Budi Pekerti

Tengah malam tadi saya berbincang-bincang dengan partner. Tema obrolan kami mengenai budi pekerti.

Di Indonesia, budi pekerti erat dikaitkan dengan agama. Sementara, menurut dia, budi pekerti adalah sains. Budi pekerti bekerja seperti sebuah ekosistim.

Maksudnya?

Menurut Wikipedia, ekosistim adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Atau bisa dikatakan juga tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling memengaruhi.

Begini, misalkan saya seorang siswa. Saya memperoleh nilai bagus hasil mencontek. Dengan nilai bagus saya mendapatkan sekolah yang baik dan pada akhirnya pekerjaan bagus. Di dalam bekerja, saya menjadi pengambil keputusan untuk proyek-proyek besar. Saya bernegosiasi dan melakukan praktik-praktik kecurangan untuk mendapatkan keuntungan besar untuk diri saya sendiri. Saya sukses dan kaya dengan hasil kecurangan-kecurangan yang sudah biasa saya lakukan tadi. Sekarang, mari kita lihat, siapa yang dirugikan? Perusahaan, proyek-proyek, lingkungan sekitar? Apa hanya itu saja? Tentu tidak, perekonomian negara pun akan berpengaruh. Dan ketika perekonomian negara hancur, siapa yang menderita? Kita semua.

Sementara, barangkali, si koruptor tidak terlalu merasakan dampak dari perbuatannya. Ia, selain dipenjara, mungkin masih bisa hidup nyaman juga.

Sekarang, bagaimana kalau kita balik? Saya bekerja jujur, bekerja keras dan tekun. Dengan kinerja yang baik maka sistim di tempat saya memperoleh keuntungan yang pada akhirnya memperbaiki perekonomian negara secara menyeluruh. Saya kaya dan sukses. Demikian juga dengan orang lain. Mereka pun akan merasakan dampak dari sebuah sistim yang terbentuk dengan bagus. Kalau kata partner, tumbuh dan besar bersama-sama. (Serupa dengan pemikiran koperasinya Bung Hatta).

Saya kemudian teringat pada sebuah film, judulnya Pay it Forward. Lakukan sebuah kebaikan maka kebaikan itu akan menulari banyak orang. Pun demikian keburukan. Satu keburukan, dampaknya tidak hanya kembali kepada yang melakukan keburukan tetapi menyeluruh, kita semua menanggungnya.

Begitulah.

2 thoughts on “Budi Pekerti

  1. admin Post author

    @Za: Apa kabar Za? :). Ya, saya selalu kagum dengan pemikiran partner tapi kalau saya minta dia menuliskannya dia selalu punya alasan menolak. Jadi, ya udah biar saya aja yang menuliskan. Walau mungkin juga beberapa bagian saya salah menafsirkannya ya? hehe. Semoga sih enggak 🙂

    Reply

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *