Ramayana

Jadi, sabtu malam lalu kami memutuskan untuk meluangkan waktu menonton sendratari Ramayana di Prambanan, Jogyakarta. Awalnya, tujuan kami adalah pementasan indoor Ramayana sesuai saran kerabat yang juga menemani kami malam itu. Namun ternyata kami mengantre di loket yang salah, yang justru mendatangkan keberuntungan. Kami mendapatkan tiket untuk pementasan Ramayana Open Air Theatre yang konon hanya diadakan sekali dalam setahun. Wow, how lucky we are ^-^.

Dibelakang panggung terbuka Trimurti tampak menjulang candi Prambanan bersinar keperakan di siram cahaya lampu. Cahaya bulan purnama menambah keelokan suasana malam itu. Trimurti adalah sebutan untuk tiga dewa utama Hindu yaitu Brahma (Dewa Pencipta), Wishnu (Dewa Pemelihara) dan Siwa (Dewa Pemusnah).

Pementasan diawali dengan keriaan di kerajaan Mantili, di mana sang raja Prabu Janaka sedang mengadakan sayembara untuk menentukan calon suami bagi putrinya yang cantik jelita, yaitu Dewi Shinta. Sayembara kemudian dimenangkan oleh Putra Mahkota kerajaan Ayodya yang bernama Rama Wijaya.
photo(2)
Sang Putra Mahkota Rama Wijaya beserta istrinya, Dewi Shinta disertai Leksmana (adik Rama) sedang dalam pengembaraan dan sampai di hutan Dandaka. Rahwana yang melihat Shinta kemudian berniat untuk memilikinya. Rahwana sebenarnya sangat memuja Dewi Widowati. Dan setelah melihat Shinta, Rahwana menganggap bahwa Shinta adalah titisan Dewi Widowati yang selama ini ia cari. Maka, Rahwana mencari akal. Rahwana mengubah seorang pengikutnya menjadi seekor kijang kencana untuk menggoda. Melihat keelokan kijang tersebut Dewi Shinta meminta Rama untuk menangkapnya. Rama berusaha untuk menangkap kijang tersebut dan meninggalkan Shinta bersama Leksmana. Karena Rama tak kunjung datang Shinta merasa cemas. Ia meminta Leksmana untuk mencari Rama. Sebelum meninggalkan Shinta, Leksmana melingkari Shinta dengan lingkaran magis untuk menjaga keselamatan Shinta. Rahwana yang telah mengetahui Shinta seorang diri berusaha untuk menculiknya. Namun usaha itu gagal karena lingkaran magis yang dibuat Leksmana. Rahwana mencari akal dengan mengubah dirinya menjadi Brahmana tua. Shinta yang melihat Brahmana tua itu merasa kasihan dan keluar dari lingkaran untuk memberikan sedekah. Pada saat itu Rahwana langsung menarik Shinta dan dibawa terbang ke Alengka.

Rama berhasil memanah kijang, yang kemudian berubah menjadi Raksasa Kalamarica. Maka terjadilah peperangan antara mereka berdua. Rama akhirnya berhasil memanah Marica. Leksmana berhasil menyusul Rama dan mengajak untuk segera menemui Shinta.

Perjalanan Rahwana membawa Shinta ke Alengka terhambat oleh seekor burung garuda bernama Jatayu. Jatayu ingin menolong Shinta yang dikenalinya sebagai putri Prabu Janaka sahabatnya. Namun sayang Jatayu dapat dikalahkan oleh Rahwana. Sementara itu Rama dan Leksama kembali ke tempat dimana Shinta ditinggalkan. Karena tidak menemukan Shinta maka mereka mencarinya. Di tengah perjalanan mereka bertemu dengan Jatayu yang terluka parah. Rama yang mengira istrinya diculik oleh Jatayu hampir saja membunuh Jatayu. Untunglah Leksamana berhasil mencegah Rama. Jatayu kemudian menceritakan peristiwa yang sebenarnya sebelum akhirnya ia sendiri mati. Di tengah kesedihan itu, mereka bertemu dengan seekor kera putih yang bernama Hanuman. Hanuman diutus oleh pamannya Sugriwa untuk mencari dua satria yang dapat mengalahkan Subali. Sugriwa tidak dapat mengalahkan Subali, kakaknya yang sangat sakti yang telah merebut Dewi Tara kekasih Sugriwa. Rama kemudian membantu Sugriwa mengalahkan Subali. Dan atas jasa baik Rama, Sugriwa membantu Rama untuk mencari Dewi Shinta. Sugriwa meminta Hanuman untuk mencari dan menyelidiki negeri Alengka.

Di negeri Alengka sendiri, kemenakan Rahwana Trijata sedang menghibur Shinta. Rahwana yang kesal karena Shinta menolak menjadi istrinya berupaya untuk membunuh Shinta. Namun niat itu dapat dicegah Trijata. Trijata meminta Rahwana untuk bersabar dan berjanji akan menjaga Shinta. Hanuman yang telah berhasil mengetahui keberadaan Shinta kemudian menyanyikan tembang sebagai isyarat kehadirannya dan menghadap Shinta untuk menyampaikan maksud kedatangannya. Untuk mengetahui kekuatan kerajaan Alengka, Hanuman mengobrak-abrik taman kerajaan. Karena kejadian itu, Hanuman ditangkap oleh Indrajid, putra Rahwana. Rahwana sangat marah dan hampir saja membunuh Hanuman namun dapat dicegah oleh Kumbakarna, adik Rahwana. Sayang, Kumbakarna diusir dari kerajaan Alengka karena dianggap menentang. Dan Hanuman dijatuhi hukuman dibakar hidup-hidup. Akan tetapi bukannya mati, dengan api itu Hanuman dapat membakar kerajaan Alengka. Hanuman kemudian menemui Rama.

Setelah mengutus Hanuman, Rama Wijaya beserta kera-keranya mereka berangkat untuk membendung samdra sebagai jalan menuju Alengka. Usai membendung samudra, Hanuman datang untuk melaporkan keadaan dan kekuatan bala tentara Alengka. Kemudian Rama mengutus Hanuman, Anggodo, Anila, dan Jembawana untuk memimpin prajurit menyerang Alengka.

Bala tentara yang sedang berjaga-jaga dikejutkan oleh serangan prajurit kera. Dalam peperangan itu Kumbakarna dan Indrajid gugur. Rahwana juga gugur terkena panah pusaka yang ditembakkan oleh Rama.

Usai peperangan, Shinta, dengan diantar oleh Hanuman kemudian menghadap Rama. Namun Rama menolak karena menganggap Shinta telah ternoda selama di Alengka. Shinta kemudian dengan suka rela membakar dirinya untuk membuktikan kesucian dirinya. Shinta selamat dari api berkat kejujuran dan pertolongan dari Dewa Api. Rama pun menerima kembali Shinta dengan rasa haru dan bahagia.

Oya, di tengah-tengah pementasan ternyata hujan mengguyur. Tidak lama dan deras sih tapi lumayan membuat sebagian besar orang meninggalkan tempat duduknya. Pesan moralnya: ada baiknya mempersiapkan untuk membawa payung sekedar berjaga-jaga.

Ini beberapa cuplikan rekaman video amatir. Silakan menikmati.

Rahwana terkena panah Rama Wijaya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *