Tanaman Buah dan Sayur dalam Pot

Saya suka berkebun, terutama tanaman buah dan sayur. Namun saya tak pernah berhasil menanam tanaman buah dalam pot. Biasanya tanaman-tanaman itu cukup berdaun lebat tanpa pernah berbuah. Suatu kali saya membeli jambu air kancing di sebuah pameran flora dan fauna seharga 20 ribu rupiah. Pohonnya masih kecil. Bapak penjual bilang tanaman ini bisa ditanam di dalam pot dan termasuk tanaman yang berbuah cepat.

Sampai di rumah saya memindahkan tanaman jambu air ke dalam pot. Berbulan-bulan jambu air kancing ini belum juga menampakkan bunga. Saya mulai khawatir nasib jambu air kancing ini tidak berbeda dengan kawan-kawannya yang lain. Suatu hari saya mengobrol dengan seorang Bapak di Trubus. Beliau menyarankan agar saya memberikan pupuk dan mengganti pot dengan yang lebih besar. Saran ini saya ikuti. Kira-kira memasuki bulan ke 9 saya melihat banyak bakal calon buah bermunculan. Wah, tak terkatakan senangnya. Akhirnya, saya berhasil memanen buah hasil kebun sendiri.

Keberhasilan pertama ini mendorong saya untuk berani menanam tanaman buah lainnya. Selain itu saya mulai rajin membaca artikel mengenai tabulampot di internet. Saya juga bergabung dengan komunitas penggemar tanaman buah dalam pot, disusul grup sayur mayur, dan juga hidroponik di situs jaringan pertemanan facebook.

Belakangan saya rajin membaca linimasa yang berkaitan dengan gerakan berkebun di twitter, salah satunya Indonesia Berkebun, Jakarta Berkebun dan UntukAlam.

Setelah keberhasilan jambu air kancing itu saya mulai menanam delima. Disusul putsa (apel india), beach cherry dan tin. Pilihan saya terhadap tanaman di atas lebih dikarenakan kemudahan perawatannya dan memang cocok untuk ditanam di dalam pot. Pot yang digunakan pun tidak perlu terlalu besar, pot dengan diameter 35-45 cm pun sudah cukup. Yang perlu diperhatikan adalah meletakkan tanaman di tempat yang mendapatkan sinar matahari cukup. Jangan lupa juga untuk menyiram tanaman.
tabulampot tabulampot2
Untuk penyiraman saya menggunakan air bekas cucian beras, daging atau ikan. Saya juga memanfaatkan sampah dapur yang bisa diolah menjadi pupuk tanaman, semisal kulit telur dan kulit pisang. Kulit telur mengandung banyak kalsium yang juga dibutuhkan oleh tanaman. Kita cukup melumatkan kulit telur dan sebar di atas media tanam. Untuk kulit pisang, cukup dikeringkan kemudian potong halus dan tanam atau sebar di atas media tanam.

Selain itu sesekali saya memberikan pupuk NPK. Pemberian NPK bisa dilakukan setiap 2 minggu sekali.Takaran untuk pemberian NPK adalah 10 liter air dengan 5 sendok teh NPK. Diaduk sampai merata. Siramkan ke berbagai pot tanaman buah yang ada.

Selain tanaman buah saya juga mulai menanam sayuran. Sayur dan bumbu yang saya tanam dari biji adalah kemangi, seledri, bawang tuktuk (bawang merah), daun bawang, bayam, kangkung, dan tomat. Semuanya saya tanam di dalam pot karena lahan di rumah terbatas, bahkan tidak ada area yang bertanah. Oya, ada juga cincau. Saya pernah membuat cincau sendiri loh. Hasilnya? Hemm.. enak, apalagi disantap selagi cuaca terik.. segar..

Selain itu saya mencoba bertanam hidroponik untuk sayuran. Belum maksimal sih, kebanyakan saya menggunakan sistim guyur untuk tanaman buah dan sayur. Sistim guyur adalah istilah yang digunakan oleh teman-teman di hidroponik. Jadi, setelah nutrisi dicampur air maka untuk penggunaannya langsung disiramkan ke pot tanaman. Cara ini biasanya digunakan untuk tanaman buah.

Selain dapat mencukupi kebutuhan pangan sendiri, berkebun juga membuat suasana di lingkungan rumah terasa sejuk. Berkebun juga bisa menghibur hati loh, biar nggak galau melulu.

Dan yang paling menguntungkan kalau sewaktu-waktu kita membutuhkan sayuran dalam jumlah sedikit dan malas ke pasar atau tukang sayur nggak lewat-lewat. Nah, tinggal mengintip kebun mini yang kita punya deh.
sayur

Tunggu apalagi? Yuk, mulai berkebun 🙂

untukalam.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *