Arti Sosmed untuk Saya

Partner adalah filter bagi saya, dimanapun. Ketika saya menceritakan kepadanya bahwa saya berdebat dengan kawan di sosial media, ia akan mengingatkan karena ia tahu bahwa saya pasti akan menyesali konfrontasi yang terjadi. Memang betul sih :). Tapi tujuan saya sebenarnya bukan untuk berkonfrontasi, saya hanya ingin sekedar mengungkapkan pendapat saya. Itu saja. Tidak pernah ada niatan untuk merasa lebih unggul atau lainnya.

Kata partner, lebih baik bagi saya menulis di blog dan bukan di sana. Sosial media adalah tempat terbatas untuk kita menuangkan pemikiran. Sepertinya saya akan menuruti partner, dan saya akan memulainya di blog ini.

Kita memang hidup dalam ketidaksempurnaan. Maka, kita tidak bisa berharap segalanya berjalan sempurna. Yang bisa kita lakukan adalah membentuk sebuah lingkungan yang baik. Bagaimana caranya? Ini kata partner.

Mulai dari diri sendiri. Dan karena saya sering menggunakan sosial media facebook untuk berbagi maka saya akan memulainya dari sini. Sebenarnya saya sudah mencoba juga, tetapi ada kalanya terbawa arus juga :). Ah, manusia.

Pertama, gunakan facebook untuk berbagi berita, artikel, tulisan yang baik. Tulisan yang mengajak berantem lebih baik tidak perlu di share. Tulisan seputar prestasi remaja-remaja Indonesia, guru berprestasi, dan yang seperti itu layak di share dan di repost, kalau perlu :). Mengapa yang baik? Kata partner, berita buruk akan membuat orang berpikir bahwa, “oh, melakukan itu nggak pp.” Maka, lihat dampaknya.

Berita baik yang disiarkan terus menerus akan mengubah cara pandang kita. Sebagai contoh, Jokowi. Berita seputar Jokowi yang baik akan membuka mata bagi yang lain bahwa kesederhanaan, kejujuran, kerja keras adalah sifat-sifat yang dirindukan dan diimpikan oleh rakyat Indonesia untuk seorang pemimpin. Lihat efeknya. Berbagai media akan mencari tahu dan mengulas pemimpin-pemimpin (yang sebenarnya banyak hanya saja tidak pernah tampil di permukaan karena barangkali selama ini media terlalu sibuk dan asyik dengan berita-berita korupsi dan berita sampah lainnya) dengan karakter serupa. Dan akan banyak calon pemimpin yang terinspirasi dan terdorong untuk menjadi pribadi-pribadi yang lebih baik.

Kedua, hindari menulis status yang mengundang konfrontasi. Dan juga, komentar yang menyindir atau mengajak berantem. Abaikan saja. Karena, menulis status itu acapkali tidak bisa menggambarkan pemikiran kita sepenuhnya. Kadangkala, informasi sepenggal yang tertangkap itu bisa melahirkan persepsi yang berbeda. Jangankan tulisan, berkomunikasi lisan saja kita seringkali salah menafsirkan.

Ketiga, pamerkan saja foto koleksi tanaman dan buku :).
Kata seorang pakar, untuk mempengaruhi orang lain itu mudah. Masa? Hehe.

Mau tahu trik saya untuk memancing murid-murid memiliki ketertarikan pada bacaan? Begini, di sela-sela jam mengajar saya sering menceritakan tokoh-tokoh terkemuka. Karena mata pelajaran yang saya ampu adalah Teknologi Informasi dan Komunikasi, maka saya akan bercerita tentang tokoh pencipta facebook, google, tokoh-tokoh IT dan berita terbaru dunia IT yang semuanya saya peroleh dari buku bacaan. Sambil bercerita tak lupa berikan judul bukunya.

Nah, demikian juga di sosial media. Saya seringkali memasang foto buku yang sedang saya baca atau saya koleksi. Selain itu, saya juga suka menulis kutipan dari buku-buku yang sedang saya baca. Cara ini memudahkan saya ketika membuat review buku tersebut nanti. Saya pun ada kalanya tertarik dengan sebuah buku oleh karena status kutipan sebuah buku yang dibuat oleh kawan-kawan saya.

Ingin mengajak orang lain peduli lingkungan? Pasang saja foto koleksi tanaman kita. Selanjutnya, akan banyak kawan-kawan kita yang tergerak untuk memulai berkebun.

