Category Archives: Kebun

Tomat Ranti

Seperti pepatah Jawa, witing tresno jalaran soko kulino, begitu pula hubungan pertemanan saya dengan tomat ranti :). Mulanya sih biasa saja melihat foto tomat ranti dari kawan-kawan penggemar tanaman sayur dan buah yang berseliweran di wall facebook saya. Saya sudah terlanjur melabelkan bahwa menanam tomat itu sungguh menyebalkan, karena tidak pernah berhasil. Namun, ada juga sedikit ketertarikan untuk menanam tomat ranti yang konon kata teman-teman penggemar tanaman termasuk jenis tomat yang sudah mulai jarang ditemui.

Maka, ketika kemudian saya berhasil menanam sampai memanen tomat timothy, keinginan mencoba menanam jenis tomat lainnya mulai muncul. Kebetulan pada saat bersamaan saya dikirimi benih tomat ranti dari mbak Evyta, kawan sesama penyuka tanaman. Saya semai di gelas plastik bekas minuman. Untuk beberapa lama saya melupakan tomat ranti, sampai kemudian saya menyadari tomat ini sudah tumbuh cukup besar. Wah, senang donk.

Ada dua tomat ranti yang berhasil tumbuh. Satu saya pindahkan ke pot, satunya lagi masih di tempat yang sama. Dan, beberapa hari kemudian sudah muncul bunga-bunga tomat. Tapi, saya sempat melihat kutu putih mulai menyerang tanaman tomat saya. Duh.

Rutinitas yang cukup padat beberapa bulan ini membuat saya sedikit mengabaikan tanaman-tanaman. Dalam arti, pemberian pupuk jarang, pemangkasan juga tidak, dan belum sempat membuat pestisida nabati.

Tentu, sayang donk kalau tanaman ranti saya dikerubuti si kutu putih. Saya pun menyempatkan diri membuat pestisida nabati untuk mengusir hama tanaman tomat dengan mencampur minyak sayur (atau minyak goreng) dan deterjen, lalu mencampurnya dengan 1 liter air. Minyak dan deterjennya sedikit saja. Aduk-aduk lalu semprotkan ke daun atau media tanam.

Yah, semoga saja si tomat ranti bisa berhasil tumbuh sehat dan baik seperti tomat timothy serta berbuah lebat ya 🙂
tomatranti tomatranti2

Hidroponik

Tulisan mengenai cara bertanam hidroponik pernah saya tulis di sini. Nah, untuk mereka yang ingin mencoba memulai hidroponik untuk konsumsi rumah tangga, berikut ini adalah beberapa persiapan yang bisa dilakukan:

1. Wadah plastik, bisa beli di pasar.
wadah3
2. Imfrabord, bisa beli di toko buku. Potong seukuran tutup wadah. Lubangi seukuran netpot. Lubang itu nantinya untuk meletakkan netpot.
imfrabord2

Imfrabord ini juga bisa diganti dengan gabus. Pilih yang tebal. Kemudian lubangi sesuai ukuran netpot.
gabus

Wadah dan tutupnya akan tampak seperti gambar di bawah ini.
wadahdantutup

3. netpot, pot kecil yang berlubang. Oya, untuk netpot juga bisa diganti dengan gelas plastik bekas minuman. Beri lubang di bawah untuk tempat mengkaitkan sumbu kompor dan beri lubang di samping kiri dan kanan gelas plastik.
netpot
4. Kain flanel atau sumbu kompor.
flanel
5. Rock wool. Rock wool ini media untuk menyemai bibit.
rw
6. Nutrisi AB Mix
Nutrisi AB Mix adalah nutrisi yang diperlukan untuk bertanam hidroponik. Nutrisi ini bisa diperoleh di sini atau di sana. Jika kesulitan untuk memperoleh perangkat di atas, Anda juga dapat memesannya melalui kedua link di atas tadi. Pesanan Anda akan dikirim melalui paket.

Nah, bagaimana cara bertanam hidroponik, silakan Anda baca di postingan saya sebelumnya ya.
Selamat berkebun hidroponik.

