Bolu Jadul

Satu hal yang aku nggak percaya diri banget itu adalah urusan masak-memasak. Entah kenapa aktivitas satu ini bikin putus asa deh. Tapi, namanya kan perempuan ya tetap harus bisa masak donk. Masak aja yang sederhana, soal rasa jangan dibandingkan lah ya. Biasanya menu masakanku nggak bergeser dari sop, rawon, pindang bandeng, soto ayam. Semua bumbu racikan sendiri eh kecuali rawon :), susah itu. Nah, sejak awal pandemi covid aku terpaksa belajar masak. Pertama, karena WFH, jadi nggak makan di luar tentu. Kedua, mau beli makanan takut. Prokesnya banyak dan ribet. Lalu, berkenalanlah daku dengan aplikasi cookpad. Thanks cookpad. Ini aplikasi yang benar-benar membantu buat orang yang nggak bisa masak seperti diriku ini.

Awalnya, masak menu masakan sehari-hari. Lumayanlah lebih bisa variasi lauknya dibanding dahulu. Eh, kok lama-lama enak juga ya bisa bikin lauk macam-macam. Tapi, tetap cari yang simple donk ya :). Terus, lihat kue. Hmm, pengin sih bisa bikin kue. Antara ragu dan penasaran. Karena bikin lauk udah mulai bisa, tentunya bikin kue merupakan tantangan yang menggoda.

Lihat-lihat resep kue di cookpad, yang nggak pakai mixer dan oven. Kenapa? Ya karena nggak punya … wkwkwkw. Keterlaluan nggak sih, udah setua ini dua alat masak yang umum dipunyai keluarga malah nggak ada. Lalu, mulai mencoba. Dan, karena daku tipikalnya praktis dan suka yang alami, maka cari resepnya tentu yang alami, cepat, dan nggak ribet. Lumayan bisa bikin bubur sumsum :). Bikin bolu kukus tapi gagal :(. Lihat resep kue enak-anak tapi kok banyak yang pakai oven ya? Wkwkwk. Kemudian niatlah berburu mencari oven. Oven yang dipilih tentu aja yang cara pakainya juga mudah (nggak mau susah banget deh kalau urusan masak. Soalnya yang mudah aja persentase gagalnya gede. Entah gagal kue nya atau gagal nggak jadi bikin kue).

Alhamdulillah, akhirnya punya oven. Kembali lagi deh serius searching resep kue yang simple. Beli bahan-bahan. Hehehe, siap banget, kan? Dan, inilah kue bolu pertama yang aku bikin dan takjubnya langsung berhasil. Wow, nggak sih? ;-). Resepnya ada di cookpad. Nama resepnya tepung almond.

Bahan: telur, tepung almond, gula, almond slice. Caranya, telur dan gula dikocok. Setelah halus, tambahkan tepung almond. Kemudian adonan diaduk. Dan tuang ke dalam cetakan dan siap dimasukkan ke dalam oven.

Dan, sungguh, rasanya baru pertama kali aku merasa takjub dan merhatiin si oven untuk melihat adonan itu perlahan-lahan mengembang. Mungkin lebay tapi buat seseorang yang nggak pernah bikin kue pakai oven, ini rasanya sesuatu yang wow banget. Jadi nggak sabar, apakah rasanya sepadan dengan tampilannya? πŸ™‚

Penasaran sama rasanya? Ternyata, enakk beneran.

Ini penampakan bolu tepung almond

Kemudian, aku mengambil kesimpulan seenaknya, bikin kue mudah ya? Dan ternyata itu salah besar. Karena kue bolu berikutnya yang aku bikin seringkali bantet dan akhirnya terbuang. Sungguh menyebalkan. Sampai akhirnya, aku tau bahwa ternyata proses mengocok telur dan gula itu ada caranya.

Jadi, karena kue yang aku bikin memang nggak pakai segala yang namanya pengembang, maka kocokan telur dan gula itu harus sampai kaku. Terus, setelah ditambahkan tepung diaduk biasa aja nggak perlu menggunakan mixer. Oya, lupa, sebelum bikin adonan oven dipanaskan dulu kurang lebih 10 menit. Setelah adonan halus, tuang ke cetakan.