Ya, kita semua saling mempengaruhi. Selama mempengaruhi untuk hal-hal baik, tak apa, bukan? 🙂

Jadi, kembali lagi, pada akhirnya nasihat yang berhasil itu adalah teladan.

Mari kita memperbaiki diri selalu untuk menjadi lebih baik. Kalau sesekali kita khilaf itu adalah manusiawi. Sangat manusiawi malah, kita kan bukan malaikat. Aneh nanti kalau tidak pernah melakukan kesalahan, dan itu tidak akan mungkin selama kita menjadi manusia 🙂

Budi Pekerti

Tengah malam tadi saya berbincang-bincang dengan partner. Tema obrolan kami mengenai budi pekerti.

Di Indonesia, budi pekerti erat dikaitkan dengan agama. Sementara, menurut dia, budi pekerti adalah sains. Budi pekerti bekerja seperti sebuah ekosistim.

Maksudnya?

Menurut Wikipedia, ekosistim adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Atau bisa dikatakan juga tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling memengaruhi.

Begini, misalkan saya seorang siswa. Saya memperoleh nilai bagus hasil mencontek. Dengan nilai bagus saya mendapatkan sekolah yang baik dan pada akhirnya pekerjaan bagus. Di dalam bekerja, saya menjadi pengambil keputusan untuk proyek-proyek besar. Saya bernegosiasi dan melakukan praktik-praktik kecurangan untuk mendapatkan keuntungan besar untuk diri saya sendiri. Saya sukses dan kaya dengan hasil kecurangan-kecurangan yang sudah biasa saya lakukan tadi. Sekarang, mari kita lihat, siapa yang dirugikan? Perusahaan, proyek-proyek, lingkungan sekitar? Apa hanya itu saja? Tentu tidak, perekonomian negara pun akan berpengaruh. Dan ketika perekonomian negara hancur, siapa yang menderita? Kita semua.

Sementara, barangkali, si koruptor tidak terlalu merasakan dampak dari perbuatannya. Ia, selain dipenjara, mungkin masih bisa hidup nyaman juga.

Sekarang, bagaimana kalau kita balik? Saya bekerja jujur, bekerja keras dan tekun. Dengan kinerja yang baik maka sistim di tempat saya memperoleh keuntungan yang pada akhirnya memperbaiki perekonomian negara secara menyeluruh. Saya kaya dan sukses. Demikian juga dengan orang lain. Mereka pun akan merasakan dampak dari sebuah sistim yang terbentuk dengan bagus. Kalau kata partner, tumbuh dan besar bersama-sama. (Serupa dengan pemikiran koperasinya Bung Hatta).

Saya kemudian teringat pada sebuah film, judulnya Pay it Forward. Lakukan sebuah kebaikan maka kebaikan itu akan menulari banyak orang. Pun demikian keburukan. Satu keburukan, dampaknya tidak hanya kembali kepada yang melakukan keburukan tetapi menyeluruh, kita semua menanggungnya.

Begitulah.

Tomat Ranti

Seperti pepatah Jawa, witing tresno jalaran soko kulino, begitu pula hubungan pertemanan saya dengan tomat ranti :). Mulanya sih biasa saja melihat foto tomat ranti dari kawan-kawan penggemar tanaman sayur dan buah yang berseliweran di wall facebook saya. Saya sudah terlanjur melabelkan bahwa menanam tomat itu sungguh menyebalkan, karena tidak pernah berhasil. Namun, ada juga sedikit ketertarikan untuk menanam tomat ranti yang konon kata teman-teman penggemar tanaman termasuk jenis tomat yang sudah mulai jarang ditemui.

Maka, ketika kemudian saya berhasil menanam sampai memanen tomat timothy, keinginan mencoba menanam jenis tomat lainnya mulai muncul. Kebetulan pada saat bersamaan saya dikirimi benih tomat ranti dari mbak Evyta, kawan sesama penyuka tanaman. Saya semai di gelas plastik bekas minuman. Untuk beberapa lama saya melupakan tomat ranti, sampai kemudian saya menyadari tomat ini sudah tumbuh cukup besar. Wah, senang donk.

Ada dua tomat ranti yang berhasil tumbuh. Satu saya pindahkan ke pot, satunya lagi masih di tempat yang sama. Dan, beberapa hari kemudian sudah muncul bunga-bunga tomat. Tapi, saya sempat melihat kutu putih mulai menyerang tanaman tomat saya. Duh.