Oya, ini hasil kebun sayur hidroponik saya. Segar, bersih, dan tentu saja rasa puas akan hasil panen sendiri 🙂
hidro13 hidro6
hidro1 hidro3

Bertanam dengan cara Hidroponik

Berawal dari melihat hasil berkebun sayuran kawan-kawan di grup hidroponik, saya tertarik untuk mencoba. Awalnya membeli nutrisi AB Mix dalam bentuk serbuk melalui seorang kawan. Lama kemudian baru saya praktikkan. Sempat beberapa kali menanam sayur hidroponik sampai strawberry. Tidak langsung sukses tentu, karena beberapa kali membuat kesalahan, dari media sampai wadah buat hidroponik. Awalnya, menggunakan wadah plastik bekas makanan dan minuman yang transparan sehingga memunculkan lumut. Hehehe, ya namanya pemula, nggak apa lah :). Sempat bosan dan memilih guyur ponik untuk tanaman buah. Guyur ponik ini istilah yang diberikan kawan-kawan untuk menyiramkan nutrisi ABMix seperti menyemprotkan air untuk menyiram tanaman.

Sampai beberapa hari yang lalu saya mengunjungi pameran Agriexpo di JCC, Senayan, Jakarta. Di salah satu stan, saya melihat budidaya sayuran hidroponik. Wuih, sayurannya cakep-cakep dan bersih. Mengamati, mempelajari dan akhirnya memutuskan membeli seperangkat wadah hidoponik beserta isinya, terdiri dari: 2 wadah plastik, 2 penutup wadah berlubang dibuat dari plastik kanvas (bisa juga diganti dengan gabus yang dilubangi), larutan ABMix, rockwool, netpot, kain flanel, dan 3 benih tanaman (selada merah, kangkung, dan pakcoy).
hidroponik

Jadi, mari kita ber-hidroponik 🙂

1. Semai bibit terlebih dahulu. Di sini saya menggunakan rockwool sebagai media tanam. Selanjutnya, letakkan di tempat yang teduh.
hidro
2. Tunggu sampai benih sprut, biasanya dibutuhkan waktu 2-3 hari.
IMG_3961
3. Setelah muncul 2 atau 4 daun pada tanaman langkah berikutnya adalah menyiapkan wadah yang berisi larutan nutrisi ABMix.
hidro10
Pemakaian nutrisi AB adalah 5 ml untuk masing-masing botol yang dicampurkan ke dalam 1 lt air. Jika ingin menuangkan 4 lt air maka larutan nutrisi ABmix nya silakan kalikan dengan 4. Di sini saya menggunakan 4 lt air dengan 20 ml untuk setiap larutan nutrisi A dan B.
4. Berikutnya, basahi kain flanel dan jepitkan di bagian netpot. Kain flanel ini dapat diganti dengan sumbu kompor. Fungsi kain flanel adalah sebagai pengantar nutrisi ke akar tanaman.
hidro7
5. Pindahkan media rockwool ke dalam netpot.
hidro11
6. Tralaa… sayuran hidoponik sudah selesai.
hidro8
hidro9

Oya, menurut lampiran bertanam hidroponik, sebaiknya air nutrisi setiap 2 minggu sekali dicek dan larutan nutrisinya bisa ditingkatkan menjadi 7-10 ml.

Ternyata, cukup mudah ya? Semoga sayurannya tumbuh sehat dan segar 🙂

Bertanam Tomat

Beberapa kali bertanam tomat seringkali berhenti di tahap berbunga untuk kemudian rontok. Dari hasil browsing dan membaca komentar teman-teman di grup FB Sayur Mayur saya kemudian memutuskan untuk mencari benih tomat. Dan secara tak sengaja saya menemukan bibit tomat tymothi F1. Dari hasil pencarian di Internet, varietas tomat ini tahan terhadap serangan virus Barnecia Tabaci dan layu bakteri yang kerap menerpa tanaman tomat. Baiklah, mari kita buktikan 🙂

Saya mulai menyemai benih tomat tymoti F1 dan benih tomat yang saya ambil dari sisa bahan di dapur. Dari semai sampai sprut kedua benih tomat tidak terlalu lama waktunya. Pertumbuhan tymoti cukup cepat dengan daun-daun yang lebih besar sementara tomat dapur begitu lambat pertumbuhannya dengan daun-daun yang lebih kecil. Wajar sih karena varietasnya pun berbeda.. hehe.