Setelah berhasil bikin bolu tepung almond, aku coba ganti tepungnya pakai tepung beras. Dan kasi topping macam-macam. Kadang almond. Ada kalanya kurma, kayu manis, atau kacang, atau sering juga polos aja. Apapun toppingnya rasanya tetap enak kok. Bisa buat camilan di kala lapar mendera :).

Kalau ini tampilan bolu tepung beras

Setelah sekian kali kegagalan, bahkan sekarang pun adakalanya gagal karena iseng campur2 bahan.. hehe. Tapi, secara keseluruhan bolehlah dibilang kalau aku bisa bikin kue loh … wkwkwk πŸ˜€

Bunga Telang

Beli benih bunga telang. Awalnya coba tanam tapi nggak berhasil. Sepertinya sih karena lama nggak muncul tunas jadi saya campur dengan benih lainnya dan waktu ternyata tumbuh tak sengaja saya mencabutnya karena saya kira gulma :'(. Tanam berikutnya, saya biarkan dan waktu tanaman ini tumbuh besar saya mulai yakin kalau ini bunga telang. Bunga telang yang saya miliki berwarna biru.

Bunga ini konon bisa disantap juga loh. Saya pernah melihat bunga ini ada di supermarket dikemas dalam seperangkat sayuran untuk salad. Cantik bunganya tapi mau disantap kok sayang juga ya? Hehehe.

Selain dikonsumsi sebagai makanan, bunga telang juga bisa diolah menjadi minuman herbal yang bermanfaat untuk kesehatan. Sekilas tentang bunga telang terlebih dahulu. Bunga telang adalah tanaman merambat yang tumbuh liar. Nama ilmiah bunga ini adalah Clitoria ternatea. Bunga telang memiliki 3 warna, yaitu biru, putih, dan ungu. Tanaman ini termasuk tanaman asli dari Asia Tenggara.

Bunga telang bisa dijadikan teh. Rasa teh yang asam menyegarkan dari bunga telang ditengarai berkhasiat untuk membantu melancarkan pencernaan. Bunga telang juga dapat digunakan sebagai pewarna makanan seperti pada kue, pudding dan nasi. Kata kawan saya, nasi biru ini di Malaysia dikenal dengan nasi krabu.

Nah, iseng-iseng browsing dan ketemu cara mengolah teh bunga telang. Di satu cangkir masukkan 5 bunga telang. Tambahkan jeruk nipis, dan sereh. Kalau mau manis bisa ditambahkan daun stevia atau madu.

Belum ada penampakan teh bunga telang soalnya belum bikin…. hehe. Penampakan bunga dan tanamannya aja yaa πŸ™‚

Hidroponik

Jadi, mencoba hidroponik lagi setelah sekian lama sempat vakum. Benih pertama adalah selada. Ini penampakan selada hari ke-3. Cukup cepat juga pertumbuhannya. Sore sebar benih (hari pertama). Hari ke-3 sudah sebesar ini :). Nggak sabar juga menunggu seladanya siap panen.

Kira-kira, bisa diolah jadi apa ya panen selada ini? Selain salad dan gado-gado loh ya :).

Benih lain yang saya beli adalah bawang merah lokananta. Selain itu ada sih beberapa stock benih lainnya yang mudah-mudahan belum kedaluwarsa. Cepat tumbuh ya selada ku πŸ™‚

Warung Seribu Kebun

Dikutip dari akun facebook 1000 Kebun, warung 1000 Kebun adalah nama komunitas yang terdiri dari kumpulan individu dan kelompok pekebun organik yang mencintai lingkungan dan gaya hidup sehat. Bertepatan dengan menjelang libur sekolah kemarin, komunitas yang pusatnya ada di Bandung ini mengadakan acara OPENING Warung Seribukebun. Ada apa aja di sana? Selain meet & greet dengan Prof. Eje Kim dari Korea membahas tentang durian organik, ada juga berbagai workshop yang diberikan secara gratis. Workshopnya sendiri juga menarik, ada keyhole garden, kreasi bunga kering, pembuatan kompos, berkebun anak-anak, dan klinik desain kebun.