Rutinitas yang cukup padat beberapa bulan ini membuat saya sedikit mengabaikan tanaman-tanaman. Dalam arti, pemberian pupuk jarang, pemangkasan juga tidak, dan belum sempat membuat pestisida nabati.

Tentu, sayang donk kalau tanaman ranti saya dikerubuti si kutu putih. Saya pun menyempatkan diri membuat pestisida nabati untuk mengusir hama tanaman tomat dengan mencampur minyak sayur (atau minyak goreng) dan deterjen, lalu mencampurnya dengan 1 liter air. Minyak dan deterjennya sedikit saja. Aduk-aduk lalu semprotkan ke daun atau media tanam.

Yah, semoga saja si tomat ranti bisa berhasil tumbuh sehat dan baik seperti tomat timothy serta berbuah lebat ya 🙂
tomatranti tomatranti2

Santun adalah juga Tujuan Pendidikan

Belum lama seorang teman di facebook men-share tulisan mengenai Etika Ber-SMS dengan Dosen. Tulisan tersebut bisa dibaca di sini. Saya setuju bahwa ada etika ketika kita berkomunikasi dengan siapapun, tidak hanya kepada Guru dan Dosen.

Seperti halnya ketika berhubungan dengan bermasyarakat, kita harus memperhatikan etika, adab, tata krama. Apa yang terjadi kalau di dalam pergaulan sosial manusia tidak lagi mengenal sopan santun? Barangkali kita tidak perlu banyak berbicara, karena peristiwa yang ada di sekitar kita saat ini sudah menjadi bukti dampak dari memudarnya nilai-nilai budi pekerti.

Budi pekerti adalah induk dari segala etika, tata krama, bagaimana berperilaku baik dalam pergaulan.

Ada cerita menarik dari buku Bung Hatta. Hatta kecil pernah menolak sekolah, karena menurut ia sekolah adalah bikinan Belanda. Sang Kakek kemudian mengatakan seperti ini, “Ilmu bukan datang dari orang Belanda, tapi dari Allah. Kita wajib belajar dan bersekolah agar pandai dan berbudi”. (halaman 28, dari sebuah novel. Hatta, Aku Datang karena Sejarah).

Dengan belajar, manusia mendapatkan pengetahuan. Dengan pengetahuan, menurut Helen Keller, seseorang semustinya bisa membedakan mana perbuatan yang baik dan buruk, mana yang mulia dan tidak. Selaras dengan arti kata budi, yaitu kemampuan untuk membedakan mana yang benar dan salah.

Maka, sangat jelas bukan, bahwa tujuan pendidikan itu tidak hanya menjadikan kamu pandai tapi sejatinya juga berbudi pekerti luhur. Berbudi, dalam kamus bahasa Indonesia artinya mempunyai budi (tabiat dan watak yang baik), mempunyai kebijaksanaan, berakal, berkelakuan baik, murah hati, baik hati.

Jadi, absurd buat saya kalau ada orang berkilah bahwa etika tidak diperlukan dalam pergaulan di masyarakat. Apalagi, untuk kasus di atas, beranggapan bahwa Guru atau Dosen mereka gila hormat. Sama sekali bukan dengan alasan seorang Guru atau Dosen ingin dihargai tetapi memiliki etika yang baik itu juga merupakan tujuan sebuah pendidikan.

Hidroponik

Tulisan mengenai cara bertanam hidroponik pernah saya tulis di sini. Nah, untuk mereka yang ingin mencoba memulai hidroponik untuk konsumsi rumah tangga, berikut ini adalah beberapa persiapan yang bisa dilakukan:

1. Wadah plastik, bisa beli di pasar.
wadah3
2. Imfrabord, bisa beli di toko buku. Potong seukuran tutup wadah. Lubangi seukuran netpot. Lubang itu nantinya untuk meletakkan netpot.
imfrabord2

Imfrabord ini juga bisa diganti dengan gabus. Pilih yang tebal. Kemudian lubangi sesuai ukuran netpot.
gabus

Wadah dan tutupnya akan tampak seperti gambar di bawah ini.
wadahdantutup

3. netpot, pot kecil yang berlubang. Oya, untuk netpot juga bisa diganti dengan gelas plastik bekas minuman. Beri lubang di bawah untuk tempat mengkaitkan sumbu kompor dan beri lubang di samping kiri dan kanan gelas plastik.
netpot
4. Kain flanel atau sumbu kompor.
flanel
5. Rock wool. Rock wool ini media untuk menyemai bibit.
rw
6. Nutrisi AB Mix
Nutrisi AB Mix adalah nutrisi yang diperlukan untuk bertanam hidroponik. Nutrisi ini bisa diperoleh di sini atau di sana. Jika kesulitan untuk memperoleh perangkat di atas, Anda juga dapat memesannya melalui kedua link di atas tadi. Pesanan Anda akan dikirim melalui paket.