Ketika tymothi memunculkan bunga-bunga maka tomat dapur pun tak mau ketinggalan. Tapi, nah ini dia, bunga-bunga tomat F1 kemudian berganti menjadi buah tomat hijau kecil-kecil sebaliknya si tomat dapur bunga-bunganya menguncup lalu rontok. Bakal bunga tomat dapur lumayan banyak tapi tidak berkembang normal, cenderung kuncup dan berguguran.
1523279_10203061765815016_475595847_o

Untuk perawatan pupuk sesekali saya tambahkan nutrisi hidroponik walau tidak optimal. Oya, saya juga menambahkan cangkang telur yang saya remukkan dan sebar di atas metan. Cangkang telur berguna untuk menguatkan bakal buah sehingga dapat mencegah kerontokan pada bunga.
1604366_10203265345304376_1016947083_n
Untuk mencegah hama kutu putih saya semprotkan dengan pestisida alami. Pestisida alami ini terdiri dari campuran air bekas beras yang diendapkan selama 2 malam untuk kemudian dicampur daun sereh yang telah diremukkan atau diblender dan dicampur dengan air.

Untuk tomat tymothi tampaknya tak ada serangan hama kutu putih. Sebaliknya dengan tomat dapur, ada namun masih terkendali.
1173770_10203555630281319_19033077_n 1620903_10203500832671413_1982287021_n

1896867_10203575507058226_1999888306_n 1901440_10203575507018225_1888349947_n
Tomat tymothi akhirnya berhasil tumbuh sampai saatnya dipanen. Senang, karena ini kali pertama saya berhasil menanam tomat. Hasil buahnya pun bagus. Mau tahu rasanya? Manis asam segar gitu deh. Buat saya sih pasti lebih enak dibanding beli.. hehe.

Bentuk buah tomat tymoti ini agak kecil dibanding tomat sayur di pasar. Namun lebih besar dari tomat cherry. Mungkin jenis tomat buah ya? Karena rasanya yang segar bahkan jika hanya untuk dijadikan camilan.

538036_10203588458502004_89269804_n 1978714_10203556050411822_764319749_n

Dari pengalaman di atas, menanam tomat tymoti F1 memang lebih mudah dibanding dengan tanaman varietas tomat lainnya yang membutuhkan kesabaran dan pemeliharaan ekstra :). Untuk pemula, menanam tomat tymoti F1 ini layak dicoba loh.

Nah, saat ini saya sedang bertanam tomat ranti dan tomat cherry. Untuk tomat cherry ini yang ke 3 kali setelah 2 kali menanam dan gagal. Entah kenapa setelah pohonnya lumayan besar tiba-tiba saja daunnya layu dan mati. Atau mungkin ini jenis tomat cherry yang belum tahan terhadap serangan virus dan hama layu bakteri seperti jenis tomat pada umumnya ya?

Beberapa kawan menyarankan untuk menyemprotkan obat anti jamur ke dalam media tanah. Sayangnya saya belum sempat membeli obatnya. Saya juga agak malas mencampur obat-obat kimia. Sebisa mungkin saya menggunakan bahan-bahan alami. Kira-kira apa ya bahan-bahan alami untuk mencegah jamur pada tanaman?

Untuk tomat ranti, masih kecil tanamannya, kita lihat nanti ya 🙂

Tanaman Buah dan Sayur dalam Pot

Saya suka berkebun, terutama tanaman buah dan sayur. Namun saya tak pernah berhasil menanam tanaman buah dalam pot. Biasanya tanaman-tanaman itu cukup berdaun lebat tanpa pernah berbuah. Suatu kali saya membeli jambu air kancing di sebuah pameran flora dan fauna seharga 20 ribu rupiah. Pohonnya masih kecil. Bapak penjual bilang tanaman ini bisa ditanam di dalam pot dan termasuk tanaman yang berbuah cepat.