Kalau saya penasaran dengan workshop pembuatan kompos. Walau selama ini saya juga telah mempraktikkan pembuatan kompos di rumah. Biasanya limbah dapur langsung saya tuang ke pot (sampah dapur nabati). Lalu saya tabur tanah di atasnya untuk menghindari lalat dan serangga yang mengerumuni. Setiap kali selesai menuang sampah dapur taburi dengan tanah di atasnya. Diamkan selama 2 minggu dan media siap ditanami.
Nah, dari workshop kemarin, ternyata setelah sampah dapur dituang bisa ditaburi dengan sekam bakar. Lakukan langkah yang sama sampai pot terisi penuh. Tambahan lainnya, setelah sampah dapur ditebar dapat juga dituang pupuk cair (mol) untuk mempercepat proses pembusukan. Baru ditutup sekam bakar dan tanah lalu diamkan selama 2 minggu. Pupuk cair ini bisa dibuat sendiri. Cara pembuatannya ada di blog ini juga.
Ah, sedikit lega, ternyata praktik pembuatan kompos saya tidak salah kok :).

Cara pembuatan kompos
(gambar dan video menyusul)

Selain workshop dijual juga berbagai produk hasil berkebun organik seperti sayur dan buah serta herbal. Ada juga tanaman-tanaman seperti tin, tanaman herbal, tanaman bunga yang selain dapat dijadikan hiasan juga daun dan bunganya bisa dikonsumsi. Nama tanamannya adalah nasturtium. Saya tergoda membeli nasturtium, rosemary dan satu lagi apa ya? Dijual juga berbagai produk makanan dan minuman serta barang-barang dari hasil berkebun seperti kalung dengan hiasan daun kering. Ada praktik bikin bunga kering juga loh tapi sayang saya nggak sempat ikutan.

Warung 1000 kebun ini ada di kota Bandung namun mereka juga melayani pembelian secara online. Untuk Anda yang tertarik dengan berkebun dan ingin hidup sehat bisa bergabung dengan komunitas mereka di sini.

Beberapa tanaman yang saya beli



Seledri



Rosemary


Nasturtium


catatan:
tanamannya difoto setelah beberapa hari ditinggal jadi tampak sedikit tak terurus. Alhamdulillah masih bisa diselamatkan, semoga.

Musik Klasik

Dikutip dari Wikipedia, musik klasik merupakan istilah luas yang biasanya mengarah pada musik yang dibuat di atau berakar dari tradisi kesenian Barat, musik kristiani, dan musik orkestra, mencakup periode dari sekitar abad ke-9 hingga abad ke-21.

Musik klasik Eropa dibedakan dari bentuk musik non-Eropa dan musik populer terutama oleh sistem notasi musiknya, yang sudah digunakan sejak sekitar abad ke-16. Notasi musik barat digunakan oleh komponis untuk memberi petunjuk kepada pembawa musik mengenai tinggi nada, kecepatan, metrum, ritme individual, dan pembawaan tepat suatu karya musik. Hal ini membatasi adanya praktik-praktik seperti improvisasi dan ornamentasi ad libitum yang sering didengar pada musik non-Eropa (bandingkan dengan musik klasik India dan musik tradisional Jepang) maupun musik populer.

Saya seringnya mendengarkan musik klasik ketika sedang menulis. Entah kenapa ya tapi enak aja. Rasanya tulisan dan ide berlarian dan mengalir lancar mengikuti setiap irama dari musik tersebut.

