakapan, laki-laki ini tak dapat menjawab pertanyaan mengenai agama yang dianutnya. Yang ia tahu adalah bahwa ia tak boleh mengganggu dan menyakiti orang yang berbuat baik dan tak dengki kepada dirinya. Sebuah keyakinan moral yang ia junjung tinggi.

    Kata Gunawan β€œSeraya diam tentang Tuhan, seseorang toh tetap bisa merasakan lebih intens apa artinya dosa: Jika ia berbuat salah kepada yang lain, ia tahu bahwa -di bawah langit yang kosong dan tak bisa diharapkan-tak ada yang akan memaafkannya. Maka ia berusaha agar tak berbuat salah. Maka ia akan letakkan orang lain sebagai sumber maaf. Dan ia sadar ia juga harus bisa jadi sumber maaf bagi yang lain.” Dan menyitir kalimat Umberto Eco, kata Gunawan lagi: β€œEco punya dua kata yang penting: Kebaikan hati dan sikap berhati-hati. Mungkin pada akhirnya: Kerendahan Hati.”

    Ramayana

    Jadi, sabtu malam lalu kami memutuskan untuk meluangkan waktu menonton sendratari Ramayana di Prambanan, Jogyakarta. Awalnya, tujuan kami adalah pementasan indoor Ramayana sesuai saran kerabat yang juga menemani kami malam itu. Namun ternyata kami mengantre di loket yang salah, yang justru mendatangkan keberuntungan. Kami mendapatkan tiket untuk pementasan Ramayana Open Air Theatre yang konon hanya diadakan sekali dalam setahun. Wow, how lucky we are ^-^.

    Dibelakang panggung terbuka Trimurti tampak menjulang candi Prambanan bersinar keperakan di siram cahaya lampu. Cahaya bulan purnama menambah keelokan suasana malam itu. Trimurti adalah sebutan untuk tiga dewa utama Hindu yaitu Brahma (Dewa Pencipta), Wishnu (Dewa Pemelihara) dan Siwa (Dewa Pemusnah).

    Pementasan diawali dengan keriaan di kerajaan Mantili, di mana sang raja Prabu Janaka sedang mengadakan sayembara untuk menentukan calon suami bagi putrinya yang cantik jelita, yaitu Dewi Shinta. Sayembara kemudian dimenangkan oleh Putra Mahkota kerajaan Ayodya yang bernama Rama Wijaya.
    photo(2)
    Sang Putra Mahkota Rama Wijaya beserta istrinya, Dewi Shinta disertai Leksmana (adik Rama) sedang dalam pengembaraan dan sampai di hutan Dandaka. Rahwana yang melihat Shinta kemudian berniat untuk memilikinya. Rahwana sebenarnya sangat memuja Dewi Widowati. Dan setelah melihat Shinta, Rahwana menganggap bahwa Shinta adalah titisan Dewi Widowati yang selama ini ia cari. Maka, Rahwana mencari akal. Rahwana mengubah seorang pengikutnya menjadi seekor kijang kencana untuk menggoda. Melihat keelokan kijang tersebut Dewi Shinta meminta Rama untuk menangkapnya. Rama berusaha untuk menangkap kijang tersebut dan meninggalkan Shinta bersama Leksmana. Karena Rama tak kunjung datang Shinta merasa cemas. Ia meminta Leksmana untuk mencari Rama. Sebelum meninggalkan Shinta, Leksmana melingkari Shinta dengan lingkaran magis untuk menjaga keselamatan Shinta. Rahwana yang telah mengetahui Shinta seorang diri berusaha untuk menculiknya. Namun usaha itu gagal karena lingkaran magis yang dibuat Leksmana. Rahwana mencari akal dengan mengubah dirinya menjadi Brahmana tua. Shinta yang melihat Brahmana tua itu merasa kasihan dan keluar dari lingkaran untuk memberikan sedekah. Pada saat itu Rahwana langsung menarik Shinta dan dibawa terbang ke Alengka.

    Rama berhasil memanah kijang, yang kemudian berubah menjadi Raksasa Kalamarica. Maka terjadilah peperangan antara mereka berdua. Rama akhirnya berhasil memanah Marica. Leksmana berhasil menyusul Rama dan mengajak untuk segera menemui Shinta.