Sampai di rumah saya memindahkan tanaman jambu air ke dalam pot. Berbulan-bulan jambu air kancing ini belum juga menampakkan bunga. Saya mulai khawatir nasib jambu air kancing ini tidak berbeda dengan kawan-kawannya yang lain. Suatu hari saya mengobrol dengan seorang Bapak di Trubus. Beliau menyarankan agar saya memberikan pupuk dan mengganti pot dengan yang lebih besar. Saran ini saya ikuti. Kira-kira memasuki bulan ke 9 saya melihat banyak bakal calon buah bermunculan. Wah, tak terkatakan senangnya. Akhirnya, saya berhasil memanen buah hasil kebun sendiri.

Keberhasilan pertama ini mendorong saya untuk berani menanam tanaman buah lainnya. Selain itu saya mulai rajin membaca artikel mengenai tabulampot di internet. Saya juga bergabung dengan komunitas penggemar tanaman buah dalam pot, disusul grup sayur mayur, dan juga hidroponik di situs jaringan pertemanan facebook.

Belakangan saya rajin membaca linimasa yang berkaitan dengan gerakan berkebun di twitter, salah satunya Indonesia Berkebun, Jakarta Berkebun dan UntukAlam.

Setelah keberhasilan jambu air kancing itu saya mulai menanam delima. Disusul putsa (apel india), beach cherry dan tin. Pilihan saya terhadap tanaman di atas lebih dikarenakan kemudahan perawatannya dan memang cocok untuk ditanam di dalam pot. Pot yang digunakan pun tidak perlu terlalu besar, pot dengan diameter 35-45 cm pun sudah cukup. Yang perlu diperhatikan adalah meletakkan tanaman di tempat yang mendapatkan sinar matahari cukup. Jangan lupa juga untuk menyiram tanaman.
tabulampot tabulampot2
Untuk penyiraman saya menggunakan air bekas cucian beras, daging atau ikan. Saya juga memanfaatkan sampah dapur yang bisa diolah menjadi pupuk tanaman, semisal kulit telur dan kulit pisang. Kulit telur mengandung banyak kalsium yang juga dibutuhkan oleh tanaman. Kita cukup melumatkan kulit telur dan sebar di atas media tanam. Untuk kulit pisang, cukup dikeringkan kemudian potong halus dan tanam atau sebar di atas media tanam.

Selain itu sesekali saya memberikan pupuk NPK. Pemberian NPK bisa dilakukan setiap 2 minggu sekali.Takaran untuk pemberian NPK adalah 10 liter air dengan 5 sendok teh NPK. Diaduk sampai merata. Siramkan ke berbagai pot tanaman buah yang ada.

Selain tanaman buah saya juga mulai menanam sayuran. Sayur dan bumbu yang saya tanam dari biji adalah kemangi, seledri, bawang tuktuk (bawang merah), daun bawang, bayam, kangkung, dan tomat. Semuanya saya tanam di dalam pot karena lahan di rumah terbatas, bahkan tidak ada area yang bertanah. Oya, ada juga cincau. Saya pernah membuat cincau sendiri loh. Hasilnya? Hemm.. enak, apalagi disantap selagi cuaca terik.. segar..

Selain itu saya mencoba bertanam hidroponik untuk sayuran. Belum maksimal sih, kebanyakan saya menggunakan sistim guyur untuk tanaman buah dan sayur. Sistim guyur adalah istilah yang digunakan oleh teman-teman di hidroponik. Jadi, setelah nutrisi dicampur air maka untuk penggunaannya langsung disiramkan ke pot tanaman. Cara ini biasanya digunakan untuk tanaman buah.

Selain dapat mencukupi kebutuhan pangan sendiri, berkebun juga membuat suasana di lingkungan rumah terasa sejuk. Berkebun juga bisa menghibur hati loh, biar nggak galau melulu.