Selain ketika menulis, mendengarkan musik klasik adalah cara saya menenangkan hati. Musik ini memang paling pas buat penyendiri seperti saya. Tutup pintu kamar, pilih Beethevon, Vivaldi, Bach atau Mozart. Pasang yang kencang (lebih asyik kalau ruangannya kedap suara, jadi nggak khawatir bikin bising tetangga), dan biarkan tubuh kita mengikuti alunan musik klasik yang kadang lembut, melambat, cepat kemudian menghentak, bergantian, berirama dan membuat tubuh dan pikiran kita melayang ke dunia imajinasi yang entah dimana.

Rasanya kemarahan, kekecewaan, kesedihan bisa larut dalam alunan musik klasik yang akhirnya memberikan rasa damai dan tenang. Daripada banting-banting pintu, misalnya… hahaha.

Pun kalau saya lagi merasa jenuh dan suntuk sesuntuk-suntuknya, mendengarkan musik klasik atau menonton orkestra bisa menjadi mood booster buat saya.

Nah, ini musik klasik yang sedang saya dengarkan saat ini. Pasang headset dan ambil buku. Mari kita nikmati libur weekend ini dengan damai.

Cincau

Tanaman cincau adalah jenis tanaman yang tumbuh merambat. Tanaman ini cukup mudah ditanam. Cincau memiliki beberapa jenis, diantaranya cincau hitam, cincau hijau dan cincau perdu. Dari hasil browsing di internet, cincau yang saya tanam di rumah termasuk ke dalam jenis cincau hijau atau tepatnya cincau hijau rambat daun hati berbulu (Duh, panjang bener namanya ya? ). Cincau hijau berbulu yang dalam bahasa latinnya Cyclea barbata ini daunnya berbentuk jantung agak bulat, berwarna hijau dan dipenuhi bulu-bulu halus. Daunnya serupa daun sirih.

Menurut beberapa literatur yang saya baca cincau hijau berbulu ini memiliki bunga dan buah. Tetapi pengalaman saya menanam cincau di Jakarta saya tidak pernah melihat tanaman cincau saya berbunga dan berbuah. Tetapi, ketika saya menanam cincau di Bandung, ternyata suatu hari saya melihat tanaman cincau saya berbunga dan berbuah. Agak ajaib juga. Saya sampai heran dan penasaran sehingga menelusuri apakah buah yang tampak itu berasal dari tanaman cincau. Dan, ternyata memang itu lah penampakan buah tanaman cincau. Hm, apa kira-kira penyebab bunga dan buah di tanaman cincau saya di Jakarta nggak muncul ya? Atau saya yang tidak pernah melihatnya? Wkwkwwk.. entahlah.

Dikutip dari google, buah cincau berupa beri yang membentuk dompolan dengan butiran lonjong. Ketika muda, buah berwarna hijau dan menjadi putih kecoklatan ketika masak. Di dalam buah ini ada biji berwarna hitam yang bisa disemai.

Konon, cincau memiliki banyak manfaat, antara lain untuk mengobati penyakit tekanan darah tinggi, sariawan, demam, dan lain-lain.

Selain rasanya yang segar apalagi jika dipadupadankan dengan air sirop maka cincau cocok dijadikan minuman segar di siang hari yang terik. Jadi, kenapa tidak menanam cincau dari sekarang? πŸ™‚

Bunga cincau Daun cincau

Pestisida Alami

Hambatan yang sering ditemui dalam kegiatan berkebun salah satunya adalah hama atau penyakit yang menyerang tanaman. Untuk membasmi hama tersebut maka sering digunakan pestisida kimia yang banyak dijual di pasaran. Tetapi untuk lingkungan berkebun rumah tangga dengan skala kecil rasanya penggunaan pestisida alami lebih cocok diterapkan. Selain lebih sehat bahan-bahan pembuatan pestisida alami ini juga dapat ditemui di sekitar kita.

Nah, ini adalah paket kiriman pestisida alami dari seorang kawan beberapa tahun yang lalu. Sudah lama tapi baru sempat menuliskannya sekarang. Tak apa kan daripada tidak sama sekali… hehehe.
1510764_10202998677997860_1256095662_n

Bahan: (untuk 1 resep)
1. Air 750 ml
2. 10-15 lembar daun sambiloto
3. tembakau (kira-kira sebanyak 3 batang rokok kretek).
4. 1 buah bawang putih. Potong kecil dan blender.
5. Setetes sabun cuci, seperti sunlight atau mama lemon). Atau kalau tidak ada bisa menggunakan putih telur. Sabun cuci dan putih telur ini berfungsi sebagai perekat).

Cara pembuatan:
1. Masukkan air, sambiloto, bawang putih. Blender atau tumbuk.
2. Tambahkan setetes sabun cuci cair.
3. Saring semua bahan. Lalu masukkan tembakau.
4. Diamkan dalam semalam.
5. Selanjutnya, saring kembali sehingga terpisah dari tembakau.
6. Pestisida bikinan sendiri siap digunakan.

catatan:
Jika membuat pestisida nya malam hari maka esok paginya sudah bisa dipakai. Atau jika membuatnya pagi hari maka sore hari sudah boleh digunakan.

Bunga Hias

Mumpung jalan-jalan ke taman bunga Begonia, sekalian saja beli tanaman. Awalnya nggak niat beli tanaman loh, akan tetapi kalau sudah lihat tanaman buyar deh niat nggak beli itu. Jadinya, saya beli tanaman bunga begonia warna merah dan pink, bunga petunia, dan pohon strawberry. Sebenarnya saya juga naksir bunga petunia warna kuning dan pink. Tapi sementara itu dulu deh. Bingung mau ditaruh dimana :).

Penginnya nanti si begonia jadi tanaman hias gantung. Tampaknya teduh dan asri banget kalau ditaruh di rumah Ibu di Jakarta yang panas.

Sementara si strawberry coba ditanam di Bandung. Pohon strawberry yang saya beli ini sudah muncul beberapa buahnya. Semoga tumbuh subur ya, strawberry ku πŸ™‚

15822994_10211982106617961_4905561202831538641_nBogenia 15780885_10211982106777965_2172274380337732533_nBogenia
15741031_10211982106897968_1998385744234167121_nPetunia 15741236_10211982147978995_5403604730757910480_nStrawberry

Panen Kompos

Hari ini agendanya merapikan kebun. Kantung-kantung plastik yang berisi sampah daun dan sampah dapur tampaknya sudah waktunya diperiksa. Seringnya saya menumpuk sampah daun di kantung plastik atau di ember. Setelah sampah terisi penuh lalu siram dengan air cucian beras. Air cucian beras di sini berfungsi sebagai bioaktivator. Bioaktivator digunakan untuk mempercepat proses penguraian sampah-sampah tersebut. Selanjutnya, tutup ember atau ikat kantung plastik. Diamkan di tempah yang teduh dan tidak terkena matahari langsung. Hasil panen kompos bisa digunakan setelah kurang lebih 3 bulan.
Lama? Iya sih. Ada beberapa sebab mengapa proses pembuatan kompos yang saya lakukan di atas lama. Pertama, saya tidak mencacah sampah daun. Seringnya kalau malas saya masukkan dan-daun yang telah saya pangkas beserta ranting dan cabangnya sekaligus. Kedua, porsi air bekas cucian beras yang saya siramkan kurang banyak.

Cara lain yang juga saya gunakan untuk membuat kompos adalah, pertama, siapkan wadah ember atau kantung plastik. Lubangi dΓ₯sar kantung plastik. Isi dengan tanah terlebih dahulu. Kemudian tambahkan sampah daun-daun kering. Ratakan. Lalu di lapis berikutnya masukkan sampah dapur. Hindari jenis sampah hewani. Sisa sayur yang tercampur minyak dan santan harus dibersihkan dahulu. Setelah itu masukkan tanah kembali. Ulangi langkah di atas sampai sampah terisi penuh. Selanjutnya, tutup dengan tanah dan siram dengan air atau air bekas cucian beras (jangan terlalu basah). Tutup wadah atau ikat kantung plastik. Diamkan dan letakkan di tempot yang teduh. Kompos dapat dipanen dalam waktu kurang lebih 3 minggu. Cukup cepat ya?

Nah, saya coba mengambil salah satu kantung plastik yang sudah lama banget saya tumpuk. Penasaran pengin lihat hasilnya. Dan, wow… untungnya saya sudah mempersiapkan diri bakal ketemu makhluk-makhluk kecil ini, apalagi kalau bukan semut dan ulat putih kecil-kecil. Langsung saya taburkan kapur yang sudah saya tumbuk.

Sementara itu di wadah lain, saya berhasil memanen kompos. Warna kompos nya hitam, tidak berbau. Wah, keren lah ;-).
Ini dia tampilan kompos skala rumahan. Kompos langsung saya tebar di atas tanah di beberapa tanaman. Semoga subur ya tanaman-tanamanku :).

15823214_10211980812385606_6258372436501991074_n
Kantung plastik isi sampah daun dan sampah dapur. Siap disimpan.
15726670_10211980823065873_4220874655259098834_nHasil panen kompos Hari ini.

Portulaca Grandiflora

Portulaca memiliki nama latin Portulaca grandiflora. Di Indonesia bunga portulaca mempunyai nama lain, yaitu bunga pukul sembilan, cantik manis, sutra bombay dan krokot. Nama genus bunga ini adalah Portulaca.

Dari hasil googling di internet diketahui bunga portulaca memiliki banyak spesies, sekitar 40-100 yang tersebar di daerah tropis dan daerah bermusim empat. Beberapa spesies portulaca dikenal sebagai tanaman yang dapat dimakan, dan sebagian lainnya dikenal sebagai tanaman hama. Sementara spesies lainnya menjadi makanan bagi ulat ngengat dan kupu-kupu.

Istilah bunga pukul sembilan dilekatkan pada bunga ini karena kebiasaan bunga yang mulai mekar pada pukul sembilan pagi. Bunga ini akan kembali kuncup selepas siang menjelang sore hari.

Portulaca konon merupakan tanaman asal Amerika Serikat yang kemudian tersebar ke berbagai tempat di dunia termasuk Indonesia. Tanaman ini cocok dijadikan tanaman hias gantung karena batangnya yang halus dan bercabang mampu menjalar ke bawah. Tanaman ini juga tidak terlalu tinggi. Bunga-bunga portulaca tumbuh di bagian ujung batang. Warna bunga portulaca bervariasi. Ada yang merah, putih, pink, orange, dan kuning. Bunga portulaca akan sangat cantik jika ditanam bercampur dengan warna-warna lainnya dalam satu pot.

Portulaca termasuk ke dalam jenis tanaman sukulen. Dikutip dari sini, sukulen adalah tanaman yang memiliki beberapa bagian yang lebih tebal atau gemuk, biasanya untuk menahan penguapan air di iklim gersang atau pada kondisi tanah yang kekurangan air. Kelebihan tanaman sukulen adalah dapat menyimpan air dalam berbagai bagian seperti daun dan batang juga akar.

Jadi, tanaman ini tidak memerlukan banyak air. Cukup disiram sekali atau dua kali dalam seminggu. Atau ketika daun-daunnya mulai tampak layu. Selain mudah perawatannya, perbanyakan bunga portucaka cukup dengan cara stek daun atau biji. Cara stek lebih mudah.

Saya biasanya memperbanyak tanaman portulaca dengan cara stek. Daun-daun di batang dipotes dan selanjutnya batang bunga direndam di dalam botol berisi air, atau bisa langsung ditanam di tanah.

Ini tanaman bunga portulaca yang saya tanam di pot. Agar tampil cantik dan menarik saya menamamnya dengan mencampur berbagai warna bunga dalam satu pot. Oya, kalau ingin menanam langsung di tanah maka tanaman portulaca juga dapat dijadikan tanaman penutup tanah.

12717977_10209350943560529_3334459550348179958_n

13173711_10209793540225169_143888029471190630_n
13227088_10209793540345172_4412344114335609395_n

portulaca