    Perjalanan Rahwana membawa Shinta ke Alengka terhambat oleh seekor burung garuda bernama Jatayu. Jatayu ingin menolong Shinta yang dikenalinya sebagai putri Prabu Janaka sahabatnya. Namun sayang Jatayu dapat dikalahkan oleh Rahwana. Sementara itu Rama dan Leksama kembali ke tempat dimana Shinta ditinggalkan. Karena tidak menemukan Shinta maka mereka mencarinya. Di tengah perjalanan mereka bertemu dengan Jatayu yang terluka parah. Rama yang mengira istrinya diculik oleh Jatayu hampir saja membunuh Jatayu. Untunglah Leksamana berhasil mencegah Rama. Jatayu kemudian menceritakan peristiwa yang sebenarnya sebelum akhirnya ia sendiri mati. Di tengah kesedihan itu, mereka bertemu dengan seekor kera putih yang bernama Hanuman. Hanuman diutus oleh pamannya Sugriwa untuk mencari dua satria yang dapat mengalahkan Subali. Sugriwa tidak dapat mengalahkan Subali, kakaknya yang sangat sakti yang telah merebut Dewi Tara kekasih Sugriwa. Rama kemudian membantu Sugriwa mengalahkan Subali. Dan atas jasa baik Rama, Sugriwa membantu Rama untuk mencari Dewi Shinta. Sugriwa meminta Hanuman untuk mencari dan menyelidiki negeri Alengka.

    Di negeri Alengka sendiri, kemenakan Rahwana Trijata sedang menghibur Shinta. Rahwana yang kesal karena Shinta menolak menjadi istrinya berupaya untuk membunuh Shinta. Namun niat itu dapat dicegah Trijata. Trijata meminta Rahwana untuk bersabar dan berjanji akan menjaga Shinta. Hanuman yang telah berhasil mengetahui keberadaan Shinta kemudian menyanyikan tembang sebagai isyarat kehadirannya dan menghadap Shinta untuk menyampaikan maksud kedatangannya. Untuk mengetahui kekuatan kerajaan Alengka, Hanuman mengobrak-abrik taman kerajaan. Karena kejadian itu, Hanuman ditangkap oleh Indrajid, putra Rahwana. Rahwana sangat marah dan hampir saja membunuh Hanuman namun dapat dicegah oleh Kumbakarna, adik Rahwana. Sayang, Kumbakarna diusir dari kerajaan Alengka karena dianggap menentang. Dan Hanuman dijatuhi hukuman dibakar hidup-hidup. Akan tetapi bukannya mati, dengan api itu Hanuman dapat membakar kerajaan Alengka. Hanuman kemudian menemui Rama.

    Setelah mengutus Hanuman, Rama Wijaya beserta kera-keranya mereka berangkat untuk membendung samdra sebagai jalan menuju Alengka. Usai membendung samudra, Hanuman datang untuk melaporkan keadaan dan kekuatan bala tentara Alengka. Kemudian Rama mengutus Hanuman, Anggodo, Anila, dan Jembawana untuk memimpin prajurit menyerang Alengka.

    Bala tentara yang sedang berjaga-jaga dikejutkan oleh serangan prajurit kera. Dalam peperangan itu Kumbakarna dan Indrajid gugur. Rahwana juga gugur terkena panah pusaka yang ditembakkan oleh Rama.

    Usai peperangan, Shinta, dengan diantar oleh Hanuman kemudian menghadap Rama. Namun Rama menolak karena menganggap Shinta telah ternoda selama di Alengka. Shinta kemudian dengan suka rela membakar dirinya untuk membuktikan kesucian dirinya. Shinta selamat dari api berkat kejujuran dan pertolongan dari Dewa Api. Rama pun menerima kembali Shinta dengan rasa haru dan bahagia.

    Oya, di tengah-tengah pementasan ternyata hujan mengguyur. Tidak lama dan deras sih tapi lumayan membuat sebagian besar orang meninggalkan tempat duduknya. Pesan moralnya: ada baiknya mempersiapkan untuk membawa payung sekedar berjaga-jaga.

    Ini beberapa cuplikan rekaman video amatir. Silakan menikmati.