Nah, bagaimana cara bertanam hidroponik, silakan Anda baca di postingan saya sebelumnya ya.
Selamat berkebun hidroponik.

Oya, ini hasil kebun sayur hidroponik saya. Segar, bersih, dan tentu saja rasa puas akan hasil panen sendiri 🙂
hidro13 hidro6
hidro1 hidro3

Bertanam dengan cara Hidroponik

Berawal dari melihat hasil berkebun sayuran kawan-kawan di grup hidroponik, saya tertarik untuk mencoba. Awalnya membeli nutrisi AB Mix dalam bentuk serbuk melalui seorang kawan. Lama kemudian baru saya praktikkan. Sempat beberapa kali menanam sayur hidroponik sampai strawberry. Tidak langsung sukses tentu, karena beberapa kali membuat kesalahan, dari media sampai wadah buat hidroponik. Awalnya, menggunakan wadah plastik bekas makanan dan minuman yang transparan sehingga memunculkan lumut. Hehehe, ya namanya pemula, nggak apa lah :). Sempat bosan dan memilih guyur ponik untuk tanaman buah. Guyur ponik ini istilah yang diberikan kawan-kawan untuk menyiramkan nutrisi ABMix seperti menyemprotkan air untuk menyiram tanaman.

Sampai beberapa hari yang lalu saya mengunjungi pameran Agriexpo di JCC, Senayan, Jakarta. Di salah satu stan, saya melihat budidaya sayuran hidroponik. Wuih, sayurannya cakep-cakep dan bersih. Mengamati, mempelajari dan akhirnya memutuskan membeli seperangkat wadah hidoponik beserta isinya, terdiri dari: 2 wadah plastik, 2 penutup wadah berlubang dibuat dari plastik kanvas (bisa juga diganti dengan gabus yang dilubangi), larutan ABMix, rockwool, netpot, kain flanel, dan 3 benih tanaman (selada merah, kangkung, dan pakcoy).
hidroponik

Jadi, mari kita ber-hidroponik 🙂

1. Semai bibit terlebih dahulu. Di sini saya menggunakan rockwool sebagai media tanam. Selanjutnya, letakkan di tempat yang teduh.
hidro
2. Tunggu sampai benih sprut, biasanya dibutuhkan waktu 2-3 hari.
IMG_3961
3. Setelah muncul 2 atau 4 daun pada tanaman langkah berikutnya adalah menyiapkan wadah yang berisi larutan nutrisi ABMix.
hidro10
Pemakaian nutrisi AB adalah 5 ml untuk masing-masing botol yang dicampurkan ke dalam 1 lt air. Jika ingin menuangkan 4 lt air maka larutan nutrisi ABmix nya silakan kalikan dengan 4. Di sini saya menggunakan 4 lt air dengan 20 ml untuk setiap larutan nutrisi A dan B.
4. Berikutnya, basahi kain flanel dan jepitkan di bagian netpot. Kain flanel ini dapat diganti dengan sumbu kompor. Fungsi kain flanel adalah sebagai pengantar nutrisi ke akar tanaman.
hidro7
5. Pindahkan media rockwool ke dalam netpot.
hidro11
6. Tralaa… sayuran hidoponik sudah selesai.
hidro8
hidro9

Oya, menurut lampiran bertanam hidroponik, sebaiknya air nutrisi setiap 2 minggu sekali dicek dan larutan nutrisinya bisa ditingkatkan menjadi 7-10 ml.

Ternyata, cukup mudah ya? Semoga sayurannya tumbuh sehat dan segar 🙂

Bertanam Tomat

Beberapa kali bertanam tomat seringkali berhenti di tahap berbunga untuk kemudian rontok. Dari hasil browsing dan membaca komentar teman-teman di grup FB Sayur Mayur saya kemudian memutuskan untuk mencari benih tomat. Dan secara tak sengaja saya menemukan bibit tomat tymothi F1. Dari hasil pencarian di Internet, varietas tomat ini tahan terhadap serangan virus Barnecia Tabaci dan layu bakteri yang kerap menerpa tanaman tomat. Baiklah, mari kita buktikan 🙂

Saya mulai menyemai benih tomat tymoti F1 dan benih tomat yang saya ambil dari sisa bahan di dapur. Dari semai sampai sprut kedua benih tomat tidak terlalu lama waktunya. Pertumbuhan tymoti cukup cepat dengan daun-daun yang lebih besar sementara tomat dapur begitu lambat pertumbuhannya dengan daun-daun yang lebih kecil. Wajar sih karena varietasnya pun berbeda.. hehe.

Ketika tymothi memunculkan bunga-bunga maka tomat dapur pun tak mau ketinggalan. Tapi, nah ini dia, bunga-bunga tomat F1 kemudian berganti menjadi buah tomat hijau kecil-kecil sebaliknya si tomat dapur bunga-bunganya menguncup lalu rontok. Bakal bunga tomat dapur lumayan banyak tapi tidak berkembang normal, cenderung kuncup dan berguguran.
1523279_10203061765815016_475595847_o

Untuk perawatan pupuk sesekali saya tambahkan nutrisi hidroponik walau tidak optimal. Oya, saya juga menambahkan cangkang telur yang saya remukkan dan sebar di atas metan. Cangkang telur berguna untuk menguatkan bakal buah sehingga dapat mencegah kerontokan pada bunga.
1604366_10203265345304376_1016947083_n
Untuk mencegah hama kutu putih saya semprotkan dengan pestisida alami. Pestisida alami ini terdiri dari campuran air bekas beras yang diendapkan selama 2 malam untuk kemudian dicampur daun sereh yang telah diremukkan atau diblender dan dicampur dengan air.

Untuk tomat tymothi tampaknya tak ada serangan hama kutu putih. Sebaliknya dengan tomat dapur, ada namun masih terkendali.
1173770_10203555630281319_19033077_n 1620903_10203500832671413_1982287021_n

1896867_10203575507058226_1999888306_n 1901440_10203575507018225_1888349947_n
Tomat tymothi akhirnya berhasil tumbuh sampai saatnya dipanen. Senang, karena ini kali pertama saya berhasil menanam tomat. Hasil buahnya pun bagus. Mau tahu rasanya? Manis asam segar gitu deh. Buat saya sih pasti lebih enak dibanding beli.. hehe.

Bentuk buah tomat tymoti ini agak kecil dibanding tomat sayur di pasar. Namun lebih besar dari tomat cherry. Mungkin jenis tomat buah ya? Karena rasanya yang segar bahkan jika hanya untuk dijadikan camilan.

538036_10203588458502004_89269804_n 1978714_10203556050411822_764319749_n

Dari pengalaman di atas, menanam tomat tymoti F1 memang lebih mudah dibanding dengan tanaman varietas tomat lainnya yang membutuhkan kesabaran dan pemeliharaan ekstra :). Untuk pemula, menanam tomat tymoti F1 ini layak dicoba loh.

Nah, saat ini saya sedang bertanam tomat ranti dan tomat cherry. Untuk tomat cherry ini yang ke 3 kali setelah 2 kali menanam dan gagal. Entah kenapa setelah pohonnya lumayan besar tiba-tiba saja daunnya layu dan mati. Atau mungkin ini jenis tomat cherry yang belum tahan terhadap serangan virus dan hama layu bakteri seperti jenis tomat pada umumnya ya?

Beberapa kawan menyarankan untuk menyemprotkan obat anti jamur ke dalam media tanah. Sayangnya saya belum sempat membeli obatnya. Saya juga agak malas mencampur obat-obat kimia. Sebisa mungkin saya menggunakan bahan-bahan alami. Kira-kira apa ya bahan-bahan alami untuk mencegah jamur pada tanaman?

Untuk tomat ranti, masih kecil tanamannya, kita lihat nanti ya 🙂

Tanaman Buah dan Sayur dalam Pot

Saya suka berkebun, terutama tanaman buah dan sayur. Namun saya tak pernah berhasil menanam tanaman buah dalam pot. Biasanya tanaman-tanaman itu cukup berdaun lebat tanpa pernah berbuah. Suatu kali saya membeli jambu air kancing di sebuah pameran flora dan fauna seharga 20 ribu rupiah. Pohonnya masih kecil. Bapak penjual bilang tanaman ini bisa ditanam di dalam pot dan termasuk tanaman yang berbuah cepat.