Dan yang paling menguntungkan kalau sewaktu-waktu kita membutuhkan sayuran dalam jumlah sedikit dan malas ke pasar atau tukang sayur nggak lewat-lewat. Nah, tinggal mengintip kebun mini yang kita punya deh.
sayur

Tunggu apalagi? Yuk, mulai berkebun 🙂

untukalam.com

Bikin Cincau Yuk

1394471_10202578009001398_1529232678_n

Pohon cincau di rumah kami ini saya beli beberapa tahun yang lalu di pameran flona. Daunnya cukup besar dan rimbun sekali. Perawatannya pun tidak sulit, cukup disiram air dan letakkan di tempat yang cukup mendapatkan sinar matahari.

Daun cincau yang saya gunakan adalah daun cincau rambat. Cincau ini jenis daunnya berbulu, baik di bagian atas dan bawah daun. Menurut beberapa kawan di komunitas berkebun, cincau berbulu dan merambat ini termasuk cincau yang kualitasnya bagus. Saya ingat ketika membeli pohon cincau ini, ada 2 jenis pohon cincau yang dijual. Saat itu ketika saya ingin membeli cincau yang sama dengan kakak, kakak dan si Bapak penjual menyarankan membeli jenis yang berbeda biar bisa tukeran nanti :). Oh, ok, baiklah. Akhinya kakak membeli pohon cincau yang daunnya lebih mengkilap dan saya beli yang daunnya berbulu ini. Dan, ternyata saya tidak menyesal karena pohon cincau yang ini memang lebih indah walaupun sulurnya sering melincir kemana-mana.

Berbekal ilmu dari blog mbak Evyta, kawan di komunitas penggemar tanaman, saya niatkan hati untuk membuat cincau dari hasil kebun sendiri. ini dia cincau bikinan saya :).
1. Pilih daun cincau yang cukup tua. Cuci bersih.
487643_10202578009561412_176061338_n
2. Robek-robek daun cincau.
1458618_10202578010521436_5469822_n
3. Siapkan air hangat. Tuang air hangat sedikit-sedikit sambil remas-remas daun cincau. Oya, jangan meremas daun cincau terlalu kuat untuk menghindari keluar banyak buih. Cukup remas daun cincau secara perlahan.
1441363_10202578010841444_213306445_n
4. Jika air sudah terasa banyak dan warnanya pekat, saring hasil remasan.
1456805_10202578011921471_918591416_n
5. Diamkan untuk memperoleh cincau yang kenyal. Lebih baik kalau cincau disimpan di dalam kulkas.

Sudah selesai deh cincau bikinan sendiri. Mau bikin es cincau? Gampang, ambil cincau dari kulkas dan tambahkan sirup serta es. Cincau siap disantap di hari yang terik. Segar dan alami, tentunya 🙂

Putsa, si Apel India

putsa
Putsa atau dikenal juga dengan apel india. Menilik namanya, buah ini memang berasal dari India. Di sana, putsa dibudidayakan secara modern dan dalam skala besar.

Apel india ini sama dengan kebanyakan apel lainnya, dengan ukuran sebesar bola pingpong atau lebih besar sedikit seperti telur bebek. Buah putsa sepenuhnya memiliki rasa manis. Buah ini paling enak dikonsumsi dengan tingkat kematangan 80%, karena akan terasa manis dan renyah.

Saya mengenal tanaman ini dari kawan-kawan di komunitas penggemar tanaman buah di facebook. Bibit tanaman putsa saya beli di pameran flora dan fauna kira-kira dua tahun silam. Ketika itu pohonnya belum tinggi dan batangnya pun masih rapuh, namun bunga dan bakal buah di setiap ranting sangat banyak. Untuk menghindari patah pada batang utama maka saya membuang beberapa bakal buah yang tumbuh lebat.
putsa5
Saya meletakkan putsa di dalam pot dengan diameter 35 cm. Merawat putsa tidak sulit. Putsa menyukai media tanam yang lembap. Bukan becek atau basah, dan jangan biarkan tanahnya kering. Untuk penyiraman saya menggunakan air buangan bekas AC, atau cucian beras, daging, dan ikan. Untuk pupuk dapat menggunakan NPK. Pemberian NPK bisa dilakukan setiap 2 minggu sekali.