    Rahwana terkena panah Rama Wijaya

    Editing Buku

    Seorang teman beberapa bulan lalu menawarkan saya untuk mengedit sebuah buku religi. Tawaran yang menarik sekaligus menantang. Pertama, saya belum pernah mengedit buku religi. Dari dua buku yang ia ajukan saya memilih satu buku. Buku kedua saya belum berani mengeditnya, karena topik bahasan yang kurang saya kuasai.

    Sebenarnya saya sedikit khawatir juga, karena buku religi tentulah berbeda dengan buku umum. Penulisan ayat-ayat al-Qur’an tentulah harus diperhatikan secara seksama. Saya kemudian mulai membaca buku-buku religi. Membaca di sini maksudnya memperhatikan aturan yang digunakan dalam penulisan buku agama. Saya juga bertanya kepada seorang kawan editor yang kebetulan bekerja di penerbitan buku-buku islami. Walau ia sendiri lebih banyak mengedit dan menerjemahkan buku dan novel umum.

    Dan, merujuk dari artikel mengenai editing, tugas editor salah satunya adalah mengedit atau menyunting sebuah buku tanpa mengubah isi buku. Maka, itulah yang saya lakukan. Saya mencoba memperbaiki kesalahan tulis, bahasa, ejaan, dan lain-lain. Saya beruntung karena ternyata mas Setiadi R. Saleh (penulis buku) yang bukunya saya edit ini jam terbang profesi kepenulisannya sudah tinggi, maka proses editing yang saya lakukan tidak begitu banyak.

    Buku ini sudah terbit dalam bentuk e-book. Untuk yang berminat membeli dan membacanya, Anda dapat mengunduhnya dengan menggunakan aplikasi Qbaca. Qbaca dapat diakses melalui telepon genggam dengan OS Android, juga sudah dapat diunduh di Iphone. Berikut ini adalah tampilan buku tersebut. Oya, Anda juga boleh memberi saran dan kritikan untuk hasil penyuntingan naskah dari buku religi ini :).
    Screenshot_2012-12-28-12-25-02 Screenshot_2012-12-28-12-25-23

    Launching Peluncuran Novel Tofi

    Saya sebenarnya tak menyangka ketika mendapat undangan Peluncuran Novel Tofi, Perburuan Bintang Sirius dari Surya Edu Gasing. Beberapa bulan sebelumnya saya dan beberapa rekan BBI berkesempatan menjadi first reader untuk novel yang ditulis oleh Prof. Yohanes beserta dua kawannya. Dan ternyata setelah dikonfirmasi dengan kawan BBI (Blogger Buku Indonesia), mereka yang dikirimi draft novel itu juga dikirimi undangan untuk acara di atas. Sayangnya, beberapa kawan yang tinggal di luar kota tidak bisa hadir, dan kawan lainnya di Jakarta tidak bisa absen dari kantor. Walaupun sebenarnya mereka sangat antusias. Tentu saja, untuk para pecinta buku, acara-acara bedah buku, talk show, atau apapun yang berkaitan dengan buku selalu menarik perhatian ^-^.

    Jadi, saya ingin berbagi cerita sedikit mengenai Launching Peluncuran Novel Tofi, Perburuan Bintang Sirius. Bertempat di cafe The Cone, Lantai 7, FX-Senayan, acara ini dijadwalkan mulai jam 13.00-16.00.

    Tofi adalah novel pertama karya Prof. Yohanes Surya. Cukup membuat pertanyaan, mengapa seorang ilmuwan yang kesehariannya pasti sudah sangat sibuk mau menyempatkan dirinya membuat novel. Apa motif dibelakang lahirnya karya Tofi ini?

    Sebelumnya, nama Tofi diambil dari singkatan Tim Olimpiade Fisika Indonesia. Kita tahu bahwa Prof. Yohanes Surya adalah seorang fisikawan. Ia juga aktif membimbing TOFI. Di bawah asuhannya, anak-anak binaan Prof. Yohanes Surya berhasil menyabet medali emas, perak, dan perunggu dalam berbagai kompetisi Sains dan Fisika Internasional.

    Nama Tofi kemudian diambil untuk dijadikan salah satu tokoh dalam novel ini.

    Dalam presentasi singkatnya, Prof. Yohanes menjelaskan alasan Beliau membuat novel Tofi. Novel Tofi adalah alat perjuangan. Apa yang diperjuangkan? Memperjuangkan visi besar Surya Institute untuk Indonesia Jaya, yaitu Indonesia yang mandiri, aman, maju, dan makmur.