Sampai di rumah saya memindahkan tanaman jambu air ke dalam pot. Berbulan-bulan jambu air kancing ini belum juga menampakkan bunga. Saya mulai khawatir nasib jambu air kancing ini tidak berbeda dengan kawan-kawannya yang lain. Suatu hari saya mengobrol dengan seorang Bapak di Trubus. Beliau menyarankan agar saya memberikan pupuk dan mengganti pot dengan yang lebih besar. Saran ini saya ikuti. Kira-kira memasuki bulan ke 9 saya melihat banyak bakal calon buah bermunculan. Wah, tak terkatakan senangnya. Akhirnya, saya berhasil memanen buah hasil kebun sendiri.

Keberhasilan pertama ini mendorong saya untuk berani menanam tanaman buah lainnya. Selain itu saya mulai rajin membaca artikel mengenai tabulampot di internet. Saya juga bergabung dengan komunitas penggemar tanaman buah dalam pot, disusul grup sayur mayur, dan juga hidroponik di situs jaringan pertemanan facebook.

Belakangan saya rajin membaca linimasa yang berkaitan dengan gerakan berkebun di twitter, salah satunya Indonesia Berkebun, Jakarta Berkebun dan UntukAlam.

Setelah keberhasilan jambu air kancing itu saya mulai menanam delima. Disusul putsa (apel india), beach cherry dan tin. Pilihan saya terhadap tanaman di atas lebih dikarenakan kemudahan perawatannya dan memang cocok untuk ditanam di dalam pot. Pot yang digunakan pun tidak perlu terlalu besar, pot dengan diameter 35-45 cm pun sudah cukup. Yang perlu diperhatikan adalah meletakkan tanaman di tempat yang mendapatkan sinar matahari cukup. Jangan lupa juga untuk menyiram tanaman.
tabulampot tabulampot2
Untuk penyiraman saya menggunakan air bekas cucian beras, daging atau ikan. Saya juga memanfaatkan sampah dapur yang bisa diolah menjadi pupuk tanaman, semisal kulit telur dan kulit pisang. Kulit telur mengandung banyak kalsium yang juga dibutuhkan oleh tanaman. Kita cukup melumatkan kulit telur dan sebar di atas media tanam. Untuk kulit pisang, cukup dikeringkan kemudian potong halus dan tanam atau sebar di atas media tanam.

Selain itu sesekali saya memberikan pupuk NPK. Pemberian NPK bisa dilakukan setiap 2 minggu sekali.Takaran untuk pemberian NPK adalah 10 liter air dengan 5 sendok teh NPK. Diaduk sampai merata. Siramkan ke berbagai pot tanaman buah yang ada.

Selain tanaman buah saya juga mulai menanam sayuran. Sayur dan bumbu yang saya tanam dari biji adalah kemangi, seledri, bawang tuktuk (bawang merah), daun bawang, bayam, kangkung, dan tomat. Semuanya saya tanam di dalam pot karena lahan di rumah terbatas, bahkan tidak ada area yang bertanah. Oya, ada juga cincau. Saya pernah membuat cincau sendiri loh. Hasilnya? Hemm.. enak, apalagi disantap selagi cuaca terik.. segar..

Selain itu saya mencoba bertanam hidroponik untuk sayuran. Belum maksimal sih, kebanyakan saya menggunakan sistim guyur untuk tanaman buah dan sayur. Sistim guyur adalah istilah yang digunakan oleh teman-teman di hidroponik. Jadi, setelah nutrisi dicampur air maka untuk penggunaannya langsung disiramkan ke pot tanaman. Cara ini biasanya digunakan untuk tanaman buah.

Selain dapat mencukupi kebutuhan pangan sendiri, berkebun juga membuat suasana di lingkungan rumah terasa sejuk. Berkebun juga bisa menghibur hati loh, biar nggak galau melulu.