Dosis penggunaan NPK untuk semua tanaman adalah 10 liter air dengan 5 sendok teh NPK. Campuran air dan pupuk diaduk merata. Selanjutnya, cukup pemberian 1 gayung untuk setiap pot tanaman yang ada.

Seperti juga tanaman lainnya, perhatikan pasokan intensitas cahaya. Letakkan putsa di tempat yang mendapatkan sinar matahari langsung.

Ketika bakal buah mulai bermunculan, sebaiknya lakukan penjarangan dengan membuang sebagian buah. Bakal buah putsa biasanya sangat banyak, namun tidak perlu dibesarkan semua. Pilih buah yang bagus dan lainnya bisa kita buang. Langkah ini dimaksudkan untuk mendapatkan buah yang besar dan layak untuk dikonsumsi. Sambil menyeleksi bakal buah, lakukan juga pemangkasan cabang dan ranting serta membuang daun-daun kering dan kuning.
putsa6
Hama yang menyerang tanaman putsa biasanya adalah kutu putih dan penggerek batang. Tanaman yang terkena hama putih adalah ketika batang, daun, dan bahkan buahnya diselimuti lapisan seperti kapas berwarna putih yang lengket. Jika dibiarkan, kutu putih bisa menulari tanaman lainnya dan lama-lama pohon akan mati.

Ada baiknya membungkus bakal buah dengan plastik atau kertas koran untuk menghindari serangan lalat buah. Buah yang terserang hama lalat buah biasanya tidak dapat dikonsumsi, karena daging buahnya berisi ulat.

Menyantap putsa setiap hari di pagi hari dapat menurunkan kadar gula dalam darah. Karena itu, putsa sangat baik bagi penderita diabetes dan darah tinggi.

Oya, putsa adalah tanaman yang tidak mengenal musim berbuah, sehingga dikenal sebagai buah sepanjang masa. Pohonnya pun rajin sekali berbuah.
Dan karena buah putsa belum dijual di pasar swalayan, maka untuk bisa mencicipi rasanya kita harus menanamnya sendiri.
putsa7

Tanaman Buah Dalam Pot

Sejak berhasil menanam dan memanen buah jambu air kancing di pot, sejak itu saya ingin belajar lebih banyak lagi cara bertanam di pot. Sebelumnya bahkan sampai saat ini pohon mangga dan jambu air (entah varietas apa) tetap belum membuahkan hasil. Padahal kedua pohon itu saya tanam di drum. Sudah sering juga mengalami pemangkasan daun-daunnya. Tapi belum juga menampakkan bunga, apalagi berbuah. Apa karena potnya yang terlalu besar?
photo(15) photo(10)

Tanaman lainnya yaitu apel india (putsa), jambu air kancing, jambu getas, jambu bangkok, dan belimbing yang saya letakkan di pot yang rata-rata diameternya antara 40-45 lumayan memunculkan bunga dan buah. Perawatannya sih masih standar banget, maklumlah pemula :). Paling menambahkan tanah, pupuk. Pupuk yang digunakan biasanya NPK (yang harganya berkisar 5-10 ribu kalau beli sama bakul tanaman), pupuk kambing (beli sama bakul tanaman juga dan sekalian minta mereka yang menaburkan). Lainnya adalah pupuk air bekas cucian beras, air bekas cucian daging atau ikan. Kalau tanah bisa beli di toko tanaman.

Untuk putsa bunganya muncul terus, termasuk genjah. Sudah beberapa kali merasakan buah putsa. Manis kriuk..kriuk. Kalau masih mentah rasanya seperti kedondong. Banyak yang mengatakan bahwa putsa lebih enak dikonsumsi ketika kematangan 85%. Belimbing berbunga dan ada beberapa buah yang mulai besar, namun berjatuhan diterpa hujan dan angin kencang. Masih ada sisa satu. Semoga bisa bertahan sampai layak dipanen. Ingin merasakan buah belimbing perdana dari kebun sendiri :).