    Apa yang melatarbelakangi keinginan terbentuknya Indonesia Mandiri?
    Kemudian Prof. Yohanes bercerita latar belakang sejarah dunia.
    Abad 13 dan 14, Dunia dikuasai oleh bangsa Mongol, Jengis Khan
    Abad 15: Kebangkitan Gajah Mada dan Hayam Wuruk
    Abad 16-17: Inggris, Belanda, Spanyol (Negara-negara Barat berkuasa)
    Abad 21: China, India (Kembali ke Asia)

    Kemudian Prof. Yohanes mempertanyakan, apakah itu artinya kejayaan akan berulang kembali untuk Asia, seperti di abad 13 dan 14? Apakah ini saatnya majapahit baru bangkit kembali?

    Menurut Prof. Yohanes ada tanda-tanda kemunculan Majapahit baru, di antaranya:
    1. Perekonomian membaik. Menurut data statistik tingkat pendapatan Indonesia mencapai 7% per tahun.
    2. 118 juta manusia ada di usia produktif.
    3. Mereka percaya diri, dibuktikan dengan keberhasilan Tofi meraih 100 medali di ajang internasional.
    4. Sadar bahwa kita memiliki kekayaan alam yang tak habis.
    5. Terbentuk Asean State. Adanya 30.000 Ph.d dalam bidang sains dan teknologi.
    6. Papua dan daerah-daerah terbelakang bangkit. (Prof. Yohanes bilang jika dulu anak Papua takut bersaing dengan anak Jakarta, sekarang terbalik. Anak Jakarta tahu bahwa saingan terberat mereka dalam kompetisi adalah anak-anak Papua)
    7. Metode Gasing (Gampang, Asyik, Menyenangkan)

    Karena itulah, melalui novel Tofi, Prof. Yohanes ingin memasyarakan gerakan cinta sains. Kita tahu, sains bisa mengubah peradaban.

    Novel Tofi adalah sebuah cerita fiksi yang berlatarbelakang sains. Konsep fisika yang ada di dalamnya adalah fakta. Semisal sepatu nano, sepatu yang membuat pemakainya dapat meloncat beberapa meter. Sepatu ini memang belum ada di pasaran tapi teknologinya sudah ada. Begitu juga dengan pakaian yang membuat pemakainya tak terlihat, dan lain-lain. Namun jangan khawatir, novel ini sangat mudah dicerna. Jangan bayangkan kita akan melihat rumus-rumus fisika atau matematika yang rumit. Sebaliknya fisika dipaparkan dengan sederhana. Di sini juga kamu belajar arti sebuah persahabatan dan kejujuran. Untuk resensi singkat novel ini kamu bisa membacanya di sini.

    Novel Tofi ditulis oleh Prof. Yohanes dan dua rekannya, yaitu Ellen Conny dan Sylvia Lim. Menurut Ellen, mereka mempersiapkan waktu 3 tahun untuk menulis novel Tofi. Wow, bukan main, bukan?

    Prof. Yohanes sudah mempraktikkan apa yang disampaikan oleh Ibu Sirikit Syah, Direktur Sirikit School of writing yang mengatakan bahwa ilmuwan harus peduli pada masyarakat. Ilmuwan juga sebaiknya bisa menulis hal-hal lain. Tidak ada yang harus digaris batasi antara ilmuwan dan seni. Keduanya harus saling melengkapi. Saya tiba-tiba teringat pada Steve Jobs dan Apple-nya. Kepopuleran Apple adalah karena Jobs mampu mensinergikan sebuah produk teknologi canggih dengan karya seni yang indah.

    Kembali ke novel Tofi, ada baiknya para pendidik membaca buku ini. Melalui buku ini kita bisa belajar bagaimana pengajaran dan pendidikan dapat diberikan dengan cara yang menarik dan menyenangkan.

    Oya, saya dapat goodie bag loh. Isinya? Novel Tofi, Perburuan Bintang Sirius Jilid 1. Tak lupa, di akhir acara kami meminta tanda tangan Beliau. Dan karena saya mengajak keponakan, maka acara tanda tangan ini biar untuk dia saja… hehe.