Dan yang paling menguntungkan kalau sewaktu-waktu kita membutuhkan sayuran dalam jumlah sedikit dan malas ke pasar atau tukang sayur nggak lewat-lewat. Nah, tinggal mengintip kebun mini yang kita punya deh.
sayur

Tunggu apalagi? Yuk, mulai berkebun 🙂

untukalam.com

Bangsa Dungan

Membaca sepenggal kisah orang Dungan di buku Garis Batas menerbitkan sepercik keingintahuan mengenai bangsa muslim Cina perantauan yang tinggal di negeri bekas Republik Uni Soviet, Kirgizstan ini.
800px-Dungan-Girls
dokumentasi: http://en.wikipedia.org/wiki/File:Dungan-Girls.JPG

Konon, 800 tahun lalu penyerbu Arab memasuki negeri leluhur mereka di tanah Tiongkok (Tiongkok adalah istilah dalam bahasa Indonesia yang digunakan untuk merujuk pada Cina sebagai negara. Istilah Tiongkok dan Tionghoa berasal dari dialek Hokkian. Secara linguistik istilah Tiongkok dan Tionghoa hanya ada di dalam bahasa Indonesia[1] : sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Tiongkok), di balik pegunungan Tianshan dan Pamir. Raja penguasa setempat ketakutan dan memutuskan untuk menikahkan putrinya dengan orang Arab untuk menghindari perang. Keturunan dari pernikahan ini menghasilkan bangsa Dungan, orang Cina yang beragama Islam. Karena itu mereka menganggap Arab sebagai Ayah dan Cina sebagai Ibu.
map_mountains_central_asia_small
dokumentasi: http://www.centralasiatravel.com/mountains_central_asia.html

“Bapak kami adalah Arab. Ia adalah agama kami, Islam. Ibu kami adalah Cina. Ia adalah bahasa kami, kebudayaan kami,” (halaman 212, Garis Batas).

Di negaranya sendiri, Cina, orang Dungan dikenal sebagai etnis Hui. Mereka tidak memiliki ciri khas yang membedakan dengan bangsa Cina Han lainnya, selain agama. Bangsa Hui adalah keturunan komunitas Muslim di Cina yang mengukuhkan diri pada zaman Dinasti Tang dan Yuan. Agama Islam di Cina dikenal dengan sebutan huijiao, yang artinya agama suku Hui.

Perang, pemberontakan dan penindasan menyebabkan bangsa ini sering berpindah-pindah demi mempertahankan keyakinannya. Alkisah, antara 1862 dan 1878 terjadi pemberontakan umat muslim Hui di bagian barat Cina, dipimpin oleh Yaqub Beg melawan penguasa Dinasti Qing, dinasti terakhir di Cina. Pemberontakan ini berhasil dipadamkan tetapi umat muslim Hui menjadi incaran kaisar. Maka, kelompok ini secara besar-besaran menuju perbatasan Rusia di seberang Sungai lli. Karena jika mereka bertahan di tanah kelahirannya sendiri maka bakal mati terbantai. Mereka yang berhasil mencapai perbatasan kemudian berganti nama menjadi Dungan.

Rusia, yang saat itu baru saja menaklukkan bangsa Kirgiz dan Kazakh menerima para pengungsi Muslim Cina ini dengan tujuan untuk menarik simpati kaum muslim Turkistan. Gelombang pengungsi menjadi semakin besar setelah Rusia dan Cina menyetujui perjanjian yang berisi pengakuan Rusia pada kekuasaan Cina atas daerah Xinjiang Uyghur. lli dikembalikan ke Cina, dan warganya diberi dua pilihan: hidup di bawah dinasti Qing yang memusuhi Muslim, atau meninggalkan tanah mereka untuk memulai hidup baru Rusia. Hidup di negeri orang tidak terlalu buruk sampai tahun 1930-an ketika Stalin berkuasa. Pada tahun itu banyak orang Dungan yang memutuskan kembali menyeberangi sungai kembali ke pangkuan Tiongkok.

Tahun 1961, pemerintah Soviet kembali membuka pintu gerbangnya bagi mantan warga negara. Ribuan orang Dungan menyeberang ke pangkuan tanah kelahiran. Kirgizstan. Kala itu Cina dilanda kelaparan hebat gara-gara program kolektivisasi pemerintah komunis yang menyebabkan sebagian besar warga Cina meninggalkan negerinya dan menyeberang ke Rusia.