IMG_1393 photo(128) photo(125)

Jambu air kancing dari pohon yang baru sudah mulai keluar pentilnya. Semoga pohonnya sehat dan berbuah lebat. Sedih, soalnya pohon jambu air kancing yang dahulu nyaris mati kena jamur. Sudah coba perawatan minimalis. Sekarang semoga mulai pemulihan dan bisa sehat kembali.

Pohon jambu getas dan jambu biji bangkok serta lengkeng sementara ada di atas loteng. Kedua jambu sudah sering berbunga dan berbentuk buah kecil, tapi kemudian rontok :(. Entah sudah beberapa kali. Teman-teman di grup penggemar tanaman buah menyarankan menggunakan MKP. Saya sudah mencoba mencarinya sih di toko tanaman, tapi kok susah ya? Kalau kelengkeng sepertinya masih lama, belum layak berbunga :), tapi ya siapa tahu saja ya? hehe.

Ada juga buah naga, yang beberapa bulan lalu baru saya pindah ke tempat yang terkena sinar matahari setelah sebelumnya dari tahun 2010 menyempil di tempat yang teduh. Sulur dan batangnya sudah tinggi dan bercabang, karenanya perlu diberi tiang penyangga. Minggu lalu saya ambil anakan dari induknya, dan mencoba menanamnya kembali serta saya letakkan di teras atas. Kemudian ada murbei. Murbei saya peroleh dari seorang teman berupa stek batang berisi 7 buah. Dari ketujuh batang yang muncul tunas ada 5. Sisanya dua buah belum menampakkan tunas baru. Satu batang daunnya sudah lebat. Dua lainnya sudah mulai banyak daunnya dan dua lagi di Bandung.

Selain itu ada jambu bol dan jeruk. Keduanya milik Ibu yang mendapat oleh-oleh ketika berkunjung ke mekar sari.

Selain tanaman buah ada juga tanaman sayur. Ada selada, kangkung, dan bayam hijau. Rencananya mau coba hidroponik dan saya isi dengan tanaman sayur. Minggu lalu mencoba semai anggur, delima merah, dan melon. Baru melon yang keluar tunas. Lainnya masih bobo 🙂

Bibit sayur lainnya yang belum disemai ada caisim manis (sawi) dan bayam merah.

Duh, rasanya sih selalu ingin menambah tanaman tapi lahan terbatas. Ini saja semua tanaman diletakkan dalam pot, karena tidak ada lahan tanah sedikitpun. Semuanya sudah dilapis semen :(.

Ingin bikin dak di atas untuk menambah koleksi tanaman lainnya, tapi menunggu izin dari Ayah nih, karena ini rumah Beliau. Doakan saja semoga bisa terkabul keinginannya membuat dak :). Amin yra.

Berkebun

photo(8)
(foto pohon jambu dan mangga di belakang rumah)

Pohon jambu di belakang rumah di Bandung itu kami tanam sekitar tahun 1998-1999. Selain jambu saya juga menanam sayur-sayuran. Alasannya sih sederhana, karena saat itu komplek perumahan masih sepi. Lokasi rumah juga jauh dari supermarket dan tukang sayur keliling baru satu. Terkadang untuk sayuran dan bumbu tertentu cepat habis. Jadi, saya memutuskan menanam daun bawang, sereh, kunyit, daun pandan, bawang merah, bawang putih, lengkuas, dan cabe rawit. Senang juga, karena saya selalu punya persediaan daun bawang. Semuanya saya tanam di depan rumah, kecuali sereh di pot di belakang rumah.

Daun bawang yang saya tanam itu besar dan gendut-gendut. Tetangga-tetangga suka memetik juga ^-^. Kemudian saya menanam pohon mangga, karena saya penggemar buah mangga :). Mangga pertama saya tanam di depan rumah. Sempat berbuah sekali dan buahnya manis. Tapi, entahlah, rasanya saat itu saya ngawur memutuskan untuk mencabut pohon mangga itu. Mungkin juga saya sedikit kesal karena ia lama sekali baru berbuah. Saya menggantinya dengan mangga lain di tahun 2007.

Saya sedih juga ketika ternyata pohon mangga yang ini pun tak berbuah. Tapi yang paling membuat penyesalan makin bertumpuk adalah karena saya merasa menjadi orang paling jahat sedunia karena membunuh pohon mangga sebelumnya. Apalagi ada yang bilang mungkin pohon mangga ini ngambek. Duh. Karena saya juga bekerja di Jakarta saat itu, dan perhatian banyak tersita untuk hal lainnya, praktis pemeliharaan tanaman juga sedikit terabaikan.

Namun belakangan saya berupaya meluangkan waktu untuk memelihara tanaman mangga ini. Sambil menyirami atau memberi pupuk saya bercakap-cakap dan meminta maaf karena telah mencabut pohon mangga yang dulu. Saya meyakini bahwa tanaman itu bisa merasakan. Mereka dapat mendengar dan mengerti ketika kita ajak berbicara. Dan dua minggu yang lalu saya sungguh kaget, di beberapa pucuk pohon mangga muncul bunga. Awalnya saya tidak percaya. Bahagia sekali waktu minggu lalu saya melihat sendiri bakal buah bermunculan dari sela-sela rimbun dedaunan. Karena letaknya agak di atas, saya memang agak kesulitan melihat. Waktu itu saya bilang begini sama pohon mangga, “Ayo donk, saya ingin lihat bakal buah kalian, tampakkan diri donk”. Saya nggak mengada-ada loh, tapi nggak lama angin bertiup dan beberapa bakal buah menampakkan diri. Aduh, saya sampai terharu seolah-olah mereka mengerti dan menyapa saya..hihihi :).

Pohon mangga saya yang ketiga ada di belakang rumah. Saya agak lupa, kalau nggak salah sih saya beli tahun 2009. Itu jenis mangga yang lain, saya lupa namanya. Dan pohon jambu yang kami tanam tahun 1998 itu masih ada. Ada 2 pohon. Berbuah tanpa musim. Alhamdulillah, sering berbuah. Selepas panen pohon jambu itu akan tumbuh bunga-bunga baru yang jadi bakal buahnya.
photo(7)
photo(10)

Ada juga tanaman jeruk lemon, namun jarang berbuah karena ulat sering membuat daun-daun jeruk itu meranggas terlebih dahulu.

Sekian dulu cerita koleksi tanaman kami di Bandung. Semoga bakal buah di pohon mangga bisa mewujud menjadi buah mangga yang besar dan manis-manis. Amin.
photo(11)
(Pohon mangga di depan rumah)

Tanaman Hias

Selain tanaman buah dan sayur saya juga menyukai tanaman hias berupa bunga-bunga beranekawarna. Ada mawar dan beberapa tanaman hias bunga-bunga kecil warna-warni.

Beberapa waktu lalu mang penjual tanaman lewat. Rasanya memang nggak bisa nggak peduli kalau mendengar mang penjual tanaman lewat. Kadang sekedar mengintip dari jendela melihat koleksi tanaman yang Beliau bawa. Nggak berani keluar karena biasanya jadi tergoda membeli, seperti saat ini 🙂

Tanaman hias ini namanya Saliyah. Seperti mawar tapi tidak berduri. Warnanya merah muda. Cantik, ya? saliyah
Beberapa koleksi tanaman hias yang pernah saya miliki.
tanamanbunga

Untuk tanaman bunga ini memang ada yang agak sulit perawatannya, seperti mawar. Kadang sekali berbunga setelah itu tidak pernah berbunga lagi. Teman saya pernah menyarankan untuk mawar agar sering diberikan pupuk pisang untuk merangsang tumbuhnya bunga. Dan saya pernah mempraktikkan dan berhasil loh :). Caranya, kulit pisang diiris kecil-kecil, dikeringkan setelah itu ditanam di dalam media tanah atau disebar di atas metan. Lebih baik ditanam agar tidak dikerubungi lalat.

Untuk tanaman hias lainnya selama rajin disiram dan tidak terlambat penyiramannya agaknya baik-baik saja 🙂