    Bedah Buku “Manajemen Alhamdulillah”

    Sambil menunggu acara bedah buku “Manajemen Alhamdulillah” dimulai, yang semula dijadwalkan jam 16.30 namun kemudian diundur jam 18.30, saya berkeliling melihat buku yang dipamerkan di ajang Pameran Buku. Banyak sekali pilihan buku yang memikat hati. Namun kali ini saya harus memantapkan hati untuk tidak tergoda setelah hari Minggu kemarin saya memborong buku di satu penerbit ditambah satu dua buku di stan lainnya. Berhasil atau tidaknya, kita lihat saja nanti ya.

    Suasana sedikit lengang. Mungkin karena hari kerja. Tapi, jangan salah. Kesan sunyi itu buyar ketika saya memasuki area tengah di dalam gedung. Di sana rupanya seorang Dahlan Iskan sedang mengadakan talk show untuk buku barunya. Cukup rame juga.

    Sambil menunggu bedah buku Pak Indra Utoyo, saya berkenalan atau tepatnya dikenalkan oleh partner dengan Ibu Tutu, salah satu direktur di Mizan, dan Bapak Novel. Karena kebetulan saya pernah menerbitkan buku cerita bergambar di salah satu divisi Mizan, yaitu Ekuator, perbincangan kami akhirnya tidak jauh dari seputaran menulis. Sayangnya, kami tidak bisa mengobrol banyak. Namun demikian saya berharap semoga kelak saya bisa menulis buku untuk Mizan ^-^. Amin yra.

    Saya juga berkenalan dengan penulis novel Jakarta, pemuda campuran Perancis Inggris yang ternyata sangat fasih berbahasa Indonesia. Saya sendiri baru tahu novel Jakarta ini. Mumpung ketemu sekalian saja foto bareng.

    Akhirnya, acara yang ditunggu pun tiba. Diawali oleh penandatanganan MoU antara Qbaca dengan para publishers. Mengenai Qbaca bisa dibaca di sini. Diikuti kemudian presentasi yang diberikan oleh Pak Indra sebagai pembicara utama. Pak Indra ditemani oleh Bapak Bambang Trim perwakilan dari IKAPI, Bapak Irfan dari MUI, dan Bapak Novel dari Mizan. Sebelumnya, Pak Bambang Trim memberikan kesan mengenai buku Manajemen Alhamdulillah dari sisi editorial serta kesan Beliau terhadap isi buku tersebut. Pak Novel menceritakan visi dan misi Mizan dalam rangka menerbitkan buku Manajemen Alhamdulillah. Sementara Pak Irfan menambahi dan mengupas dari sisi religi.

    Pak Indra menuturkan konsep Manajemen Alhamdulillah adalah selalu bersyukur. Hidup tidak selalu indah, namun dibalik semua itu selalu ada hikmah yang dapat dipetik. Maka, selalu berprasangka baik kepada Allah Swt. adalah sikap yang senantiasa harus kita lakukan. Dari sikap itu akan lahir dorongan dalam diri untuk mencapai kesuksesan yang seharusnya.

    Penulis juga memaparkan resep untuk menjadi orang-orang besar (great people) dengan membagi atas tiga unsur penting, yaitu: self development, self-conciousness, dan self-contribution. Dengan ketiga sikap itu diharapkan dapat membawa kita menuju cahaya kearifan. Dan kitapun dapat menerapkan ketiganya tidak hanya untuk manajemen diri sendiri namun juga perusahaan.

    Setelah menuntaskan presentasinya, pemandu memberikan kesempatan kepada peserta bedah buku untuk bertanya. Ternyata, cukup banyak juga yang bertanya. Di akhir acara semua peserta diberi buku Manajemen Alhamdulillah. Dan seperti acara bedah buku lainnya, segera semua peserta mengantre untuk mendapatkan tanda tangan penulis, tak terkecuali saya.. hehe. Oya, berfoto bareng juga donk.

    “Al-Fatihah, rahasianya luar biasa. Mengapa pembukaannya alhamdulillahi rabbil alamin? Pada saat orang bisa membedah samudra syukur, dia bisa menemukan hal dahsyat dalam hidupnya. Apapun yang terjadi, ya alhamdulillah.” ~ Eros Djarot.

    Untuk resensi bukunya dapat dibaca di blog saya di sini. Untuk sinopsisnya dapat langsung ke situs Mizan di sini.