Asal Usul nama Dungan
Begitu etnis Hui memasuki Uni Soviet, nama Hui tidak lagi dikenal. Konon, kata Hui berarti umpatan kasar dalam bahasa Rusia. Walaupun secara persisnya kata Dungan tidak diketahui, namun menurut sebuah literatur nama Dungan berasal dari bahasa Turki donen, orang-orang yang berbelok atau berpulang. Dalam bahasa Mandarin, Hui juga berarti “pulang”. Agama Hui, Islam, secara harfiah juga bisa berarti “ajaran untuk berpulang”. Nama Dungan mungkin juga berasal dari bahasa Mandarin, dong-gan, artinya provinsi Gansu bagian Timur, tempat asal nenek moyang etnis Hui.

sumber tulisan: Garis Batas, Agustinus Wibowo

Lomba Resensi Buku

Jadi, 26 November lalu saya dikirimi email dari Qbaca. Isinya memberitahukan bahwa dari hasil voting publik resensi saya dinyatakan masuk ke dalam babak final. Senang? Iya donk.. hehe. Untuk itu, maka saya dan beberapa finalis lain diundang untuk datang ke kantor Qbaca di menara multimedia untuk mengikuti babak final. Dalam email juga dinyatakan bahwa para finalis diminta untuk membawa peralatan gadget mereka dan alat tulis. Sampai di sini sempat mikir, barangkali nanti para finalis mau di tes cara pemakaian aplikasi Qbaca. Tapi alat tulis? Buat apa ya?

Kemudian email berikutnya datang, berisi keterangan bahwa para finalis nanti akan diminta untuk meresensi buku yang sudah disiapkan oleh Qbaca. Oh, baiklah :). Namun judul buku yang harus diresensi masih disembunyikan oleh pihak panitia dan baru akan diberitahu pada saat pembukaan acara di kantor menara multimedia pada hari Kamis, tanggal 28 November. Maka, usai mengajar (sebenarnya belum selesai sih, saya ijin pulang terlebih dahulu di jam terakhir. Hanya satu kelas kok dan murid-murid sudah diberi tugas :)) saya pulang ke rumah dan bersiap untuk berangkat menghadiri tes tertulis itu :). Saya datang paling awal, syukurlah, padahal sudah khawatir terlambat.

Layar di depan meja menayangkan judul sebuah buku terbitan Qbaca. Kebetulan saya pernah mengunduh buku tersebut dan juga meresensinya dulu sekali, kali pertama buku itu diterbikan oleh Qbaca. Oya, Qbaca memiliki koleksi buku-buku yang kamu bisa unduh secara gratis. Dan tentu saja, buku yang harus kami resensi saat itu adalah salah satu koleksi dari buku-buku gratis milik Qbaca. Apakah resensi saya sama dengan yang pernah saya tulis dulu di sini? Hehe, mau nya begitu tapi sungguh saya sudah lupa dengan isi resensi saya waktu itu. Jadi, saya membaca kembali buku tersebut dan membuat resensinya di dua lembar kertas yang sudah disiapkan panitia.

Sebenarnya saya cukup gagap kalau menulis dengan tangan, karena barangkali lebih sering mengetik di komputer dibandingkan menggunakan tulisan tangan maka tulisan tangan saya begitu hancur lebur. Mungkin teori evolusi Darwin itu benar adanya ya? ;-). Jadi, mohon maaf kepada panitia kalau tulisan saya jelek, tapi mudah-mudahan masih bisa terbaca ya? hehe.

Dan, kemarin tanggal 3 Desember, sepulang mengajar, saya menerima email dari Qbaca yang menyatakan bahwa saya masuk ke dalam 3 besar. Tapi saya sendiri belum tahu saya ada di urutan mana, karena sebelumnya saya sudah masuk ke web mereka tapi belum ada pengumuman pemenang. Bersamaan dengan email, saya di-mention oleh seseorang yang memberikan ucapan selamat. Sempat heran juga, darimana anak ini tahu saya yang menang? Selanjutnya saya cek ke web Qbaca dan Alhamdulillah, nama saya ada di urutan kedua. Dan seseorang itu ternyata salah satu finalis juga di acara babak final kemarin. Kalau nggak salah kamu yang di depan saya kan ya? 🙂

Terima kasih untuk pihak Qbaca atas kepercayaannya. Dan juga terima kasih untuk seorang teman yang sudah ‘memaksa’ saya mengikuti lomba resensi ini.. hehe. Eh, tapi sudah layak di-publikasi-kan kan ya kemenangan ini? hehe 🙂

Pengumuman lengkapnya bisa dilihat di sini.

qbaca